Berita Ogan Ilir
Kemplang Panggang Khas Pegagan OI, Dimasak Pakai Arang Tak Perlu Minyak Goreng, Banjir Pembeli
Sentra pembuatan kemplang panggang di Indralaya Selatan, Ogan Ilir, tetap adem-ayem dan tak merasakan riuh kenaikan harga minyak goreng.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Kenaikan harga minyak goreng di pasaran mempengaruhi kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) khususnya di bidang kuliner.
Pelaku usaha harus memutar otak agar tetap mendapatkan untung dari berniaga, meskipun harga minyak goreng curah naik hingga Rp 20 ribu per kilogram dari harga semula di kisaran Rp 14 ribu hingga Rp 16 ribu.
Di saat banyak pelaku UMKM yang resah, sentra pembuatan kemplang panggang di Indralaya Selatan, Ogan Ilir, tetap adem-ayem dan tak merasakan riuh kenaikan harga minyak goreng ini.
Rusmalena, salah seorang pembuat kemplang panggang mengatakan, dirinya tak memerlukan minyak goreng untuk membuat camilan khas Pegagan tersebut.
"Kemplang panggang ini ya dipanggang di atas arang. Tidak pakai minyak pastinya," kata Rusmalena ditemui di toko kemplang miliknya di Desa Tanjung Lubuk, Kecamatan Indralaya Selatan, Ogan Ilir, Minggu (28/11/2021).
Saat ditemui, Rusmalena atau biasa dipanggil Lena ini sedang menyortir kemplang mentah yang belum dipanggang.
Berhubung cuaca di wilayah Indralaya dan sekitarnya mendung sehari penuh, Lena hanya menyortir kemplang untuk dipanggang keesokan harinya.
"Cuaca juga berpengaruh. Kalau sedang panas, bagus untuk menjemur kemplang sebelum dipanggang. Kalau mendung begini, malah nantinya kemplang tidak mengembang saat dipanggang dan teksturnya keras," ujar Lena.
Wanita 42 tahun ini pun membagikan cara membuat kemplang panggang yang pengolahannya bisa menggunakan arang atau pasir yang dipanaskan.
Bahan-bahan seperti sagu, ikan sarden, garam dan penyedap rasa dicampur dengan air mendidih dan dibentuk bulat pipih serta digiling hingga tipis dengan diameter kira-kira 10 sentimeter.
Selanjutnya, adonan dikukus dan dijemur hingga mengeras.
Kembali, cuaca panas sangat bagus untuk kemplang panggang khas Pegagan karena bisa awet berbulan-bulan.
"Kemplang panggang yang mentah ini higienis dan tanpa bahan pengawet. Simpan di tempat kering yang suhunya tidak lembab agar tahan (awet) berbulan-bulan," ujar Lena.
Dalam sehari, Lena dapat membuat sedikitnya dua ribu keping kemplang mentah.
Sedangkan kemplang panggang yang dihasilkan bisa mencapai 300 keping per hari.