Berita Kriminal
Sepak Terjang Hendry Susanto Bos Robot Trading Fahrenheit Tersangka Penipuan, Diduga Raup Rp5 T
Kiprah Hendry Susanto sebagai pemilik robot trading Fahrenheit disebut-sebut lebih sadis dari affiliator Indra Kenz dan Doni Salmanan. Lantaran Hendr
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri
TRIBUNSUMSEL.COM- Bos pengelola robot trading Fahrenheit, Hendry Susanto, kini ditangkap Bareskrim Polri atas dugaan investasi bodong berkedok binary option.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermanan membenarkan perihal penangkapan tersebut.
"Iya betul, sudah ditangkap di Jakarta," kata Whisnu melalui pesan singkat, dikutip dari Kompas.com, Rabu (23/3/2022).
Tertangkapnya Indra Kenz dan Doni Salmanan membuat para afiliator lain di Indonesia menjadi ketar-ketir takut terseret dalam kasus yang sama.
Termasuk bagi pemilik aplikasi robot trading Fahrenheit yang kini telah ditangkap polisi.
Diketahui, robot trading Fahrenheit dikelola oleh PT FSP Akademia Pro. Hendry Susanto diketahui menjabat sebagai direktur di perusahaan tersebut.
Hendry Susanto sendiri merupakan pengusaha di bidang investasi saham kripto.
Baca juga: 5 Fakta Hendry Susanto Bos Robot Trading Fahrenheit Ditangkap Polisi, Sempat Dikabarkan Kabur ke AS

Kiprah Hendry Susanto sebagai pemilik robot trading Fahrenheit disebut-sebut lebih sadis dari afiliator Indra Kenz dan Doni Salmanan.
Lantaran Hendry Susanto telah meraup keuntungan dari para korban Fahrenheit diduga mencapai Rp5 triliun.
Semenjak para afiliator disoroti hingga dipanggil polisi guna pemeriksaan atas kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan, Aktivitas trading aplikasi Fahrenheit mendadak hilang berhenti mempublikasi media sosial sejak 3 Februari 2022 lalu.
Baca juga: Aset Kekayaan Disorot, Begini Kilas Balik Perjalanan Karir Gilang Juragan 99, Sempat Jadi Tour Guide
Tercatat sejak Senin malam pada tanggal 7 Maret 2022, Fahrenheit dikabarkan mendadak Margin Call atau melakukan perubahan sistem.
"Mereka dengan sengaja selama satu jam me-margin-call-kan, me-loss-kan, semua investasi hilang dan itu diduga sampai Rp 5 triliun (dari keseluruhan korban)," ucap Chris Ryan, salah satu korban, saat ditemui di Bareskrim Polri.
Korban Binomo sendiri pernah mengungkapkan bagaimana aplikasi tersebut dinilai terasa banyak kejanggalan.
Melansir dari Tribunnews.com, salah satu korban telah melaporkan aplikasi Fahrenheit yang mana telah menelan 300 korban.