Berita Daerah

Reaksi Haji Endang Saat Jembatannya yang Beromzet Rp 20 Juta Perhari Bakal Diambil Pemerintah

Jembatan perahu ponton yang dibuat sejak 2010 tersebut setiap harinya bisa beromzet hingga Rp 20 juta.

Editor: Slamet Teguh
Tribun Jabar / Cikwan
Jembatan penyeberangan Sungai Citarum di Dusun Rumambe 1, Desa Anggadita, Kecamatan Klari Kabupaten Karawang yang dibangun Haji Endang. 

"Tarif itu tak paten. Sebab jika ada yang memberi Rp 1.000 atau bilang sedang tak bawa uang juga enggak masalah," terangnya.

Titipkan Para Pekerjanya

Meski telah rela jembatan yang dibuatnya tersebut diambil alih oleh pemerintah, Haji Endang hanya ingin menitipkan para pekerjanya.

Karena ia tidak ingin pekerjanya yang berjumlah sekitar 40 orang menjadi kehilangan pekerjaan.

Mayoritas pekerjanya juga warga di sekitar jembatan yang direkrut tanpa adanya batasan usia.

"Saya titip pekerja saya. Karena saya rekrut mereka tanpa batasan usia dan lainnya. Warga sekitar," tutur Haji Endang.

Pemerintah Kabupaten Karawang diketahui tengah membangun dua jembatan.

Satu di Wahahar dan satu di Dusun Rumambe 2, Desa Anggadita, Kecamatan Klari arah menuju Bintang Alam.

Sedangkan jembatan milik Endang menghubungkan Dusun Rumambe 1, Desa Anggadita, Kecamatan Klari dengan Desa Parungmuya Kecamatan Ciampel.

Baca juga: Kisah di Balik Haji Endang Dapat Penghasilkan Rp20 Juta per Hari di Sungai Citarum, Dulu Rp16 Ribu

Baca juga: Kondisi Sungai Segonang OKI Setelah Diguyur Hujan Selama 2 Pekan Terakhir, Rumah Penduduk Terancam

Kisah Haji Endang Raup Penghasilan Rp 20 Juta Per Hari

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, sosok Muhammad Endang Junaedi (62), akrab disapa Haji Endang belakangan namanya viral di media sosial atas usaha jasa jembatan penyebarangan di Karawang.

Dari jasa penyeberangan jembatan apung di atas Sungai Citarum yang dia sediakan di Dusun Rumambe 1, Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Karawang, dia bisa kantongi pendapatan Rp 20 juta per hari.

Haji Endang bercerita, usahanya itu dimulai 2010.

Endang yang sudah dikenal sebagai salah satu tokoh di Desa Anggadita tersebut diminta oleh sesepuh desa Haji Usup agar membuat penyeberangan perahu untuk memajukan perekonomian di Dusun Rumambe 1.

Endang mengatakan, saat itu jalan desa tersebut merupakan jalan buntu, hanya digunakan untuk penyeberangan kerbau.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved