Berita OKI

Cerita Petani Air Sugihan OKI, Rebutan Panen Padi dengan Puluhan Gajah Liar, Usir dengan Kentongan

Ribuan hektar ladang milik masyarakat Desa Jadi Mulya, Kecamatan Air Sugihan OKI kerap jadi serbuan gajah liar. Kedatangan gajah ini menjelang panen.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/WINANDO DAVINCHI
Lahan persawahan di Dusun 3 Desa Jadi Mulya, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sabtu (22/1/2022). Lahan ini kerap diganggu gajah liar saat petani akan memanen padi. 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Ribuan hektare ladang milik masyarakat Desa Jadi Mulya, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dalam beberapa tahun terakhir ini kerap menjadi serbuan gajah liar.

Gerombolan gajah liar tersebut, diketahui datang dari lahan konservasi sumber daya alam yang dikenal sebagai Suaka Margasatwa Padang Sugihan yang tak jauh dari kebun warga.

Bukan tanpa alasan, puluhan gajah liar tersebut mendekati ladang milik warga untuk memakan padi yang telah berbuah dan padi yang mendekati masa panen.

Akibatnya, petani pun kerap harus rebutan adu cepat panen dengan gajah-gajah tersebut. Jika terlambat, padi siap panen akan keduluan dimakan gajah. 

Diceritakan Kepala Desa Jadi Mulya, Marsidi jika awal mula gajah datang ke desanya sejak tahun 2016 lalu, dan hal tersebut terulang setiap tahunnya.

"Iya setiap musim panen bahkan mendekatai musim panen seperti ini rombongan gajah dengan jumlah kurang lebih 40 ekor, datang dari tempat konservasi sana lalu berjalan mendekati perkebunan warga," ujarnya menunjuk arah yang kerap dilewati gajah, Sabtu (22/1/2022) siang.

Berdasarkan penuturan Marsidi, terbaru sekitar satu minggu yang lalu gajah berhasil masuk dan memakan padi di ladang milik salah satu warganya.

"Kalau tidak salah tanggal 15 Januari lalu rombongan gajah masuk, dan sempat memakan padi seluas satu hingga dua hektar," ungkapnya.

Dikatakan, tindakan gajah tersebut cukup merugikan dan membuat para warga was-was setiap malam. Terlebih yang dihadapi oleh warga adalah binatang yang besar dan berat.

"Kami setiap malam bergiliran untuk menjaga lingkungan (ronda). Setiap tanaman padi mulai berbuah, gajahnya itu seperti tahu dan pasti memburu ke sini untuk memakan padi," terangnya.

Kepada Tribunsumsel.com, Marsidi menjelaskan cara warganya mengusir dan menghalau gajah tersebut kembali masuk ke ladang dengan cara tradisional.

"Cara kami mengusir gajah dengan membuat suara bunyi-bunyian, biasanya kami memukul perabotan, kentongan, atau dengan mengandalkan suara dari mulut. Nanti gajah akan takut meninggalkan lokasi dan kami giring ke tempat asalnya,"

"Kalau pas gajah datang tidak kami halau, atau kami tidak membuat bunyi-bunyian, akan langsung masuk dan memakan tanaman warga," jelasnya.

Marsidi mewakili warganya berharap dapat dibantu oleh pihak terkait dalam mengatasi permasalahan masuknya gajah liar ke ladang warga. Paling tidak memperlambat mobilitas gajah yang berusaha mendekati tanaman warga.

"Antara hutan dan kebun warga itu di batasi oleh sungai Si Pangeran. Harapan kami untuk memperlambat jalan gajah yang akan masuk ke desa, kami minta sungai tersebut dinormalisasi,"

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved