Berita Banyuasin

'Tidak Seseram yang Dibayangkan', Cerita Dhea Guru yang Mengajar Napi di Lapas Banyuasin

Meski para murid yang diajar tersangkut masalah hukum, akan tetapi semuanya mau semangat untuk belajar.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/M ARDIANSYAH
Guru dari Sanggar Kegiatan Belajar ketika mengajar warga binaan di Lapas Klas IIA Banyuasin, Kamis (17/2/2022). 

TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN - Sudah berumur tetapi tidak menyurutkan warga binaan Lapas Banyuasin Klas IIA untuk bersekolah. Di sini, ada belajar paket baik itu A, B dan C bagi warga binaan.

Seperti yang diungkapkan warga binaan narapidana (Napi) berinisial A yang menjalani hukuman karena kasus pencurian. Saat ia masuk, sama sekali tidak bisa baca tulis dan juga mengaji. Sudah beberapa tahun berada di Lapas Klas IIA Banyuasin.

"Sekarang sudah bisa membaca dan mengaji Iqro juga sudah bisa. Semangat mau sekolah, terutama guru yang mengajarnya cantik," katanya sambil tersenyum.

Sedangkan guru paket yang mengajar di Lapas Klas II A Banyuasin Dhea menceritakan bagaimana ia pertama kali ditugaskan untuk mengajar di Lapas Klas IIA Banyuasin.

"Awalnya takut. Karena yang akan diajari belajar ini orang bermasalah dengan hukum. Dalam benak saya, pasti seram-seram orangnya," ujar Dhea, Kamis (17/2/2022).

Lanjut Dhea, setelah beberapa mengajar apa yang dibayangkannya tak seperti kenyataan. Meski para murid yang diajar tersangkut masalah hukum, akan tetapi semuanya mau semangat untuk belajar.

Ia mengaku, senang mengajar  warga binaan  Lapas Kelas IIA Banyuasin. Dari mulanya yang tidak tahu, bisa mengenal huruf dan bisa mengaji.

"Bahagia dapat membantu warga binaan di sini bisa mendapatkan pendidikan formal. Ternyata tak seseram yang dibayangkan," ungkapnya.

Baca juga: Tiga Jalur Masuk, Unsri Bakal Terima 7.825 Mahasiswa Baru Tahun 2022, Jalur SNMPTN Sudah Dibuka

Kalapas Klas II A Banyuasin Ronaldo Davinci mengungkapkan,  pemberian pendidikan sesuai dengan hak dan menjalankan amanah undang undang. Karena setiap warga binaan berhak mendapatkan pendidikan formal.

"Di sini, ada paket A yang diikuti 18 orang, paket B sebanyak 23 orang dan paket C sebanyak 20 orang. Untuk proses belajar mengajarnya dari pukul 09.00 hingga pukul 11.00," katanya.

Pihaknya bekerjasama dengan Guru dari Sanggar Kegiatan Belajar, untuk memberikan pengajaran kepada warga binaan. Proses belajar mengajar di Lapas Klas IIA Banyuasin memprioritaskan
untuk warga binaan yang buta huruf dan juga yang melanjutkan sekolah ke jenjang setingkat lebih tinggi.

"Biasanya dilaksanakan seminggu tiga kali, tetapi karena pendemi ini hanya dilaksanakan seminggu sekali. Karena, untuk pelaksanaan secara daring, tidak memungkinkan. Pelaksanaan proses belajar mengajar di Lapas ini sudah dilakukan sejak tahun 2017. Antuasias warga binaan sangat tinggi untuk mengikuti proses belajar ini," pungkasnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved