Berita Ogan Ilir
Daripada Saya Mati, Pengakuan Pembacok Pemotor di Jalintim Palembang-Indralaya
Polisi meringkus Pelaku Pembacokan Rasyid di jalan lintas Palembang-Indralaya hingga Rasyid Tewas dengan sejumlah luka bacok.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA- Dua tersangka pembacokan terhadap Rasyid Ghandi (32 tahun), pemotor di jalan lintas Palembang-Indralaya, diringkus polisi di Muaraenim.
Kedua tersangka yakni Safri (47 tahun) dan Zainal (38 tahun) yang merupakan dua bersaudara.
Di hadapan polisi, tersangka Safri mengaku nekat membunuh korban karena merasa terancam.
"Saya ada persoalan pribadi dengan korban. Sejak tiga bulan terakhir, jujur saya tidak berani pulang ke rumah di Muaraenim karena takut diadang korban," kata tersangka saat dipaparkan di Mapolres Ogan Ilir, Minggu (17/4/2022) petang.
Persoalan pribadi ini, lanjut tersangka, sejak dia menjabat Kades Tapus, Kecamatan Lembak, Muaraenim.
Sempat tersiar kabar bahwa tersangka dan korban bertikai karena persoalan Pilkades beberapa tahun lalu, namun tersangka membantahnya.
"Kalau saya ribut dengan korban sejak saya jadi kades dulu, memang iya. Tapi kalau karena Pilkades, saya pastikan bukan," tegas tersangka.
Menurut ayah tiga anak ini, korban merupakan jagoan kampung dan cukup disegani di lingkungan tempat tinggalnya.
Hingga pada Sabtu (16/4/2022) petang, tersangka berpapasan dengan korban di wilayah Lembak.
Tersangka beserta adiknya yang mengendarai mobil, lalu berputar arah dan membuntuti korban yang mengendarai sepeda motor bersama istri dan kedua anaknya.
"Sempat kehilangan jejak korban, akhirnya ketemu jejak korban di jalan lurus (lintas Palembang-Indralaya). Saya setop, terus saya tusuk dan bacok korban," ungkap tersangka.
"Saya terpaksa, daripada saya mati duluan," imbuhnya.
Saat menusuk korban, lanjut tersangka, istri korban sempat melindungi suaminya sehingga ikut terkena sabetan pisau dan parang.
"Kalau istri korban, jujur tidak saya incar. Saya hanya emosi sama suaminya saja," ujar tersangka yang habis masa jabatan Kades Tapus pada 2019 lalu ini.
Setelah menusuk korban hingga terkapar, kedua tersangka kembali ke kediaman mereka di Tapus.
Sementara Kapolres Ogan Ilir AKBP Yusantiyo Sandhy menerangkan, korban Rasyid pun tewas dengan luka bacok di bagian kening, leher, perut dan punggung.
Sementara Wulandari, istri korban juga mengalami luka bacok di tangan dan kepala, namun sempat melarikan diri.
"Jadi ada dua korban pembacokan, satu orang meninggal dan satu orang lainnya kritis. Untuk dua anak, alhamdulillah selamat tidak terjadi apa-apa," jelas Yusantiyo.
Polisi pun bergerak cepat dengan menangkap dua pelaku, beberapa jam setelah peristiwa pembacokan tersebut.
"Kedua pelaku diamankan pagi tadi sekira pukul 03.00. Motifnya karena dendam dan barang bukti parang serta pisau juga kami amankan," ungkap Yusantiyo.
Baca juga: Update Pembacokan di Jalintim Palembang-Indralaya, Rasyid Kirim Pesan Sebelum Tewas
Keterangan polisi ini juga sekaligus membantah spekulasi yang berkembang bahwa korban tewas karena dibegal.
"Kedua tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara atau seumur hidup. Terancam hukuman mati juga," jelas Yusantiyo.
Keluarga Rasyid: Nyawa bayar nyawa
Keluarga telah memakamkan Rasyid Ghandi (34) warga Desa Tapus Kecamatan Lembak, Muara Enim yang menjadi korban pembunuhan di Jalan Lintas Palembang-Indralaya, pada Sabtu (16/4/2022) malam.
Jenazah korban dimakamkan di TPU Sungai Pedado usai waktu Zuhur.
Korban dibawa ke rumah duka keluarga yang berlokasi di Jalan H Sarkowi B, Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati.
Sedangkan istrinya Wulandari (27) masih dirawat intensif di RSUP Muhammad Hoesin, karena mengalami tulang tengkorak yang pecah.
Dari informasi yang dihimpun, istri korban belum sadarkan diri hingga pukul 16:00 WIB pasca operasi.
Diketahui korban terakhir kali berkomunikasi dengan kakak kandungnya Darwis (41), sebelum ia berangkat dari rumah menuju Palembang.
Saat dijumpai di rumah duka Darwis menceritakan ketika adiknya itu memberikan pesan WhatsApp kepadanya dengan gelagat yang agak kasar.
"Sebelum maghrib almarhum WhatsApp saya dia mau kesini katanya gitu, ke Palembang sama istri dan anaknya. Tapi dilihat dari pesan yang dia tulis seperti kasar sekali kelihatannya, " kata Darwis.
Setelah di kabari, Darwis pun membalas pesan tersebut dan tidak ada jawaban lagi dari almarhum Rasyid.
Lalu sekitar pukul 18:58 WIB istri Rasyid menelponnya dan memberi tahu kalau mereka dibegal.
"Istrinya nelpon, 'kak kami keno begal, tolongi kami', " singkatnya.
Mendengar itu pun Darwis berangkat menuju lokasi dan mendapat informasi bahwa adiknya sudah di rumah sakit BARI setelah mendapat bantuan dari salah satu warga yang melintas untuk membantu mengangkut korban.
Ciri-ciri pelaku dikenali oleh anak korban yang berusia 9 tahun inisial FB karena sempat ribut dengan korban beberapa waktu lalu.
Ia juga mengakui jika sang adik sempat memiliki masalah dengan pelaku ketika Pilkades Tapus beberapa waktu lalu.
Namun terakhir kali masalah tersebut sudah selesai sekitar satu bulan lalu.
"Saya tidak terlalu tahu detil masalahnya, cuma pengakuan warga yang tinggal disana, (masalahnya) begitu. Adik saya juga pernah bilang ke saya kalau masalahnya sudah selesai, saya tidak menyangka kalau masih ada dendam dari pelaku sampai menghabisi nyawanya, " tuturnya.
Mendengar pelaku sudah ditangkap Polres Oga Ilir, ia berharap pelaku dihukum setimpal.
"Kami ingin dihukum seberat-beratnya, nyawa bayar nyawa,," katanya.