Guru Ponpes Rudapaksa Santriwati

Santriwati Dilarang Bicara dengan Tetangga, ke Warung saja Diantar, Upaya Herry Tutupi Aksi Bejat

Kesaksian warga Kompleks Sinergi Antapani, Kota Bandung, lokasi panti asuhan Herry Wirawan tersangka kasus asusila ke santriwati.

Editor: Weni Wahyuny
Foto: Ist/Tribunjabar
guru pesantren di Bandung yang merudapaksa 12 santriwatinya hingga melahirkan. Herry melarang santriwati bicara dengan tetangga hingga ke warung saja diantar 

Warga pun menganggap pemindahan itu berkaitan dengan kenaikan kelas seperti di sekolah pada umumnya.

Salah Gunakan Dana Bantuan

Diketahui, Herry Wirawan menyalahgunakan dana bantuan pemerintah untuk kepentingan pribadinya, seperti menyewa hotel dan apartemen.

Hotel yang disewa Herry, juga digunakannya untuk merudapaksa para korban.

Fakta ini terungkap berdasarkan hasil temuan penyelidikan tim intelijen, selaku pengumpul data dan keterangan di lapangan.

Aksi Herry menyewa hotel dan apartemen itu membuat korban percaya pelaku memiliki ekonomi yang cukup.

"Upaya ini membuat para korban merasa yakin, bahwa yang bersangkutan berkemampuan (dari segi ekonomi)," kata Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jawa Barat, Asep N Mulyana, Kamis (9/12/2021), dikutip dari TribunJabar.

Selama melancarkan aksinya, Herry mengiming-imingi akan menjadikan korban polisi wanita hingga pengurus pondok pesantren.

Baca juga: Istri Saya Kejang-kejang 2 Jam Curhat Pilu Ayah Tahu Anaknya Melahirkan, Korban Oknum Guru Ponpes

Awal Mula Kasus Terungkap

Berdasarkan keterangan Herry Wirawan di persidangan, ia sudah melancarkan aksinya sejak 2016 hingga 2021.

Mengutip TribunJabar, aksi bejatnya terungkap saat orang tua salah satu korban mencurigai adanya perubahan pada tubuh sang anak.

Mereka pun langsung melapor pada kepala desa dan diteruskan pada Polda Jawa Barat serta P2TP2A Kabupaten Garut, Juni 2021 lalu.

Karena tak semua orang tua mengetahui kasus tersebut, 2TP2A Kabupaten Garut memanggil mereka untuk diberi tahu masalah yang menimpa anak mereka di pesantren.

"Semua orang tua syok begitu mengetahui permasalahan yang menimpa anaknya."

"Setelah diberi pemahaman dan pendampingan, akhirnya para orang tua bisa menerima permasalahan tersebut," terang Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah Kurniasari, Kamis.

Baca juga: Misteri Bisikan Oknum Guru Cabul ke Santriwati, Diucapkan Dekat Telinga, Korban Bertambah jadi 21

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved