Berita Nasional

Daftar 18 Kosmetik yang Ditemukan BPOM, Ternyata Berbahaya, Ini 5 Tips Memilih Produk Kosmetik Halal

Setidaknya terdapat 18 kosmetika berbahaya mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) atau bahan dilarang yang berbahaya bagi kesehatan.

Editor: Slamet Teguh
pexels
Ilustrasi alat kosmetik. 

Sehingga selain bahan halal dan non halal, terdapat produk dengan bahan yang dikategorikan mashbooh atau perlu ditelusuri lebih lanjut.

Secara umum, produk yang terbuat dari bahan utama tumbuhan atau botanical ingredients, secara natural adalah halal, kecuali produk yang telah tercampur dengan enzim dari hewan.

2. Menggunakan produk kosmetik yang dijamin halal

Kemudian, hal kedua yang bisa kamu lakukan saat akan membeli suatu produk kosmetik adalah memeriksa logo halal yang umumnya tercantum pada label kemasan produk.

Pastikan logo yang tercantum merupakan logo halal MUI, karena adanya logo ini menunjukkan bahwa produk telah melalui pemeriksaan dan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika MUI (LPPOM MUI).

Sehingga dipastikan produk yang kamu akan beli terbebas kontaminasi dari bahan najis atau non halal.

Kabar baiknya, kini sudah banyak produk kosmetik yang telah bersertifikat halal MUI.

3. Bersertifikat legal

Selain mempehatikan logo halal dan kandungan yang terdapat di dalamnya, pastikan juga produk yang dipilih legal.

Sertifikasi kelegalan suatu produk dapat dilihat dicantumkannya nomor pendafataran di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Kode pendaftaran untuk produk kosmetik lokal adalah CD, sedangkan untuk produk impor memiliki kodel CL.

 4. Tidak semua produk alami itu halal

Jika saat memeriksa produk kosmetik dan menemukan bahan alami sebagai salah satu komposisi utama, kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu.

Faktanya, produk yang mengklaim dirinya terbuat dari 100% alami tidak menjamin kehalalannya, karena ekstrak hewan pun termasuk alami.

Apalagi, kini sejumlah produsen kosmetik semakin lihai dalam menyembunyikannya yakni dengan menggunakan istilah tersembunyi seperti "protein", untuk menggantikan "plasenta".

Halaman
123
Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved