Breaking News

Berita Ogan Ilir

Jembatan Ambruk di Desa Sinar Harapan Mulya Teluk Gelam, Tak Tersentuh Perbaikan Puluhan Tahun Lalu

Tidak kuat menahan beban, jembatan di Desa Sinar Harapan Mulia (SP3), Kecamatan Teluk Gelam, OKI akhirnya ambruk.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/WINANDO DAVINCHI
Jembatan penghubung di Desa Sinar Harapan Mulya, Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir ambruk, Jumat (4/2/2022) pagi. 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Diduga karena tidak kuat menahan beban mobil truk muatan kayu yang melintasi jembatan besi penghubung yang berada di Desa Sinar Harapan Mulia (SP3), Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering akhirnya ambruk.

Diungkapkan Yani, warga sekitar dengan adanya kejadian itu akses masyarakat menjadi terganggu.

"Sejak jembatan roboh, aktivitas masyarakat menjadi lumpuh. Dikarenakan itulah satu-satunya jalan penghubung yang bisa dilalui," jelasnya kepada Tribunsumsel.com, Jumat (4/2/2022) pagi.

Dikonfirmasi terpisah, salah satu anggota DPRD OKI, I Nyoman Warsa Yasa membenarkan jika robohnya jembatan juga memutus mobilitas masyarakat.

Dirinya menyatakan jika jembatan sudah roboh sejak beberapa hari terakhir.

"Jembatan yang ambruk ini sering dilalui truk pengangkut sawit yang muatannya melebihi kapasitas,"

"Ditambah pula tanah pinggiran sungai tergerus karena terbawa arus air sungai yang menyebabkan tanggul jebol dan terjangan derasnya debit air membuat jembatan ambruk," ungkapnya.

Diceritakan jembatan tersebut dibangun saat Desa Sinar Harapan Mulya dibuka untuk transmigrasi puluhan tahun lalu. Hingg akini namun sekali pun belum pernah tersentuh perbaikan.

"Sebenarnya perbaikan jembatan ini sudah diusulkan pada rapat paripurna, mudah-mudahan tahun ini bisa terealisasi apalagi sekarang jembatannya sudah roboh," tuturnya.

Dikatakan, solusi untuk sementara waktu ini warga dan kades meminta perusahaan terdekat agar membantu membuatkan jembatan darurat terlebih dahulu.

"Supaya aktivitas warga tidak lumpuh, setidaknya dibuatkan jembatan darurat,"

"Masyarakat juga meminta perusahaan agar bertanggung jawab melakukan perbaikan dan pembuatan tanggul karena banyak juga mobil perusahaan yang melintas. Kalau tidak diingatkan seperti ini nanti mereka lepas tanggung jawab," terangnya.

Baca juga: Isi Pesan Ada Kata Sayang-sayangan, Pembacok Istri Minta Anak Bacakan Chat Mesra Pria Idaman Lain

Masih kata dia, memang ada jembatan lain yang bisa dilewati warga tapi hanya diperuntukkan untuk akses keluar saja.

"Kalau jembatan alternatif itu untuk masuk ke desa tidak bisa, karena lokasinya yang jauh harus memutar,"

"Warga 25 KK di situ juga kerap kebanjiran jika musim hujan tiba, karena tanggul jebol air sungai meluap masuk ke rumah," jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved