Berita Palembang
Temuan NIK Warga Palembang Dipakai WNA, Kemungkinan Ada Campur Tangan Hacker
Nomor Induk Kependudukan (NIK) Rohmawati, seorang warga Palembang yang diduga digunakan oleh WNA membuat dirinya tidak bisa mengikuti vaksinasi Covid-
Penulis: Rachmad Kurniawan | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Nomor Induk Kependudukan (NIK) Rohmawati, seorang warga Palembang yang diduga digunakan oleh WNA membuat dirinya tidak bisa mengikuti vaksinasi Covid-19.
Hal ini diketahui saat ia sedang mendaftar vaksinasi, dan mendapati NIK nya sudah berganti nama orang lain dan nomor teleponnya berubah dengan kode Indonesia.
Namun saat melacak nomor telepon tersebut, Rohmawati mengaku jika lokasi nomor tersebut malah berada di luar negeri tepatnya mengarah ke kantor WHO.
Menanggapi hal ini Kasi Lantaskim Kantor Imigrasi Kelas I TPI Palembang, Adep Yoenoes mengatakan Imigrasi tidak bisa mengomentari mengenai temuan tersebut. Ranahnya ada di Dinas Dukcapil Palembang.
"Untuk perihal NIK ranahnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Kalau bocor data kemungkinan kesalahan dari yang bersangkutan mungkin pernah upload foto di pembayaran elektronik atau link yang dikirim hacker via WhatsApp atau SMS, " ujar Adep saat dijumpai, Kamis (9/12/2021).
Ia melanjutkan mengenai nomor telepon yang berubah dengan kode Indonesia namun lokasi di luar negeri, kemungkinan ada campur tangan hacker.
"Itu bisa saja terjadi jika ada hacker yang melakukan pakai VPN," singkatnya.
NIK Ganda
Sebelumnya, di tempat terpisah Wakil Walikota Palembng Fitrianti Agustinda mengomentari adanya data NIK warga Palembang yang dipakai WNA.
Banyaknya permasalahan data nomor induk kependudukan (NIK) yang ganda atau NIK dipakai orang lain ditanggapi Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda, Kamis (9/12/2021) saat mendatangi kantor Disdukcapil Kota Palembang.
Finda, sapaan akrabnya meminta agar Disdukcapil segera memperbaiki atau memvalidkan lagi data kependudukan ini.
"Ya, tadi sempat kita bicarakan juga. Ada sebanyak 45 ribu data NIK ganda tengah digodok, di evaluasi supaya data-data ini bisa untuk diperbaharui," ujarnya.
Karena kata dia, macam-macam penyebab bisa saja karena ada pindah alamat, meninggal dan lain sebagainya. "Serta ada juga yang tak melapor terkait adanya perubahan data sehingga bisa menjadi ganda," ungkap dia.
Oleh karena itu, ia berharap kepada Disdukcapil agar permasalah NIK ganda seperti ini dapat segera dibahas untuk diatasi.
"Karena NIK ini kan jadi dasar bagi warga sebagai identitas dirinya untuk melakukan semua pelayanan yang ada. Ini kita harapkan agar tak terjadi lagi hal-hal seperti ini karena sayang sekali warga yang ingin vaksin jadi tidak bisa," ungkap dia.