Berita Kriminal Palembang
Tolak Rujuk, Ibu Muda di Palembang Diteror Hingga Disiram Air Keras Suami Siri
Aksi penyiraman air keras terjadi sebuah rumah di Jalan Aman Kelurahan Srijaya, Alang-alang Lebar Palembang, Jumat (6/1/202) sekitar 15.00 WIB.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -Menolak untuk rujuk, Susanti Hariyani (30) mengalami luka bakar di tubuh sampai ke wajah akibat disiram air keras oleh suami sirinya.
Tak sendiri, anak korban yang masih berusia tujuh tahun berinisial DA juga mengalami luka bakar tepat di bagian wajah lantaran ikut terkena siraman air keras oleh pelaku.
"Waktu kejadian, anak saya persis di sebelah badan saya makanya ikut kena. Sebenarnya saya nikah siri sama dia (pelaku), kami tidak punya anak. Ini anak sama suami saya sebelumnya," kata Susanti yang dihubungi melalui sambungan telepon karena masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang, Senin (10/1/2022).
Susanti menyebut, perbuatan itu dilakukan oleh suami sirinya, MYE (45) yang saat angkutan transmusi masih beroperasi, menempati posisi sebagai sopir.
Aksi penyiraman terjadi di kediaman ibu dari Susanti yang berada di Jalan Aman Kelurahan Srijaya Kecamatan Alang-alang Lebar Palembang, Jumat (6/1/202) sekitar 15.00 WIB.
"Selama ini dia memang sudah sering membuntuti sampai benar-benar mengganggu saya. Intinya dia mau ngajak rujuk, tapi selalu saya tolak," ungkapnya.
Lanjut dikatakan, sudah lebih satu tahun lebih Susanti memilih untuk tinggal di rumah sang ibu dan meninggalkan YME.
Bukan tanpa alasan keputusan itu diambil, sebab selama dua tahun membangun biduk rumah tangga Susanti selalu mendapat KDRT dari suaminya tersebut.
Akan tetapi MYE tidak terima dan minta kembali rujuk dengan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan kasarnya.
Namun sayang, setelah diberi kesempatan nyatanya MYE tidak kunjung berubah dan tetap saja berbuat kasar.
"Selama ini dia tidak pernah talak saya. Tapi saya sudah tidak mau sama dia. Mana bisa saya hidup tinggal sama suami seperti itu" ujarnya.
Menurut Susanti, puncak prahara rumah tangga mereka terjadi ketika dia memilih untuk kembali ke rumah orang tuanya.
Sejak itu, YME selalu mengikuti bahkan meneror Susanti baik di rumah maupun di tempat kerja sehingga membuatnya tidak tenang.
Diantaranya sengaja terus memesan ojol maupun makanan secara online ke rumah Susanti sehingga mengharuskan perempuan itu terus saja membayar pesanan yang dibuat.
Selain itu, YME juga beberapa kali mencongkel rumah orang tua Susanti hingga kerap sengaja mematikan aliran listrik di tempat yang ia tinggali tersebut.
"Saya tahu dia congkel rumah karena saya lihat sendiri. Ibu saya itukan kerjanya tukang urut. Saat lagi pergi, biasanya pintu rumah suka dikunci dari luar dan saya sama anak di dalam. Waktu itu saya dengar seperti ada suara orang congkel pintu. Saya pikir itu ibu sudah pulang, tapi ternyata bukan. Saya lihat dia yang congkel, terus saya teriak maling jadinya dia pergi," ujarnya.
"Sama seperti sering mematikan sekring listrik, itu juga perbuatan dia," katanya menambahkan.
Kata Susanti, perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan YME sudah pernah dia laporkan ke aparat RT setempat dan berharap akan diteruskan ke Babinsa.
Sebab dia sangat khawatir suaminya tersebut akan melakukan perbuatan yang lebih membahayakan.
Namun lantaran diklaim tidak punya bukti, aparat RT tersebut justru tidak mau meneruskan harapan Susanti.
"Dari RT tidak mau proses karena katanya tidak ada bukti, tidak ada video. Katanya kalau dilaporkan ke Babinsa, bakal ditertawakan kalau ngelapor tidak ada bukti," ucapnya dengan nada kecewa.
Belakangan kekhawatiran itu terbukti benar dengan adanya tindak penyiraman air keras.
Setelah melakukan aksinya, YME langsung kabur dan meninggalkan Susanti dan anaknya yang merasa kesakitan akibat penyiraman tersebut.
"Sebelum kejadian, saya memang sudah dia buntuti dari tempat kerja sampai pulang ke rumah. Waktu pulang, saya juga diingatkan sama tetangga kalau ada dia disana. Makanya waktu itu saya sempat ke rumah kakak terus minta jemput ibu untuk pulang ke rumah," ujarnya.
"Setibanya di rumah, rupanya dia sudah nunggu di depan. Terus dia teriak mau bunuh saya dan langsung siram air. Saya reflek berbalik badan membelakangi dia, makanya kena banyak di punggung. Awalnya saya kira itu air selokan, tapi ternyata itu air keras. Saya langsung dibawa tetangga ke rumah sakit," jelasnya.
Baca juga: 3 Orang Komplotan Bobol Rumah Kosong di Palembang, Curi Laptop Hingga STNK
Tepat dihari tindak penyiraman air keras itu terjadi, Susanti langsung membuat laporan ke Polsek Sukarami Palembang.
Dia sangat berharap polisi segera menangkap suaminya yang hingga kini masih bebas berkeliaran diluar sana.
"Saya merasa terancam, bagaimana kalau dia kembali melakukan yang tidak-tidak ke saya dan keluarga. Saya berharap polisi segera menangkap dia. Soalnya perbuatan dia benar-benar sudah sangat keterlaluan. Sudah sangat membahayakan nyawa saya dan keluarga," ucapnya.