Berita Muratara
8 Ribu Liter Solar Habis Dalam 8 Jam di SPBU Rupit Muratara, Mobil Tak Boleh Lagi Menginap
Antrean kendaraan menunggu solar datang di SPBU Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) kini sudah dilarang oleh pihak SPBU.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Antrean kendaraan menunggu solar datang di SPBU Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) kini sudah dilarang oleh pihak SPBU.
Biasanya, meski sedang kosong, sejumlah kendaraan sudah mengular antre untuk membeli solar di SPBU Rupit sejak sore hingga menginap semalaman.
Deretan mobil truk dan juga ada mobil pribadi kijang kapsul yang menginap itu sengaja ditinggalkan oleh pemiliknya terparkir di SPBU.
Mobil-mobil tersebut diyakini merupakan milik warga setempat, karena sopirnya tidak ada dalam mobil atau terlantar di sekitaran SPBU.
"Sekarang tidak boleh lagi antre dalam SPBU (saat solar kosong), pemberitahuannya sudah kami pasang," kata pengawas SPBU Rupit, Hamka pada TribunSumsel.com, Jumat (8/4/2022).
Hamka menyatakan BBM jenis solar bersubsidi yang dijual di SPBU Rupit ini seharga Rp 5.150 per liter.
Menurut dia, solar masuk ke SPBU Rupit sebanyak tiga kali dalam seminggu dengan kuota 8.000 liter.
"Di kita masuknya seminggu tiga kali, cuma delapan ton. Delapan ton itu biasanya habis dalam waktu delapan jam, sehari habis, itulah kadang besoknya kosong, nunggu masuk lagi," katanya.
Hamka menyebut solar biasanya tiba di SPBU Rupit pada malam hari, namun akan diisi ke kendaraan pada esok paginya.
Ia menegaskan bahwa di SPBU Rupit saat ini tidak mengisi BBM pada malam hari.
"Kita tidak ngisi malam, solar datang sore atau malam, tapi ngisinya besok pagi. Itulah pagi-pagi mau ngisi itu sudah panjang antrean. Yang jelas kita jual sesuai aturan maksimalnya," kata Hamka.
Sementara itu, salah seorang sopir truk, Peri mengungkapkan sering menginapkan mobilnya di SPBU Rupit semalaman karena khawatir tak kebagian solar pada esok harinya.
"Kalu kito idak tarok (antre) mobil kito di situ (dalam SPBU) dari sore, besok paginyo sudah panjang antrean, dak kebagian lagi kito. Solarnyo kan dikit cuma delapan ton, buka pagi zuhur lah abis," katanya.
Baca juga: Bawaslu Sumsel Tanggapi Komisioner Bawaslu Muratara Jadi Tersangka dan Ditahan
Peri mengatakan biasanya mobil truknya sekali antre membeli solar sebanyak 80 liter atau sekitar Rp 400 ribuan.
Truknya biasa digunakan untuk usaha angkutan seperti mengangkut pasir, barang-barang, dan lain-lain.
"Biaso aku ngisi 400 ribu, tangki truk aku ini isi 100 liter, biasonyo besiso sekitar 20 liter, jadi ngisi cuma 80 liter. Antrenyo cuma sekali itulah, idak dikasih orang lagi kalu kito muter lagi," katanya.