Kecelakaan Maut Bantul
Isak Tangis di Pusara Korban Kecelakaan Maut Bantul, Bocah 3 Tahun Ikut Lepas Kepergian Kakak
Seakan langit ikut merasakan kesedihan akibat kehilangan sejumlah orang karena kecelakaan di Jalan Imogiri-Mangunan di bawah Bukit Bego, Kabupaten Ban
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSUMSEL.COM, SUKOHARJO - Isak tangis terdengar di pemakaman korban kecelakaan GA Trans di Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Senin (7/2/2022).
Bahkan bocah usia 3 tahun pula turut meneteskan air mata saat sang kakak dimakamkan.
Rintik hujan tak menghalangi para keluarga melepas kepergian para korban kecelakaan.
Sejak pagi sekira pukul 07.00 WIB, langit di Kota Makmur itu pun tampak mendung hingga akhirnya meneteskan airnya alias gerimis menjelang pemakaman pukul 10.00 WIB.
Seakan langit ikut merasakan kesedihan akibat kehilangan sejumlah orang karena kecelakaan di Jalan Imogiri-Mangunan di bawah Bukit Bego, Kabupaten Bantul, Minggu (6/2/2022).
Bahkan kondisi mendung menggelayut dan hujan di pagi hari itu jarang terjadi di Kota Makmur.
Di antara korban yakni seorang anak, AR yang masih berusia 9 tahun.
AR diketahui anak pertama dari pasangan Hari Tulus dan Sartini, yang ikut dikuburkan bersama 5 jenazah lain di TPU Kedungrejo, Desa Mranggen.
Bocah malang itu meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati, Kabupaten Bantul.
Setelah pemakaman, nampak sang ayah masih bersedih di atas pusara sang anak.
Setelah itu menyusul sang ibu, yang masih larut dalam kesedihan, yang tak bisa membendung air matanya.
Sang ibu, Sartini dengan lirih menyampaikan doa terbaiknya, dan mencoba mengikhlaskan sang anak.
Sang adik, V yang berusia tiga tahun pun juga ikut untuk menyampaikan salam perpisahan untuk sang kakak yang kini telah beristirahat dengan tenang.
Baca juga: Olah TKP Kecelakaan Bus di Bantul yang Tewaskan 13 Orang, KNKT : Tak Ada Jejak Pengereman

Setelah dijelaskan oleh sang ayah, bocah malang itupun menangis, menyadari Sang kakak kini tidak bersamanya lagi.
Kerabat korban, Wargiyanto mengatakan adik dari AR terus mencari keberadaan Sang kakak.
"Adiknya usia 3 tahun, terus mencari kakaknya, makanya ia datang kesini (ke makam)," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (7/2/2022).
Betapa tidak meninggalkan duka, selama ini AR dikenal dengan sosok yang baik dan ceria.
Baca juga: Firasat Buruk Suami Korban Kecelakaan Maut di Bantul, Ingin Tarik Istri dari Bus : Sudah Tak Enak
AR, yang merupakan siswa kelas 3 SD itu, juga sering bermain bersama teman-teman sebayanya.
"Anaknya baik, sering bermain bersama teman-temannya, main sepedaan itu, kalau sore pergi ke masjid untuk ikut TPA," jelasnya.
Selain kehilangan Sang anak tercinta, Hari Tulus juga kehilangan kedua orang tuanya, dan juga neneknya, yang dimakamkan bersama sang anak.
Banjir Tangisan
Isak tangis keluarga korban asal Mranggen, Sukoharjo pecah melepas jenazah korban kecelakaan maut yang terjadi di Kabupaten Bantul, Minggu (6/2/2022).
Korban kebanyakan berasal dari Kabupaten Sukoharjo, yang mana proses pemakaman dilakukan pada Senin (7/2/2022).
Jenazah disambut isak tangis keluarga saat baru didatangkan dari Kabupaten Bantul pada Minggu malam.
Selanjutnya jenazah disemayamkan di rumah duka masing-masing.
Baca juga: Saya Merangkak Cari Anak Saya, Kisah Korban Selamat Kecelakaan di Bantul, Terlempar Masuk Selokan
Pada Senin (7/2/2022) sekitar pukul 09.00 WIB, jenazah disalatkan di masjid Nurul Falah Dukuh Kedungrejo, Desa Mranggen, Polokarto, Sukoharjo yang diikuti oleh keluarga dan tetangga.
Ketika jenazah diberangkatkan ke masjid, tangis keluarga pun pecah, tak kuasa menahan duka.
Kesedihan terlihat jelas dari orang tua AR (9) yang turut menjadi korban dari kecelakaan bus maut tersebut.
Bahkan, sang ibu tak kuat melangkah untuk mengantarkan jenazah sang anak.
Sang ayah pun nampak tegar, melepas dan mengantar jenazah sang anak.
Suara isak tangis pun sesekali terdengar, dari keluarga korban.
Ketua RT setempat, sebanyak 4 jenazah merupakan satu keluarga yang merupakan warganya di RT 1, Dukuh Kedungrejo.
Baca juga: Kesaksian Warga Sebelum Bus GA Trans Kecelakaan Imogiri: Penumpang Sempat Disuruh Turun saat Nanjak
"Satu keluarga ini terdiri dari simbah buyut, kemudian anaknya, yang merupakan sepasang suami istri, dan satu anak usia 9 tahun yang merupakan cucu dari pasangan suami istri tersebut," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (7/2/2022).
Jenazah satu keluarga tersebut, yakni Paryono Kasinem (75), sepasang suami istri Sugiyo Loso Diharjo (60) dan Parjiyem (60), dan ARP (9) merupakan buyut dari Paryoni Kasinem.
Kemudian keempat jenazah bersama dua jenazah dari Dukuh Kedunggandu dimakankan dalam satu liang lahat yang dimakamkan di TPU Dukuh Kedungrejo.
"Liang Lahat sudah disiapkan sejak tadi jam 07.00 WIB dengan menggunakan bantuan alat berat, sudah siap," terangnya.
Disalatkan Bersama
Korban kecelakaan maut di Imogiri, Bantul disalatkan bersamaan, sebelum dimakamkan, Senin (7/2/2022).
Mereka disalatkan di Masjid Nurul Falah Kedungrejo, Sukoharjo.
Ketua RT setempat, Jiki mengatakan rencananya jenazah korban akan disalatkan bersamaan di masjid desa.
"Jenazah sudah bersih dari rumah sakit, saat ini masih di rumah duka, nanti jam 09.00 WIB disholatkan di Nurul Falah Kedungrejo," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (7/2/2022).
Sementara itu, suasana duka masih menyelimuti rumah duka korban kecelakaan bus maut di Bantul, Senin (7/2/2022).
Hingga pukul 08.00 WIB, korban masih Disemayamkan di rumah duka masing-masing, yang berada di Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.
Pantauan TribunSolo.com di lapangan, pelayat masih terus berdatangan ke rumah duka.
Nampak, raut kesedihan tak bisa disembunyikan dari keluarga korban, yang dengan tegar menyambut kedatangan para pelayat.
Isak tangis pun masih terdengar yang berasal dari keluarga korban.
Warga sekitar yang datangpun juga ikut berduka, lantaran tak menyangka tetangga mereka pergi dengan cara yang terduga.
Sopir Bus GA Trans Warga Solo
Kecelakaan maut bus GA Trans di Imogiri, Yogyakarta, menelan korban jiwa sebanyak 13 orang tewas.
Nah, sopir bus maut itu, yang sempat dilihat korban keluar dari bus dalam kondisi selamat, dalam kabar terakhir dinyatakan meninggal dunia.
Dikutip dari Tribun Jogja, sopir bus tersebut bernama Ferriyanto (35) beralamat di SKIP Kadipiro Solo, Kota Solo.
Sementara, Kapolres Bantul AKBP Ikhsan membenarkan 13 orang meninggal, dan 34 orang dirawat.
Korban tewas berasal dari Solo dan dua desa di Sukoharjo, yakni Kedungrejo dan Mranggen.
Berikut daftar korban meninggal dunia :
Meninggal di RS PKU Bantul
1. Feriyanto (38), sopir bus warga Skip Kadipiro Solo
2. Sella (20) warga Mulyadi Kedungrejo Sukoharjo Jateng
3. Puji (45) warga Mulyadi Kedungrejo Sukoharjo Jateng
4. Refan (10) warga Mulyadi Kedungrejo Sukoharjo Jateng
5. Larmin (55) warga Mulyadi Kedungrejo Sukoharjo Jateng
Meninggal di RSUD Panembahan Senopati Bantul
1. Sri Wahyudi (55) warga Mranggen, Polokarto Sukoharjo
2. Iswanti warga Mranggen, Polokarto Sukoharjo
3. Ny. Sumitro warga Mranggen, Polokarto Sukoharjo
4. Sumarno warga Mranggen, Polokarto Sukoharjo
5. Afiyana (13) warga Mranggen, Polokarto Sukoharjo
6. Sarsini warga Mranggen, Polokarto Sukoharjo
7. Sugiyono warga Mranggen, Polokarto Sukoharjo
Meninggal di RSUD Panembahan Senopati Bantul
1. Paryono/Kasinem (70) Kedungrejo, Mranggen, Polokarto, Sukoharjo
(*)
Baca berita lainnya di Google News