Berita Nasional
Gibran Rakabuming Sampai Angkat Bicara Usai Dikritik Pimpinan DPRD Solo Karena Masalah Lampion
Gibran Rakabuming Raka tidak mempermasalahkan kritikan dari DPRD Solo soal kebijakan mematikan lampion karena bikin kerumunan.
Pemadaman lampu lampion tak menyurutkan semangat mereka untuk mengabadikan momen dengan gawainya.
Spot foto favorit masih tertuju pada lampion Macan Air yang terpampang di depan Balai Kota.
Hanya saja, protokol kesehatan mulai terlihat diabaikan oleh masyarakat. Mayoritas tampak tak menggunakan masker ataupun beberapa kali terpantau melepas maskernya.
Situasi itu membuat Satpol PP yang tengah berpatroli memperingatkan masyarakat menggunakan pengeras suara.
Kritikan Pedas DPRD Solo
Mematikan lampion Imlek karena sebelumnya memicu kerumunan dinilai pimpinan DPRD Solo tidaklah cukup.
Wakil Ketua DPRD Solo, Sugeng Riyanto mendesak agar lampion-lampion tersebut dilepas.
Sebab kerumunan masyarakat tetap timbul, imbas banyaknya spot foto yang Instagramable bagi anak-anak muda di sana.
"Meskipun lampunya sudah dimatikan, tapi toh itu masih Instagramable bagi anak muda sehingga mendorong terjadinya kerumunan," kata dia kepada TribunSolo.com, Selasa (8/2/2022).
Politikus dari Fraksi PKS itu turut menilai kebijakan Pemkot Solo tidak sejalan dengan kebijakan merubah Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Dengan asumsi mencegah merebaknya penularan Covid-19 varian Omicron, seharusnya event yang memunculkan kerumunan dihindari.
Menurutnya, festival lampion menjadi salah satu event yang tidak terkait langsung dengan pemenuhan hajad hidup dasar masyarakat.
Berbeda dengan kebijakan PTM yang diubah menjadi PJJ, kata Sugeng, karena pendidikan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan.
"Kalau di pasar terjadi kerumunan itu tidak bisa kita hindarkan, karena mereka harus mencari makan, memenuhi kebutuhan dasar," jelasnya.
"Tapi kalau sekedar event yang sifatnya hiburan, ya kita hindarilah hal semacam itu."