Berita Muratara

Banyak Wali Murid di Muratara Menolak Anaknya Divaksin Covid-19 Akibat Termakan Isu Hoaks

Banyak wali murid atau orangtua yang menolak anaknya divaksin karena takut ada efek sampingnya. 

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM/RAHMAT
Seorang pelajar mengikuti vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Musi Rawas Utara 

TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Vaksinasi Covid-19 untuk pelajar di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) masih ditemukan sejumlah kendala. 

Misalnya, masih banyak wali murid atau orangtua yang menolak anaknya divaksin karena takut ada efek sampingnya. 

Kepala Dinas Pendidikan Muratara, Sukamto menuturkan vaksinasi pelajar terus digalakkan di sekolah-sekolah di daerah ini.

Namun diakuinya masih ditemukan sejumlah kendala seperti penolakan dari wali murid.

"Mereka takut anak mereka kenapa-napa, tapi kita terus memberikan penjelasan kepada mereka," kata Sukamto, Rabu (1/12/2021). 

Dia mengatakan, Dinas Pendidikan terus memberikan sosialisasi dan pemahaman mengenai vaksin kepada pelajar dan wali murid.

"Beberapa yang menolak setelah kita kasih penjelasan alhamdulillah dia bersedia divaksin," kata Sukamto. 

Dia menambahkan, untuk vaksinasi guru atau tenaga kependidikan di Muratara saat ini sudah maksimal. 

Hampir seluruh guru sudah divaksin, tinggal beberapa yang memang belum bisa divaksin karena kondisi tubuhnya. 

"Vaksin guru kita aman, lancar, ada beberapa yang belum itu mungkin setelah screening ternyata belum bisa divaksin," ujarnya. 

Salah seorang wali murid di Kecamatan Rupit mengungkapkan ada beberapa alasan menolak vaksinasi terhadap anak mereka.

Misalnya masih banyak kasus efek samping setalah divaksin yang beredar luas di media sosial. 

Warga takut menjadi bahan uji coba, apalagi ada bermacam-macam jenis vaksin yang digulirkan pemerintah.

"Kalau saya takut ada efek sampingnya saja, banyak tuh berita kasus orang lumpuh setelah divaksin," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Muratara, Marlinda Sari mengungkapkan orang mengalami kelumpuhan setelah divaksin bukan karena disebabkan oleh vaksin. 

Orang tersebut, kata dia, biasanya ada riwayat penyakit lain yang kebetulan mengalami kelumpuhan setelah divaksin. 

"Sudah banyak orang divaksin tidak apa-apa. Kami minta masyarakat jangan mudah termakan isu hoaks di media sosial," katanya. 

Baca juga: Kasus Pengadaan Masker dan Bawaslu Muratara Akan Naik Status Menjadi Penyidikan

Dia menyatakan, dari update data manual vaksinasi Covid-19 di Muratara hingga saat ini sudah 75 ribu lebih orang divaksin atau sudah mencapai 55 persen lebih dari total target sebanyak 139.373 jiwa.

"Kita terus mengejar target capaian vaksinasi ini sampai turun ke desa-desa jemput bola, karena selama ini masyarakat tidak mau ke Puskesmas," katanya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved