Berita Nasional

Prabowo Subianto Jelaskan Rencana Pembelian Pesawat Tempur Dassault Rafale, Sebut Tinggal Aktifkan

Diketahui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan sudah ada kemajuan dalam rencana pembelian pesawat tempur generasi 4.5 Dassault Rafale.

Editor: Slamet Teguh
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pesawat tempur milik Angkatan Udara Perancis (Armee de I'Air) Rafale demo terbang di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (25/3/2015). Demo pesawat tempur serbaguna generasi 4,5, bermesin dua, bersayap delta buatan Dassault Aviation Perancis tersebut untuk promosi kepada Indonesia sehubungan dengan akan digantikannya pesawat tempur AU jenis F-5 Tiger yang sudah tua usia pakainya. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kekuatan tempur Indonesia tampaknya bakal bertambah.

Hal tersebut tak lepas usai Kementerian Pertahanan bakal menambah pesawat tempurnya.

Diketahui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan sudah ada kemajuan dalam rencana pembelian pesawat tempur generasi 4.5 Dassault Rafale.

Terkait rencana pembelian tersebut, ia mengatakan saat ini tinggal mengaktifkan kontrak.

"Rafale sudah agak maju saya kira tinggal mengaktifkan kontrak saja," kata Prabowo usai Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan tahun 2022 di kantor Kementerian Pertahanan Jakarta pada Kamis (20/1/2022).

Prabowo mengatakan pemerintah juga memiliki rencana pembelian pesawat tempur generasi 4.5 lain yakni F-15 EX.

Terkait rencana tersebut, kata dia, saat ini sedang berada di tahap negosiasi.

"F-15 kita masih dalam tahap negosiasi," kata Prabowo.

Baca juga: Garangnya Jet Tempur Baru Indonesia Dassault Rafale, Dipasang Rudal Jelajah dengan Jangkauan 300 Km

Baca juga: Bukan Operasi Tempur, Ini Langkah Tegas Panglima TNI Jenderal Andika Tangani Papua

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan, rencana pembelian pesawat tempur telah mengerucut ke dua jet tempur, yakni Dassault Rafale asal Perancis dan F-15 EX dari Amerika Serikat.

Dengan rencana tersebut, Fadjar mengatakan, pemerintah meninggalkan rencana pembelian jet tempur Sukhoi Su-35 asal Rusia.

"Mengenai Sukhoi 35 dengan berat hati ya kita harus sudah meninggalkan perencanaan itu," ujar Fadjar di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (22/12/2021).

Menurut dia, salah satu pertimbangan yang membuat pemerintah memilih untuk membeli Rafale dan F-15 EX adalah anggaran.

"Karena kan kembali lagi dari awal kita sebutkan bahwa pembangunan kekuatan udara sangat bergantung dari anggaran. Kalau yang bayar tidak mau ke sana, kita kan enggak bisa nyebut-nyebut terus, jadi arahnya ke Rafale," kata Fadjar.

Fadjar mengatakan bahwa kini banyak negara yang menyukai Rafale.

Hal itu tercermin dengan adanya pembelian besar-besaran terhadap Rafale. Salah satunya adalah Uni Emirat Arab (UEA) yang membeli 80 unit Rafale beberapa waktu lalu.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved