Berita Nasional
Nasdem Akhirnya Angkat Bicara Usai Mohamad Taufik Disebut Bakal Bergabung dan Keluar Dari Gerindra
Tim Kerja Pemenangan Pemilu NasDem Jawa I Banten-DKI, Bestari Barus buka suara soal Mohamad Taufik yang diisukan pindah ke Partai Nasidem.
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNSUMSEL.COM, GAMBIR - Nama Mohamad Taufik kini masih terus menjadi perbincangan publik.
Hal tersebut tak lepas usai Mohamad Taufik resmi dicopot dari posisiinya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
Sejumlah isupun akhirnya berkembang.
Salah satunya ialah kepindahan Taufik ke sejumlah partai lainnya.
Yang terbaru, Tim Kerja Pemenangan Pemilu NasDem Jawa I Banten-DKI, Bestari Barus buka suara soal Mohamad Taufik yang diisukan pindah ke Partai Nasional Demokrat (NasDem).
Setelah mengakui dicopot partainya dari posisi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, berbagai isu kepindahan Taufik dari Partai Gerindra pun kian santer terdengar.
Di antaranya, politisi senior Gerindra itu ramai diisukan pindah ke NasDem.
Menanggapi hal ini, Bestari mengatakan hal yang diplomatis.
"Saya kira M Taufik adalah politisi senior yang cukup kiprahnya di DKI cukup cemerlang. Saya kira dia yang paling tahu, apakah dia akan pindah atau tetap dia Gerindra. Kalau dia pindah mau ke mana ya sesuai tentu dengan visi ataupun platform perjuangannya dengan Bang Taufik sendiri gitu," katanya saat dihubungi, Sabtu (2/4/2022).
Sehingga, mesti diisukan, Politisi NasDem ini bakal tetap terbuka untuk menyambut Taufik. Namun semuanya dikembalikan lagi kepada Taufik.
"Masalah Bang Taufik atau siapapun mau kemana itu kan ada, sulit kami mengomentarinya. NasDem kan partai terbuka yang boleh kemudian siapapun warga negara bangsa ini ingin menjadi anggotanya asal memenuhi persyaratan bisa diterima,"
"Jadi Nasdem tidak akan kegenitan kemudian mengajak-mengajak, merayu-merayu atau apa, tapi menyerahkan kembali kepada personalnya Taufik sendiri. Kita kan ngga tahu apakah dia pindah atau apa ya kalau pun dia diberhentikan dari Wakil Ketua DPRD DKI kan tidak otomatis diberhentikan sebagai kader, kan dia msih tercatat Anggota Fraksi Gerindra," tandasnya.
Baca juga: Partai Gerindra Disebut Rugi Besar Usai Mohamad Taufik Diisukan Bakal Bergabung ke PKB
Baca juga: Reaksi Tak Terduga M Taufik Usai Dicopot Gerindra Dari Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Karena Anies
Bukan Ke Nasdem, Taufik Bakal Pindah Ke PKB?
Mohamad Taufik mengaku telah dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra.
Hal ini diakuinya sendiri kepada awak media pada Jumat (1/4/2022).
Selanjutnya berhembus kabar bahwa dirinya bakal pindah ke Partai Nasional Demokrat (NasDem), seperti yang diisukan beberapa hari sebelum kabar pencopotan inu terkuak.
Namun, di hari yang sama pula santer terdengar informaai bahwa Taufik tak pindah ke NasDem, melainkan ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Bersumber dari satu diantara pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB DKI Jakarta, menyebutkan surat pencopotan Taufik di dewan sudah sampai ke meja Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi untuk diteken.
"Iya, masuk ke PKB,” ujar salah satu pengurus DPW PKB DKI Jakarta dikutip dari wartakotalive.com.
Selanjutnya, para awak media mencoba menggali informasi dari Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas.
Sayangnya ia justru menjawab secara diplomatis.
"Saya taunya bukan keluar dari Gerindra, tapi saya taunya Pak Taufik diganti sama Ibu Rani. Saya tahunya seminggu yang lalu lebih lah," ungkapnya.
Kendati begitu, ia juga mengakui bahwa partainya sangat terbuka menerima kehadiran Taufik bila ingin bergabung dan menjadi kader PKB.
Bahkan, ia bakal memberikan 10 jari untuk menyambut kehadiran Taufik.
"Wah kami terima dengan 10 jari," paparnya.
Sebagai informasi, merujuk pada Peraturan DPRD DKI Jakarta Nomor 1 tahun 2020 tentang Tata Tertib (Tatib) DPRD DKI Jakarta, pencopotan Taufik harus melalui rapat Paripurna lebih dulu.
Rapat ini tentunya harus dihadiri oleh eksekutif, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atau Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Selanjutnya, rapat paripurna baru bisa digelar jika peserta rapat memenuhi syarat kuorum atau 50 persen+1 orang.
Atau bila merujuk pada jumlah anggota DPRD DKI Jakarta yang berjumlah 106 orang, setidaknya minimal harus ada 54 anggota dewan yang hadir untuk mengikuti paripurna.
"Prosesnya sih nggak begitu panjang, dari Ketua DPRD turun ke bawah, paripurna selesai. Kalau paripurnanya kuorum, kalau nggak kuorum ya ga bisa dan tergantung dari ketua-ketua fraksi dari partai yang lain di DPRD DKI," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Isu Politisi Senior Gerindra Pindah Partai, NasDem: Kami Tidak Akan Kegenitan dan Merayu Bang Taufik.