Berita Muratara
Penjelasan SPBU Rupit Muratara Soal BBM Jenis Pertalite Sering Kosong
SPBU Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sering kekosongan Bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Rahmat Aizullah
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite sering mengalami kekosongan di SPBU Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
Padahal SPBU Rupit ini berada di wilayah ibukota kabupaten dan di pinggir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang dilewati kendaraan dari berbagai daerah.
Sering kosongnya Pertalite di SPBU Rupit membuat para pengendara terpaksa membeli BBM jenis Pertamax, meskipun harganya mahal.
Perbedaan harga antara Pertamax dan Pertalite cukup signifikan, dimana Pertamax seharga Rp 12.750 per liter dan Pertalite Rp 7.650 per liter.
"Kalau Pertamax ada (di SPBU Rupit), tapi agak keberatan karena mahal. Kalau Pertalite masi lah terjangkau tapi itulah sering kosong," ujar warga setempat, Jon, Minggu (17/4/2022).
Sebelumnya, pengawas SPBU Rupit, Hamka mengungkapkan sering kosongnya BBM jenis Pertalite di SPBU tersebut karena faktor jadwal BBM masuk.
Menurut dia, Pertalite masuk ke SPBU Rupit sebanyak tiga kali dalam seminggu dengan kuota 8.000 liter.
"Di kita masuknya seminggu tiga kali, cuma delapan ton. Delapan ton itu biasanya habis dalam waktu delapan jam, sehari habis, itulah kadang besok lusa kosong, nunggu masuk lagi," katanya.
Hamka menyebut Pertalite biasanya tiba di SPBU Rupit pada malam hari, namun akan dijual pada esok paginya.
Ia menegaskan bahwa di SPBU Rupit saat ini tidak menjual BBM pada malam hari.
"Kita tidak ngisi malam, minyak datang sore atau malam, tapi jualnya besok pagi," ujarnya.
Saat disinggung banyaknya penjual BBM eceran di sekitaran SPBU, Hamka mengaku tak mengetahui mereka dapat BBM darimana.
Baca juga: Sudah Jadi Tersangka Kasus Bawaslu Muratara, Aceng Mangkir Panggilan Kejari
Ia menegaskan SPBU Rupit menjual BBM sudah sesuai aturan, dengan tidak melayani jeriken, drum, atau menggunakan tangki modifikasi.
"Kalau itu tidak tahu kami, kadang kami kosong mereka tetap ada, tidak tahu mereka dapat dari mana. Yang jelas kita jual sesuai aturan maksimalnya, tidak boleh pakai jeriken apalagi tangki modifikasi," katanya.