Berita Muratara
Ingatkan Pelayanan SPBU, Anggota DPRD Muratara Hadi Subeno: Jangan Ada Permainan
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Hadi Subeno mengingatkan seluruh pengelola SPBU di daerah ini.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Rahmat Aizullah
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Hadi Subeno mengingatkan seluruh pengelola SPBU di daerah ini.
Hadi meminta pengelola SPBU untuk melayani masyarakat pembeli dengan baik, jangan sampai ada permainan dalam penjualan BBM.
"Saya sudah ke SPBU Rupit, sudah titip pesan ke pengelolanya, layani masyarakat dengan baik, termasuk di SPBU lainnya," ujar Hadi Subeno pada TribunSumsel.com, Selasa (5/4/2022).
Menurut dia, yang menjadi sorotan pihaknya saat ini adalah BBM jenis solar yang dijual di SPBU Rupit.
Apalagi ramai di berita massa terjadi kelangkaan solar di sejumlah daerah di Indonesia.
Ia melihat akhir-akhir ini di SPBU Rupit terjadi antrean panjang kendaraan untuk membeli BBM jenis solar bersubsidi.
Mengingat SPBU Rupit ini berada di wilayah ibukota kabupaten dan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).
"Terutama solar, kadang-kadang antre panjang, sudah nunggu lama-lama ternyata tidak dapat, orang marah.
Layani semuanya, kalau ada sedikit, isi sedikit, bagi-bagi, jangan ada yang dapat banyak, ada yang tidak kebagian, orang sama-sama beli," ujar Hadi.
Ia menyarankan pengelola SPBU Rupit untuk mengatur penyaluran solar dengan baik, jangan sampai ada permainan.
"Jangan sampai terjadi kesalahan, ketidaksinkronan, bayangkan kalau ada CCTV di sana, harusnya ada," katanya.
Hadi juga menyinggung soal BBM jenis Pertamax yang baru saja naik signifikan, sementara Pertalite sering kosong di SPBU Rupit.
Alhasil masyarakat pengendara terpaksa membeli pertamax dengan harga yang mahal, karena tak ada pilihan lain.
"Kasihan masyarakat, mau beli pertamax mahal, pertalite kosong, kalau premium sudah lama hilang," ujar Hadi.
Sementara itu, pengawas SPBU Rupit, Hamka mengungkapkan sering kosongnya solar dan pertalite di SPBU tersebut karena faktor jadwal BBM masuk.
Menurut dia, BBM masuk ke SPBU Rupit sebanyak tiga kali dalam seminggu dengan kuota 8 ton.
"Di kita masuknya seminggu tiga kali, cuma delapan ton. Delapan ton itu biasanya habis dalam waktu delapan jam.
Kalau lagi ramai sehari habis, itulah kadang besoknya kosong, nunggu masuk lagi," katanya.
Baca juga: Pasar Bedug Bikin Jalan Macet, Pemkab Muratara Sediakan Tempat Luas Gratis Malah Kosong
Saat disinggung banyaknya penjual BBM eceran di sekitaran SPBU, Hamka mengaku tak mengetahui mereka dapat BBM darimana.
Ia menegaskan SPBU Rupit menjual BBM sudah sesuai aturan, dengan tidak melayani jeriken, drum, atau menggunakan tangki modifikasi.
"Kalau itu tidak tahu kami, kadang kami kosong mereka tetap ada, tidak tahu mereka dapat dari mana. (Jeriken) tidak melayani lagi kami, (tangki modifikasi) tidak ada," katanya.