Petani Inovatif HUT Tribun Sumsel
Petani Inovatif HUT Tribun Sumsel, Muhammad Sopli Bikin Pupuk Organik Cair dari Urine Sapi
Petani asal Muratara membuat pupuk cair dari urine sapi. Temuan itu bermula karena mahalnya membeli pupuk.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA- Muhammad Sopli, petani di Desa Lubuk Kemang, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, berinovasi menyulap kotoran hewan menjadi cairan penyubur tanaman.
Sang inovator yang membuat pupuk secara mandiri dari urine sapi. Ia mengenalkan inovasinya itu dengan sebutan pupuk organik cair (POC).
Sopli panggilan akrabnya sebenarnya bukan petani tunggal, melainkan berkelompok.
Ia memimpin kelompok tani yang diberi nama Mulya Tani. Kelompok mereka berjumlah 20 orang petani.
"Kami semuanya ada dua puluh orang, satu kelompok, rata-rata bersawah menanam padi. Kalau saya punya sawah juga, sekarang coba (menanam) bawang merah," kata Sopli diwawancarai Tribun Sumsel di rumahnya, Sabtu (11/6/2022).
Ia menjelaskan, awal mula berinovasi membuat POC dari urine sapi beranjak dari mahalnya harga pupuk.
Sopli prihatin dengan para petani yang tergabung di kelompoknya tak sanggup lagi membeli pupuk.
Mereka sebenarnya sudah mendapat bantuan pupuk dari pemerintah. Namun bantuan yang diberikan terbatas sehingga tidak mencukupi kebutuhan pupuk untuk pertanian mereka.
"Misalnya padi, kalau tidak diberi pupuk padinya kurang bagus, sedangkan petani kita kurang mampu untuk membeli pupuk, sangat sulit karena harganya tinggi. Dari pemerintah ada bantuan tapi terbatas," katanya.
Sopli dan kawan-kawan harus memutar otak mencari solusi. Kelompok tani ini juga memiliki ternak sapi. Mereka mendapatkan sapi setelah mengajukan proposal kepada pemerintah daerah.
Awalnya mereka mendapat bantuan 15 ekor sapi. Peliharaan mereka kemudian beranak-pinak dan kini sudah bertambah menjadi 20 ekor.
Dari situ, Sopli melihat kotoran sapi mereka terbuang sia-sia ke dalam parit.
Sopli kemudian mencari informasi dan belajar bagaimana memanfaatkan kotoran sapi itu untuk menjadi pupuk. Alhasil, mereka belajar dengan konsultan pertanian bernama Rusli yang juga staf khusus Bupati Muratara.
"Beliau yang mendampingi kami dalam pembuatan pupuk organik ini. Kami sangat berterima kasih kepada beliau. Kami juga berterima kasih dengan Pemkab Muratara dalam hal ini Dinas Pertanian yang telah mensupport kami," katanya.

Sopli membeberkan, pupuk organik dari urine sapi yang diproduksinya saat ini masih sedikit.