Hari Pahlawan 2021
Profil dan Rekam Jejak Sultan Aji Muhammad Idris, Dapat Gelar Pahlawan Nasional di Hari Pahlawan
Siapa Sultan Aji Muhammad Idris (alm) tokoh yang mendapatkan anugerah gelar sebagai Pahlawan Nasional.
Berikut sejarah singkat (Alm) Sultan Aji Muhammad Idris, yang baru saja ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Dikutip dari Tribun Kaltim, diceritakan secara singkat perjuangan dan kontribusinya dalam melawan penjajah, dimana Sultan Aji Muhammad Idris merupakan Raja Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-14 (1732-1739) dan menjalankan pemerintahannya dengan sangat adil dan bijaksana sehingga rakyatnya aman dan damai.
Lanjut kisah, pada tahun 1736 Sultan Aji Muhammad Idris serta beberapa pasukannya meninggal tahta kekuasannya menuju Kerajaan Wajo untuk membantu melawan penjajahan Belanda – VOC dan sekutunya.
Pada Perang Wajo, Sultan Aji Muhammad Idris diangkat sebagai Panglima Laskar Negeri Serikat oleh 5 Raja Negeri Serikat.
Baca juga: Inilah 4 Tokoh yang akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2021
Dengan semangat pengorbanan dengan meninggalkan kekuasaan dan kegigihan serta keberanian memimpin laskar Negeri Serikat berhasil mengalahkan Belanda – VOC dan sekutu-sekutunya.
Bahkan, Sultan Aji Muhammad Idris wafat di Wajo pada tahun 1739, dengan penuh hormat rakyat Kerajaan Peneki, Kerajaan Wajo, Kerajaan Soppeng, Kerajaan Malluse’tasi’ dan Kerajaan Sidenreng menganugerahi gelar La Derise’ Daeng Na Parewusi Petta Buranti Petta Arung Kute’ Matinroe Ri Kawanne.
Pemerhati Budaya di Kutai Kartanegara, Awang Muhammad Rifani menyebutkan, pengajuan Sultan Aji Muhammad Idris selaku Sultan Kutai Kartaengara Ing Martadipura ke-14 sangatlah wajar dan layak.
Baca juga: DAFTAR 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Gerakan 30 September, Profil Lengkapnya
Pasalnya menurut dia, Sultan Aji Muhammad Idris tersebut merupakan raja pertama yang menggunakan gelar Sultan di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan telah berjuang tak hanya diwilayah tanah Kutai saja, melainkan juga berjuang di tanah Celebes untuk membantu kerajaan Wajo melawan penjajahan oleh Belanda.
“Jadi dia membantu mertuanya yakni Raja Wajo untuk berjuang melawan belanda di Sulawesi. Sultan Aji Muhammad Idris kan menantunya Raja Wajo,” ungkap Awang kepada Tribunkaltim.co, Minggu, (4/4/2021).
Artinya ucap Awang, dengan perjuangan Sultan Aji Muhammad Idris sampai ke Pulau Sulawesi tersebut membuktikan bahwa Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura itu bukanlah pejuang lokal, tapi sudah termasuk pejuang nasional yang telah berkontribusi untuk daerah lain dalam rangka melawan penjajah Belanda.
“Berarti kan dia bukan pahlawan lokal, dia berjuang sampai ke Sulawesi. Bahkan wafatnya pun disana (Sulawesi), Jadi wajar kalau beliau dianugerahi Pahlawan Nasional,” tegasnya.
Ia menambahkan, pengajuan Sultan Aji Muhammad Idris sebenarnya sudah dilakukan beberapa tahun sebelumnya, bahkan sudah dilakukan seminar nasional terkait hal tersebut beberapa tahun lalu.
“Mungkin sekitar tahun 2010-an keatas lah, kurang ingat juga tepatnya tahun berapa, tapi sudah lama,” tuturnya.
Dirinya berharap, Sultan Aji Muhammad Idris dapat menjadi tokoh yang mewakili Kalimantan Timur sebagai Pahlawan Nasional dan dianugerahi Pahlawan Nasional.