Berita Palembang

Cerita Aini, Pedagang Cireng Bandung di Palembang, Perkecil Ukuran Harga Tak Naik

Aini, pedagang cireng dan kuliner khas Bandung tetap bertahan meski harga bahan baku membuat cireng seperti tapoika, terigu, gula dan minyak naik

Penulis: Hartati | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM/HARTATI
Pekerja tengah mengolah cireng yang diproduksi vava house milik Aini, meski harga bahan baku naik Aini belum menaikkan harga jual dan menyiasati nya dengan memperkecil ukuran. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Melonjaknya sejumlah harga bahan pangan belakangan ini membuat pengusaha kuliner harus memutar otak agar tetap bisa berjualan juga mendapat untung. 

Menaikkan harga jual bukan solusi yang tepat saat ini karena kondisi ekonomi masih belum pulih dampak pandemi.

Dikhawatirkan pembeli enggan membeli jika menaikkan harga jual sehingga omset turun. 

Aini, pedagang cireng dan kuliner khas Bandung lainnya seperti seblak dan bakso aci memilih tetap bertahan meski harga bahan baku membuat cireng seperti tapoika, terigu, gula dan minyak harganya melambung.

Sementara itu minyak meski disebut harga Rp 14 ribu per liter tapi sulit menemukan barang subsidi itu sehingga mau tidak mau harus membeli minyak goreng di pasar dengan harga lebih mahal agar tetap bisa memproduksi kuliner olahannya. 

Menyiasati itu Aini memilih memperkecil ukuran bakso aci yang dijualnya dari semula 8 butir pentol besar diganti jadi 10 buah pentol kecil dengan harga jual tetap Rp 15 ribu per bungkus. 

"Disiasati ukurannya saja diperkecil jadi konsumen tidak berat sebab kalau harga naik mereka juga berat dan kalau ukuran tetapi harga sama rugi," kata Aini, Minggu (6/3/2022). 

Harga jual produk kuliner lainnya juga masih sama aci bunting Rp 20 ribu untuk 10 buah bakso aci isi ayam pedas, cireng kuah,  cireng kriwil dan seblak instan juga sama tetap Rp 10 ribu per bungkus. 

Aini juga mengeluarkan inovasi dengan menambah produk barunya yakni seblak instan.

Produk ini dibuat untuk memudahkan konsumen menikmati seblak instan sendiri di rumah dengan cita rasa asli produksinya namun dengan tingkat kematangan yang seusai. 

Selama ini Aini membuat seblak ini di rumahnya namun cita rasa seblak akan berubah jika sudah dimasak dan dibungkus saat makan di rumah karena lebih mengembang ukurannya sehingga sensasi makannya juga akan berbeda dengan makan di tempat.

Baca juga: Siasati Harga Kedelai Tinggi, Pengrajin di Palembang Kecilkan Ukuran Tempe

Oleh sebab itu dia membuat seblak instan jadi penikmat seblak tetap bisa menikmati kuliner ini dengan mudah karena cara memasaknya sama seperti memasak mi instan tinggal direbus dan semua bahan dicampur bumbu tumis yang sudah disediakan saja. 

"Semua bahan seblak didatangkan langsung dari Garut hanya bumbu tumisnya saya buat sendiri dengan resep rahasia sehingga bisa menikmati seblak fresh yang baru dibuat sendiri di rumah," kata Aini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved