Berita OKI
Update Ratusan Hektare Lahan Karet di Desa Suka Mukti Banjir, Perusahaan Perkebunan Cuci Kanal
Ratusan hektare perkebunan karet milik masyarakat Desa Suka Mukti (C3) Kecamatan Mesuji Ogan Komering Ilir terendam banjir sejak sebulan terakhir.
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Ratusan hektare perkebunan karet milik masyarakat Desa Suka Mukti (C3) Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir terendam banjir sejak sebulan terakhir.
Banjir yang diduga akibat dari ditutupnya saluran air atau gorong-gorong yang ada di perusahaan sekitar yakni Gunung Tua Abadi (GTA) PT Sampoerna Agro.
Setiap datang musim penghujan, seluruh lahan warga tidak dapat dilakukan pemahatan (menyadap) pohon karet.
Menanggapi hal itu, Fencentius selaku General Manager Area I Sampoerna Agro menyatakan yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Menurutnya, perusahaannya menjadi penyebab banjirnya kebun masyarakat tidaklah benar. Justru dengan gorong - gorong berfungsi mengalirkan air ke Sungai Dabuk Putih, sementara banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.
"Kondisi banjir juga bukan hanya menggenangi kebun masyarakat Desa Suka Mukti yang berada di sempadan Sungai Dabuk Putih, tetapi banjir juga menggenangi seluruh sempadan Sungai Dabuk Putih yang berada di Desa Mekar Wangi, Karya Mukti, Dabuk Makmur, dan Desa Balian," tuturnya saat dikonfirmasi, Jumat (7/1/2022) siang.
Ditambahkan faktor utama penyebab banjir diakibatkan adanya cuaca ekstrim. Curah hujan yang terjadi dari bulan November 2021 - Januari 2022 sangat tinggi.
Sesuai data yang diperoleh, curah hujan bulan November 2021 sebesar 354 mm, dengan hari hujan 18 hari dan curah hujan bulan Desember 2021 sebesar 496 mm dengan hari hujan 16 hari.
Dan semua air hujan mengalir ke anak sungai seperti sungai Dabuk Putih sehingga tidak dapat menampung seluruh air hujan yang menuju ke sungai Mesuji.
"Belum lagi masih banyak anak sungai lainnya yang airnya juga mengantri menuju sungai Mesuji," tambahnya.
Disampaikan Fencentius, selama ini perusahaan tidak berdiam diri guna mengantisipasi dampak banjir. Justru perusahaan telah melakukan pencucian Sungai Dabuk Putih sepanjang lebih dari 25 km sehingga membantu kebun masyarakat.
"Sebagai informasi, dulunya semua lahan yang berada di bantaran sungai dan ditanami masyarakat dengan tanaman karet setiap kali hujan lebat tergenang cukup lama dan harus menunggu surut sampai musim hujan reda ataupun berkurang,"
"Sejak dilakukan pencucian sungai oleh perusahaan, jadi ketika banjir tidak menunggu surut terlalu lama seperti dulu sederhananya saat ini kalau banjir airnya cepat surut," bebernya.
Dilanjutkan Fencentius, selain itu pihaknya juga memikirkan serta mengambil tindakan lain sebagai solusi menjaga lingkungan sekitar perusahaan guna mengurangi dampak bencana alam terutama banjir.
"Kami juga mempelajari sifat alam dan kondisi lahan, dengan memperbandingkan kondisi secara komprehensif, sesuai dengan data dan fakta yang kami miliki," ungkapnya.
Selanjutnya, perusahaan akan melanjutkan kegiatan pencucian ulang daerah aliran sungai dangkal.
"Mencuci ulang DAS yang dangkal merupakan solusi cukup efektif untuk mengurangi dampak banjir, apa lagi di masa cuaca ekstrem seperti sekarang ini,"
"Tapi kita harus menunggu kondisi sungai sampai waktunya memungkinkan untuk alat berat kita bisa bekerja," jelasnya.
Masih kata dia, bahwa semua pihak harus melihat konteks banjir hingga menyebabkan teerendamnya lahan-lahan
perkebunan inti dari segala sudut pandang.
"Intinya tidak ada niat perusahaan hanya mau menyelamatkan kebun sendiri dan dengan sengaja membuang permasalahan ke kebun masyarakat,"
"Kita tahu, lahan terbatas dan tidak bertambah sementara pemanfaatan lahan semakin produktif. Sedangkan rekayasa teknologi pengaturan water manajemen juga harus diperbaharui," pungkasnya.
Baca juga: HUT ke-18 Kabupaten Ogan Ilir, Bupati Panca Prioritaskan Jalan Antar Kecamatan Mulus di Tahun 2022
Baca berita lainnya langsung dari google news.
