Peti Jenazah Brigadir J

Video Tangis Histeris Meraung-raung Saat Keluarga Minta Peti Jenazah Brigadir J Dibuka tapi Ditolak

Beredar video keluarga Brigadir J menangis histeris hingga ayah dan ibunya meraung-raung meminta peti jenazah Brigadir J dibuka tapi ditolak oleh poli

ist
Beredar video keluarga Brigadir J menangis histeris hingga ayah dan ibunya meraung-raung meminta peti jenazah Brigadir J dibuka tapi ditolak oleh polisi. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Beredar video keluarga Brigadir J menangis histeris hingga ayah dan ibunya meraung-raung meminta peti jenazah Brigadir J dibuka tapi ditolak oleh polisi.

Tampak Samuel memukul-mukul peti jenazah yang didalamnya Brigadir J sudah membeku.

Video tersebut dibagikan oleh keluarga Brigadir J agar menjadi viral.

Diungkapkan oleh Samuel Hutabarat saat polisi mendatangi rumahnya untuk mengantarkan jenazah anaknya yang tewas karena baku tembak di rumah Kadiv Propam polri.

Baca juga: Satu Persatu Ahli Sebut Janggal, Psikolog Sebut Lokasi Pelecehan Dilakukan Brigadir J Tak Masuk Akal

Menurut Samuel, polisi datang ke rumahnya mengantarkan jenazah Brigadir J pada Sabtu, 9 Juli 2022 sekitar pukul 14.00 WIB.

Pada saat itu, lanjut Samuel, pihak keluarga sempat bersitegang dengan polisi yang mengantarkan jenazah Brigadir J.

Penyebabnya, pihak keluarga dilarang membuka peti jenazah Brigadir J.

Saat itu, polisi tidak menjelaskan alasan mengapa pihak keluarga dilarang membuka peti jenazah Brigadir J.

"Kita dilarang, tetapi tidak dijelaskan alasan kenapa peti jenazah tidak boleh dibuka," kata Samuel dikutip dari Kompas.com pada Rabu (13/7/2022).

Selain tidak boleh membuka peti jenazah Brigadir J, kata Samuel, pihak keluarga juga dilarang untuk mengambil gambar jenazah Brigadir J.

Setelah lama bersitegang, akhirnya pihak keluarga diperbolehkan membuka peti jenazah Brigadir J.

Namun, dengan catatan hanya orang tua, saudara kandung, dan bibi yang boleh melihatnya.

CEK VIDEONYA DISINI

Analisa Ahli

Kasus penembaan yang menyebabkan tewasnya Brigadir J kini mendapatkan perhatian dari sejumlah pihak.

Hal tersebut kini mendapatkan perhatian dari ahli forensik.

Seorang Ahli Forensik dari RSUD Banten Budi Suhendar menyebut jika luka sayatan di tubuh Brigadir J bukan karena peluru.

Kasus Brigadir J ditembak sesama Polisi menjadi sorotan publik.

Banyaknya kejanggalan membuat penyebab kematian Brigadir J atau Brigadir Yosua menjadi pertanyaan besar.

Keluarga tidak percaya kematian Brigadir J yang ditembak Bharada E karena melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Seorang Ahli Forensik dari RSUD Banten Budi Suhendar menyebut luka sayatan pada korban tewas Brigadir J tidak mungkin berasal dari peluru yang ditembakan.

Sebab, menurutnya, luka sayatan dalam istilah forensik adalah luka terbuka akibat kekerasan benda tajam dengan tepi luka yang rata dan dalam.

"Luka sayatan adalah istilah untuk luka terbuka akibat kekerasan tajam dengan tepi luka yang rata yang umumnya panjang luka lebih besar dari dalamnya luka, yang umumnya tidak terlalu dalam," ujar Budi saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (12/7/2022).

Budi menjelaskan, proyektil peluru mungkin saja bisa mengakibatkan luka terbuka, tapi hanya dangkal.

Dalam istilah forensik, luka terbuka dangkal akibat proyektil tidak disebut dengan luka sayatan.

"Kita tidak sebut dengan luka sayatan, dan umumnya tepi lukanya tidak rata," tutur Budi.

Diberitakan sebelumnya, Polri menyebutkan, adanya sayatan di tubuh jenazah Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang tewas dalam baku tembak di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo, terjadi akibat proyektil yang ditembakkan oleh Bharada E.

“Iya, itu sayatan itu akibat amunisi atau proyektil yang ditembakan Bharada E,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/7/2022). 

Menurut Ramadhan, proyektil yang ditembakan itu mengenai tubuh Brigadir J sehingga membuat luka seperti sayatan.

Adapun Brigadir J dan Bhadara E melakukan aksi saling tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022).

Aksi baku tembak itu diduga dipicu tindakan Brigadir J yang melecehkan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Ferdy Sambo dengan menodongkan senjata pistol ke kepalanya.

Adapun, Bharada E membalas dengan dengan kali tembakan. Kendati demikian, Ramadhan tidak menjelaskan lebih lanjut soal luka tembakan dalam kejadian itu.

“Walaupun lima tembakan, ada satu tembakan yang mengenai tangan kemudian tembus ke badan, jadi kalau dibilang ada tujuh lubang tapi lima tembakan itu ada satu tembakan yang mengenai dua bagian tubuh termasuk sayatan itu,” ujar dia.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved