Berita Nasional
Sebut Pemerintah Sudah Banyak Beban, Politisi PDI Minta Masyarakt Tak Usah Ribut Pertamax Naik
Politisi PDIP Arif Wibowo meminta masyarakat untuk tenang, dan tak terpancing atas dampak kenaikan harga Pertamax.

"Tentu pemerintah mengambil kebijakan seperti itu bukan tanpa sebab musabab. Saya kira situasi ekonomi kita di tengah pandemi memang masih dalam situasi yang belum sepenuhnya pulih."
"Terutama terkait kepentingan rakyat kecil soal daya beli masyarakat kita. Maka Partai pun bahkan sudah disampaikan kepada DPR, pemerintah diminta untuk berkemampuan mengendalikan harga-harga barang pokok apalagi menjelang lebaran," ujarnya.
Baca juga: Politikus PDIP Minta Masyarakat Jangan Ribut Soal Harga Pertamax Naik
Baca juga: Erick Thohir Akhirnya Angkat Bicara Usai Harga Pertamax Naik, Masyarakat Beralih ke Pertalite
Di sisi lain, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera juga turut menyoroti kenaikkan harga Pertamax dan PPN hingga 11 persen.
Menurut Mardani, kenaikkan tersebut merupakan berita buruk bagi rakyat.
Sebab, ia menilai, masyarakat golongan ke bawah di beberapa tempat juga turut menggunakan Pertamax.
"Pertama tentu ini berita buruk bagi rakyat, Pertamax sendiri di beberapa tempat dikonsumsi oleh masyarakat kelas bawah karena memang tidak ada jaringan SPBUnya sehingga yang sering tersedia adalah Pertamax sehingga tetap memukul masyarakat kelas bawah," jelas Mardani dalam tayangan Youtube Kompas TV, Minggu (3/4/2022).
Untuk itu, ia meminta agar pemerintah segera menemukan akar permasalahan dari naiknya harga Pertamax dan PPN hingga berimbas kepada kenaikkan komoditas lain.
"Tapi saya ingin menggarisbawahi ini sebetulnya sebuah kado pahit, PPN naik, Pertamax naik, minyak goreng hilang dan kalau kita lihat akarnya akan selalu begini."
"Pemerintah harus segera menemukan solusi dari akar masalah dari kenaikan komoditas itu," tegasnya.
Bahkan, menurut Mardani, kenaikkan harga-harga tersebut turut menimbulkan dampak kepada produktivitas nasional dan ketahanan keluarga.
Sebab, di masyarakat golongan ke bawah, banyak ibu-ibu dan bapak-bapak yang waktunya terbuang hanya untuk mendapatkan minyak goreng dan bahan bakar solar.
"Kalau di masyarakat bawah bahasanya ibu-ibu harus ngantri karena minyak goreng, bapak-bapak ngantri karena solar yang hilang, sehingga banyak ibu bapak yang terbuang waktunya."
"Tentu ini menurunkan produktivitas nasional bahkan ketahanan keluarga dan ini bukan perkara kecil apalagi memasuki bulan Ramadhan yang mestinya seluruh masyarakat Muslim bisa konsentrasi untuk melakukan ibadah," ujarnya.
Erick Thohir Minta Maaf Harga Pertamax Naik
Sebelumnya diberitakan, harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax resmi naik menjadi Rp 12.500 - Rp 13.000 per liter mulai Jumat (1/4/2022).