Berita Lubuklinggau

Cegah Penyakit Mulut dan Kuku, Sapi Masuk Lubuklinggau Wajib Karantina 14 Hari

Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau, telah menyusun standar operasional prosedur (SOP) untuk mengantisipasi masuknya ternak terjangkit (PMK).

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM/EKO
Kepala Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau, Eka Ardi Aguscik 

Laporan wartawan Tribumsumsel.com, Eko Hepronis

 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU --Menyebarnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan (Sumsel), membuat Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau mulai memberlakukan aturan ketat.

Terbaru, Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau, telah menyusun standar operasional prosedur (SOP) untuk mengantisipasi masuknya ternak terjangkit (PMK).

Salah satu SOP itu mengharuskan hewan ternak yang akan masuk ke wilayah Kota Lubuklinggau harus menjalani karantina selama 1-14 hari.

Kepala Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau, Eka Ardi Aguscik mengatakan karantina minimal 1 hari dan maksimal 14 hari tersebut untuk memutus mata rantai penyebaran PMK di Lubuklinggau.

"Hanya saja karena kita (Kota Lubuklinggau) tidak punya tempat karantina khusus, maka hewan ternak yang baru datang di karantina di kandang masing-masing dengan cara dipisah dengan yang lama," kata Eka pada wartawan, Senin (23/5/2022).

Eka menyampaikan, mulai pemberlakuan isolasi ini semenjak keluarnya edaran dari Wali Kota Lubuklinggau, bahkan awalnya 12 Mei dirinya sudah mengeluarkan surat edaran.

"Lalulintas hewan kita minta diawasi, kemudian ditindak lanjuti dengan edaran dari pak wali kota," ujarnya.

Eka pun menjelaskan untuk sapi yang terpapar positif PMK data terakhir masih 10 sapi, semuanya sudah putus mata rantainya,

sementara empat sapi kemarin  baru terindikasi tapi sudah dilakukan potong paksa.

"Bahasanya sekarang lalulintas hewannya kita pantau, kalau ada hewan masuk dari luar kita isolasi atau karantina, sekarang belum ada tambahan kasus lagi, karena semuanya sudah di putus jadi 0 kasus," ungkap Eka.

Menurut Eka yang empat ekor sapi yang mati pertama di Kelurahan Marga Rejo belum tentu positif PMK karena baru sebatas dugaan, tapi oleh pemiliknya langsung dimusnahkan.

"Sementara sisanya itu kita minta untuk dilakukan potong paksa, untuk memutus rantainya, sekarang kasusnya di Lubuklinggau kosong tidak ada kasus" ungkapnya.

Kemudian di internal Dinas Pertanian sudah membentuk tim lintas bidang bergerak dengan kecamatan, kelurahan, membantu menyebarkan informasi.

"Kita juga sudah bantu selebaran juga bila ada menemukan kasus kita minta segera melapor ke nomor yang sudah kita sampaikan pada masyarakat," paparnya.

Ada tiga tiga nomor kontak yang bisa di hubungi para peternak atau masyarakat yakni: drh Ispan Randi (085200531571), drh Filika Amalia (085268173657), Herdianto SP (081377515153).

Sementara, menghadapi lebaran Idul Adha kedepan sesuai rapat dengan pihak provinsi kemarin, lalu lintas harus benar-benar diawasi terutama yang masuk.

"Masuk harus ada keterangan surat kesehatan hewan, kalau keluar belum, karena kita bukan penghasil hewan," ujarnya.

Eka mengaku rata-rata sapi yang ada di Kota Lubuklinggau saat ini berasal  dari Lampung, sementara bila ditingkat peternak banyak dari Kabupaten Musi Rawas.

"Jumlah sapi di Lubuklinggau saat ini hanya mendekati 1000 lebih, kecil jauh bila dibanding dengan Musi Rawas, bila datang tergantung pengusahanya," ungkapnya.

Baca juga: Emosi Hingga Injak Leher Sesama Pedagang, Pria di Lubuklinggau Ditangkap Polisi

Untuk itu, Eka mengimbau kepada peternak untuk tidak perlu panik karena penyakit ini bisa sembuh, apalagi untuk umur yang di atas 3 tahun, dan penyakit ini tidak menular ke manusia.

"Kepada masyarakat bahwa penyakit ini aman di konsumsi, kecuali jangan memakan tempat penyakit menyerang," ujarnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved