Berita OKI

Pasca Warga Keluhkan Gatal-gatal, DLHK OKI Turun Ambil Sample Air Sungai Lingkis

DLHK OKI mengambil sample Sungai di Desa Lingkis, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir terkait dugaan pencemaran yang terjadi,

TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten OKI menindaklanjuti laporan dengan mendatangi lokasi dan menyusuri sungai yang diduga terindikasi terkena pencemaran limbah, Rabu (20/4/2022) sore. 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG- Pasca adanya keluhan masyarakat Desa Lingkis, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir yang mengalami gangguan kulit akibat air sungai di sekitar tempat tinggal diduga tercemar. 

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten OKI lantas menindaklanjuti laporan tersebut, dengan mendatangi lokasi dan menyusuri sungai yang diduga terindikasi terkena pencemaran limbah, Rabu (20/4/2022) sore.

Dari pantauan Tribunsumsel.com, terlihat kandungan air sudah tercemar dan berwarna kuning kecoklatan serta berminyak. 

Tidak jauh dari lokasi, memang ada sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit milik PT. SUN Sawit.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) OKI, Aris Panani mengatakan saat ini turun ke lapangan guna mengidentifikasi bersama apakah sungai ini benar tercemar atau tidak.

"Kalau secara kasat mata memang terlihat ada seperti lemak (minyak) dan juga ada kandungan zat besi (Fe)," ujar Aris. 

"Tapi belum bisa kita pastikan karena menunggu hasil laboratorium Provinsi dengan mengambil sampel di 3 titik sungai," ujar Aris lebih lanjut.

Sementara diungkapkan Aris, untuk hasilnya menunggu 10 hari ke depan.

Nantinya jika terbukti air sungai tercemar akibat limbah pabrik, maka sanksi akan dilayangkan kepada pabrik tersebut.

"Iya kita lihat dulu hasil dan indikasinya, apakah hasilnya melebihi ambang batas zat-zat tertentu,"

"Kalau sudah keluar hasilnya nanti tim ketahanan kita menindaklanjuti bersama dinas lingkungan hidup kabupaten dan provinsi," bebernya.

Ketika ditanya mengenai kebijakan kepedulian pabrik terhadap AMDAL selama ini, Aris menuturkan jika tindakan pihak pabrik sejauh ini sudah mencerminkan perusahaan yang layak lingkungan.

"Pabrik ini pernah kita lihat jika untuk kolam penampungan limbahnya sudah tersedia dan memenuhi syarat Amdal,"

"Bahkan tiap semester juga mereka lakukan uji limbah di sungai-sungai sekitar pabrik, dan setiap bulan juga mengirimkan hasil lab terkait limbah," jelasnya.

Sehingga, masih kata Aris belum dapat dipastikan sepenuhnya apakah yang ada di sungai ini adalah benar limbah yang asalnya dari pabrik kelapa sawit atau karena faktor alam di sini.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved