Petani Inovatif HUT Tribun Sumsel
Petani Perempuan Inovatif di OKU Timur, Manfaatkan Limbah Sapi Jadi Nilai Ekonomis Bagi Masyarakat
Anteng Sugiarti, perempuan usia 30 tahun memiliki inovasi bidang pertanian. Warga Buay Madang OKU Timur ini membuat pupuk granule dari kotoran sapi.
Penulis: Edo Pramadi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Anteng Sugiarti, perempuan usia 30 tahun yang memiliki inovasi kreatif dan bernilai ekonomis di bidang pertanian.
Berkat ketertarikanya di bidang pertanian, lulusan Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris ini berhasil memberi manfaat bagi banyak orang khususnya para petani dan peternak sapi.
Warga Desa Aman Jaya, Kecamatan Buay Madang, Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Ini membuat inovasi pupuk kandang dari kotoran sapi yang dijadikan dalam bentuk granule (butiran-butiran kecil).
Karena adanya pupuk granule itu, para peternak sapi di sekitar juga bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
"Sebelumnya banyak peternak dan petani yang bingung membuang limbah (kotoran) sapi, sekarang itu tidak jadi masalah lagi. Limbah sapi itu kami hargai Rp 10 ribu/karung kecil untuk ongkos kirimnya," ucap Anteng.
Ketertarikan Anteng di bidang pertanian karena di dasari orang tuanya yang juga seorang petani dan juga peternak sapi.
"Saat itu kesulitan membuang limbahnya, kemudian saya dengan orang tua saya sepakat membuat pupuk," bebernya.
Proses pembuatan pupuk kandang granule ini membutuhkan bahan-baku (kotoran sapi), lalu di fermentasi, penghancuran, granulasi (dibuat jadi butiran kecil), pengeringan, disortir dan terakhir pengemasan.
"Setelah diaplikasikan ternyata hasilnya cukup memuaskan bagi petani, manfaat pada tanaman bisa menekan penggunaan produk kimia yang relatif mahal sehingga di tengah kelangkaan pupuk, pupuk granule ini bisa menjadi alternatif solusi bagi petani namun dengan hasil pertanian dengan cukup memuaskan," jelasnya.
Saat ini pemanfaatan pupuk granule dari Anteng ini sudah digunakan petani dan menyebar ke beberapa wilayah di OKU Timur.
"Karena permintaan semakin tinggi disini sudah ada 2 pekerja, permintaan itu tinggi saat musim tanam bisa mencapai 300 sak (karung) perbulan," tutupnya.
Baca berita lainnya langsung dari google news.