Berita Nasional
Gibran Rakabuming Sampai Angkat Bicara Usai Dikritik Pimpinan DPRD Solo Karena Masalah Lampion
Gibran Rakabuming Raka tidak mempermasalahkan kritikan dari DPRD Solo soal kebijakan mematikan lampion karena bikin kerumunan.
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNSUMSEL.COM, SOLO - Gibran Rakabuming tengah menjabat sebagai Walikota Solo.
Sejumlah kritikan kerap diterima oleh Gibran.
Kini, yang terbaru, Gibranpun kembali dikritik karena lampion.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka tidak mempermasalahkan kritikan dari DPRD Solo soal kebijakan mematikan lampion karena bikin kerumunan.
Gibran menekanan, bahwa dari hasil pembahasan atau evaluasi terakhir, lampion-lampion itu telah disepakati untuk dimatikan sepekan.
"Kemarin kesepakatannya (lampion) dimatikan dulu," terang dia tegas kepada TribunSolo.com, Selasa (8/2/2022).
Sebelumnya, Meskipun sudah dimatikan, warga tetap mendatangi dan berkumpul di kawasan lampion di Balai Kota Solo dan Pasar Gede.
Wakil Ketua DPRD Solo Sugeng Riyanto menerangkan, pemadaman lampu lampion tak menjadi solusi mencegah kerumunan masyarakat.
"Lampion dimatikan bukan solusi," kata dia.
Politikus dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai masyarakat masih terus mendatangi lantaran banyaknya spot foto yang menarik bagi kaum muda.
Sugeng lantas meminta agar lampion-lampion itu dilepas, sehingga masyarakat tak lagi tertarik ke lokasi tersebut.
"Agar tidak terjadi kerumunan, ya sumber penyebab kerumunan itu ya harus diselesaikan terlebih dahulu, ya dilepas," jelasnya.
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, masyarakat memang masih antusias mengunjungi kawasan festival lampion ini pada hari pertama pemadaman, Senin (7/2/2022) malam.
Kebanyakan mereka yang datang adalah keluarga dengan anak kecil hingga pasangan muda.
Pemadaman lampu lampion tak menyurutkan semangat mereka untuk mengabadikan momen dengan gawainya.
Spot foto favorit masih tertuju pada lampion Macan Air yang terpampang di depan Balai Kota.
Hanya saja, protokol kesehatan mulai terlihat diabaikan oleh masyarakat. Mayoritas tampak tak menggunakan masker ataupun beberapa kali terpantau melepas maskernya.
Situasi itu membuat Satpol PP yang tengah berpatroli memperingatkan masyarakat menggunakan pengeras suara.
Kritikan Pedas DPRD Solo
Mematikan lampion Imlek karena sebelumnya memicu kerumunan dinilai pimpinan DPRD Solo tidaklah cukup.
Wakil Ketua DPRD Solo, Sugeng Riyanto mendesak agar lampion-lampion tersebut dilepas.
Sebab kerumunan masyarakat tetap timbul, imbas banyaknya spot foto yang Instagramable bagi anak-anak muda di sana.
"Meskipun lampunya sudah dimatikan, tapi toh itu masih Instagramable bagi anak muda sehingga mendorong terjadinya kerumunan," kata dia kepada TribunSolo.com, Selasa (8/2/2022).
Politikus dari Fraksi PKS itu turut menilai kebijakan Pemkot Solo tidak sejalan dengan kebijakan merubah Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Dengan asumsi mencegah merebaknya penularan Covid-19 varian Omicron, seharusnya event yang memunculkan kerumunan dihindari.
Menurutnya, festival lampion menjadi salah satu event yang tidak terkait langsung dengan pemenuhan hajad hidup dasar masyarakat.
Berbeda dengan kebijakan PTM yang diubah menjadi PJJ, kata Sugeng, karena pendidikan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan.
"Kalau di pasar terjadi kerumunan itu tidak bisa kita hindarkan, karena mereka harus mencari makan, memenuhi kebutuhan dasar," jelasnya.
"Tapi kalau sekedar event yang sifatnya hiburan, ya kita hindarilah hal semacam itu."
"Selagi bisa dicegah ya dicegah, harus lebih diwaspadai daripada PTM yang berubah menjadi PJJ," imbuh dia menekankan.
Baca juga: Akhirnya KPK Dalami Laporan Badrun terhadap Gibran-Kaesang Atas Laporan Dugaan Korupsi
Baca juga: Ubedilah Badrun Beri Dokumen Bukti Kuat Dugaan KKN yang Dilakukan Gibran dan Kaesang ke KPK
Dimatikan karena Picu Kerumunan
Warga yang akan menikmati gemerlap ribuan lampion dan lampu warna-warni Imlek siap-siap gigit jari selama seminggu ke depan.
Ya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka memutuskan mematikan lampion saat malam hari karena picu kerumunan ditambah lagi tren angka Covid-19 tengah naik.
Jadi lingkungan yang berhari-hari ini dipadati pengunjung yakni Balai Kota Solo dan Pasar Gede dipastikan tak akan semarak lagi.
Meski festival lampion sedianya menyala hingga tanggal 15 Februari 2022 mendatang.
Gibran mengungkapkan, keputusan tersebut karena kasus Covid-19 yang terus melonjak.
"Seminggu ini lampion imlek kita matikan dulu ya," ujar Gibran usai menghadiri Rakor Satgas Penanganan Covid-19 Pemkot Surakarta, Senin (7/2/2022).
Alasannya kata Gibran, adanya festival ini ditengarai menimbulkan kerumunan masyarakat saat malam tiba, karena banyak yang foto-foto.
"Kita evaluasi seminggu ini dulu. Tenang aja, nggak usah panik. Fatality ratenya masih sangat rendah," aku dia.
"Wis bisa dibatasi, bismillah," jelasnya.
Di sisi lain, keputusan mematikan lampion ini tidak membuat Gibran melarang pedagang kaki lima (PKL) di sekitar lokasi tersebut untuk berjualan.
Putra sulung Presiden Joko Widodo itu hanya menyarankan masyarakat dan PKL tidak berkerumun.
"Ya saya saran kan jangan berkerumun. (PKL) Itu juga, nanti kita evaluasi lagi masih diperbolehkan berjualan," jelas dia.
Evaluasi Lampion
Imbas kerumunan yang terjadi saat adanya lampion di kawasan Pasar Gede Solo mendapat sorotan.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memastikan akan mengevaluasi pemasangan lampion tersebut.
Terlebih kerumunan masyarakat yang berbondong-bondong menyaksikan lampion tersebut jelang perayaan Imlek, Senin (31/1/2022) lalu.
"Ya nanti kami evaluasi lagi (terkait lampion yang justru menyebabkan kerumunan)," terang dia kepada TribunSolo.com, Rabu (2/2/2022).
Sebelumnya, walaupun sudah diingatkan untuk prokes, masyarakat masih tetap nekat berkerumun saat menonton lampion di Balai Kota Solo dan Pasar Gede.
Mengantisipasi kerumunan makin tidak terkendali, lampu lampion di kawasan tersebut dimatikan pukul 21.00 WIB, Senin (31/1/2022) kemarin.
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com kemarin, kemeriahan tersebut mulai 'redup' ketika lampu dimatikan.
Arus lalu lintas yang ditutup juga dibuka kembali agar masyarakat bisa terurai.
Terlihat petugas kepolisian dan satpol pp juga melakukan sosialisasi prokes pada pengunjung.
Wakasat Binmas Polresta Solo AKP Suyono mengatakan, jalur untuk kendaraan keluar ada di Jalan Sudirman dan Urip Sumoharjo Solo.
"Kami mulai bertahap, kita buka untuk motor dulu, kalau motor sudah lancar, nanti kita normalkan, " ucap Suyono kepada TribunSolo.com.
Kemudian Suyono mengatakan, pembukaan arus untuk kendaraan bermotor sebagai langkah agar masyarakat yang berada di lokasi tersebut terurai.
Dia berharap masyarakat segera membubarkan diri demi karena situasi pandemi Covid-19 di Kota Solo meningkat.
"Kalau secara umum prokes sudah diterapkan namun hanya kerumunan luar biasa tak bisa dihindari," kata Suyono.
Pemandangan Kontras
Pemandangan di Pasar Gede Solo, jelang Hari Imlek, sungguh kontras dibanding tahun lalu.
Ribuan warga Solo berdesakan di jalan, menikmati suasana Pasar Gede Solo dan Balai Kota Solo yang penuh dengan nyala lampion nan menarik, Senin (31/1/2022).
Hampir tak ada celah di jalanan.
Ribuan orang berdesakan, bersenggolan satu sama lain.
Tak sedikit orang yang berjalan sambil menikmati makanan atau merokok.
Sehingga, mereka pun dipastikan tak mengenakan masker.
Pemandangan kerumunan ribuan orang ini memang sudah lama tak terlihat di Kota Solo.
Pada tahun lalu, tradisi memasang lampion di Pasar Gede Solo pun ditiadakan.
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com di lokasi, sekitar pukul 19.30 WIB masyarakat sudah memenuhi lokasi.
Terlihat dari Jalan Sudirman hingga Pasar Gede dipenuhi masyarakat bak lautan.
Nampak mereka sedang mengabadikan diri dengan lampion di jembatan kali pepe dan patung Harimau Air di sekitar balaikota.
Selain itu, di halaman Balaikota dipenuhi masyarakat.
Masyarakat duduk lesehan di atas halaman dengan alas rumput bak sedang piknik.
Tak ada pembubaran meski kerumunan terjadi.
Polisi, lewat mobil patroli, hanya berkeliling memutari jalan Sudirman hingga Pasar Gede.
Nampak polisi yang berada diatas mobil tersebut sedang menyampaikan sosialisasi protokol kesehatan.
Dalam sosialisasinya, polisi itu terus menghimbau kepada masyarakat untuk tetap berjalan demi kebaikan bersama.
Kapolresta Solo Ade Safri Simanjuntak mengatakan pihaknya hanya bisa mengimbau masyarakat untuk selalu patuh dengan Prokes Kesehatan yang berlaku.
Dia mengatakan pihaknya telah menyiapkan mobil patroli Polresta Solo untuk memberikan imbauan ke masyarakat di lokasi.
"Termasuk petugas yang akan membawa megaphone melaksanakan woro-woro prokes, selain itu kami juga akan melaksanakan pembagian masker gratis bagi masyarakat yang tidak membawa masker," ucap Ade, kepada TribunSolo.com, Selasa (31/1/2022)
Dia menuturkan dalam pengamanan di lokasi tersebut pihaknya juga berkolaborasi dengan TNI serta Satpol-PP.
Ia mengaku pihaknya telah menerjunkan 350 personel untuk pengamanan di malam tahun baru Imlek.
"Dalam kegiatan pengamanan tersebut kita berkolaborasi dengan TNI POLRI dan Satpol PP secara bergantian untuk woro woro masalah prokes," imbuhnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Reaksi Wali Kota Solo Gibran Dikritik Pimpinan DPRD Solo, Harusnya Lampion Dilepas Bukan Dimatikan