Berita Palembang
Cerita Haji Halim, Tokoh Masyarakat Palembang, Usia 6 Tahun Sudah Pandai Berdagang
Haji halim merupakan Tokoh masyarakat palembang Sumsel. Ia merupakan pengusaha sukses nan dermawan yang disegani pengusaha hingga tokoh nasional
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Ditengah perjalanan ia dianggap kontraktor tempatnya bekerja, merupakan pekerja baik dan akan dijodohkan anaknya, akhirnya Halim muda merantau ke Pagar Alam sebagai tukang cat lemari.
Di suatu hari ia melihat banyak pedagang sayur di daerah Pagar Alam dan Empat Lawang yang banyak menghasilkan sayur, barang tersebut tidak laku karena tidak ada alat angkut ke luar kota karena ada permainan tengkulak.
Ia pun memberanikan membeli mobil truck untuk mengangkutnya ke daerah lain agar laku, sebagian bentuk sosialnya ke masyarakat.
Mengingat ia punya janji, jika kalau memiliki uang banyak ia akan membeli truk untuk membantu para pedagang sayur yang ada.
"Saya berpikir saat itu tahun 1965, kalau besok aku berduit (punya uang) aku akan beli truk dan akan aku angkut sayuran, sehingga terkenal perusahan Sentosa Jaya saat itu, dari awalnya 1 truk jadi 5 truk, " tuturnya.
Berjalannya waktu, Halim dijemput uwak dan kakaknya yang mengabarkan sangat ibu sakit karena memikirkannya, dan ia ingat omongan yang disampaikan jika tidak ikut permintaan sangat ibu maka dirinya akan berdosa.
"Akhirnya aku balek, karena emak sudah tidak ada suara, dan aku minta maaf dan ikut keputusan orang tua dengan memilih menjaga pabrik kayu milik bapak. Namun tetap ada syarat yang aku buat karena aku masih muda, jadi memimpin pabrik diatur waktunya kalau pagi aku, tapi setelah itu ponakan, uwak dan sebagainya, " bebernya.
Selama 1 tahun memimpin pabrik diusia 13 tahun, usaha pabrik kayu dipimpinnya maju dan menyuplai ke setiap daerah melalui perusahaan Sentosa Jaya.
Hal ini juga didukung sang istri tercinta saat itu dalam menekuni bisnis kayu yang dimiliki.
"Dimusim kayu kan zaman blok- blokan, dimana kayu ditebang dihutan dikatakan para kayunya tidak bagus oleh cukong, dimana yang bagus dibeli Rp 500 per kubik tapi non ekspor Rp 200 se kubik tapi mereknya diberi tanda L sudah dibelinya ditambahkannya E jadi ekspor. Aku mengetahui kelicikan mereka itu akhirnya aku masuk hutan dengan beli Rp 700 pernah kubik dari penebang, dan jadinya bejual galo sama aku dan cukong yang ada roboh semua, sehingga waktu itu aku disebut raja kayu, " tandasnya.
Baca juga: Cerita Syam Ayam, Dari Buruh Upah Rp 5100 per Hari, Jadi Bos Ayam Beromzet Miliaran
Dilanjutkan H Halim, rahasia sukses selama ini karena kerja keras yang ia lakukan dengan pengalaman semua pekerjaan yang ia miliki, dan jangan lupa untuk berbagi, mengingat apa yang diberikan adalah milik orang lain yang dititipkan Allah SWT melaluinya.
"Karena semua sudah dijalankan dan ini sekarang menengah keataslah, dan kita harus bersyukur dan selalu berbagi untuk yang bermanfaat seperti untuk ibadah, anak sekolah dan kesehatan masyarakat luas, dan akan saya lakukan terus selama diberikan kesehatan oleh Allah SWT, " pungkasnya.