Berita Nasional
Sebut Pemerintah Sudah Banyak Beban, Politisi PDI Minta Masyarakt Tak Usah Ribut Pertamax Naik
Politisi PDIP Arif Wibowo meminta masyarakat untuk tenang, dan tak terpancing atas dampak kenaikan harga Pertamax.

TRIBUNSUMSEL.COM - BBM merupakan salah satu kebutuhan bagi masyarakat di Indonesia.
Salah satu banyak yang digunakan oleh masyarakat ialah pertamax.
Namun, beberapa waktu belakang harga pertamax naik.
Politisi PDIP Arif Wibowo meminta masyarakat untuk tenang, dan tak terpancing atas dampak kenaikan harga Pertamax.
Selain itu, Arif juga mengimbau masyarakat legawa atas kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Sebab, jika Pertamax dan PPN tak naik, beban pemerintah sangat berat, dampak dari pandemi virus corona.
Seperti diketahui, pemerintah menaikkan harga Pertamax menjadi Rp 12.500 - Rp 13.000 per liter mulai 1 April 2022.
Harga Pertamax naik sebesar Rp 3.500 hingga Rp 3.600 per liter dari sebelumnya Rp 9.000 hingga Rp 9.400 per liter.
Selain itu, pemerintah juga menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10 persen menjadi 11 persen di hari yang sama.
Arif Wibowo yang menjabat Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP, menilai kenaikkan harga Pertamax tidak perlu diperdebatkan.
Sebab, menurutnya, masyarakat yang menggunakan Pertamax adalah masyarakat golongan menengah ke atas.
"Menyangkut Pertamax saya kira semua juga tahu yang mengonsumsi Pertamax itu golongan menengah ke atas, meskipun itu akan berdampak juga."
"Tapi saya kira bukan persoalan yang perlu diperdebatkan, justru karena itulah subsidi silang untuk rakyat miskin yang tidak mampu menjadi prioritas," kata Arif, dalam tayangan Youtube, Kompas TV, Minggu (3/4/2022).
Arif juga menilai, kenaikkan harga Pertamax dan PPN sudah dipikirkan secara matang oleh pemerintah.
Terlebih, kondisi ekonomi di Indonesia yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19.