Berita Ubahlaku

Urban Farming Jaga Ketahanan Pangan dan Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19

Tidak perlu lahan yang luas semua dilakukan warga di lahan terbatas bahkan sempit yang dikenal sebagai pertaninan perkotaan atau urban farming.

Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
HANDOUT YUGO/BENYAMIN LAKITAN
Yugo, petani urban farming yang menjadikan hobinya berkebun hidroponik sebagai lahan usaha bisnis (Foto kiri). Lahan pertanian urban farming yang dipraktikkan salah seorang dosen Unsri (Foto kanan). Urbah farming menjadi salah satu upaya menjaga ketahanan pangan dan ekonomi di masa Pandemi Covid-19. 

Kedua bercocok tanam hidroponik tidak membutuhkan effort yang banyak karena tidak perlu repot menyiram setiap hari, cocok untuk kaum rebahan yg berpikir kreatif.

"Sekarang sudah buang jauh-jauh mindset bahwa selamanya bertani itu kotor dan identik dengan cangkul. Bertani juga bisa tampil keren pake kemeja atau kaos branded di kebun tanpa takut kotor," katanya.

Bahan baku pupuk maupun benih dan lain-lain kata Yugo semuanya sudah banyak dijual dan tersebar di kios/toko pertanian di Kota Palembang sehingga tidak sulit mencarinya.

"Sebagai petani urban farming kalau saya boleh berbagi pengalaman, bertani adalah kegiatan menyenangkan sekaligus menantang. Selain menyalurkan hobi tanaman, urban farming juga bisa dijadikan sebagai ladang bisnis asal kita jeli melihat peluang," katanya.

  • Solusi Pertanian Ideal di Masa Depan

Tren urban farming meningkat di era pandemi, termasuk juga di Kota Palembang. Urban farming menjadi salah satu cara bercocok tanam di wilayah perkotaan dengan memanfaatkan lahan sempit dengan variasi teknik.

Metode ini menjadi solusi masyarakat perkotaan yang ingin bercocok tanam di tengah keterbatasan lahan. Urban farming dinilai sebagai solusi teknologi pertanian yang ideal di masa depan.

Prof Siti Herlinda saat menjadi Keynotes Speaker dalam acara Seminar Nasional Lahan Sub Optimal yang diselenggarakan Fakultas Pertanian Unsri, Rabu (20/10/2021). Seminar membahas urban farming menjadi solusi pertanian di masa depan.
Prof Siti Herlinda saat menjadi Keynotes Speaker dalam acara Seminar Nasional Lahan Sub Optimal yang diselenggarakan Fakultas Pertanian Unsri, Rabu (20/10/2021). Seminar membahas urban farming menjadi solusi pertanian di masa depan. (HANDOUT PANITIA SEMINAR FP UNSRI)

"Urban farming tidak hanya dapat dilakukan di lahan terbatas, namun bisa mulai dari skala rumah tangga. Secara ekologi urban farming bisa mendukung keberadaan ruang hijau untuk peningkatan kualitas kesehatan lingkungan,"ujar Prof Siti Herlinda saat menjadi Keynotes Speaker dalam acara Seminar Nasional Lahan Sub Optimal Rabu (20/10/2021).

Pakar Agronomi Unsri, Prof Dr Ir Benyamin Lakitan, M.Sc. juga angkat bicara soal tren urban farming. Menurutnya, tren urban farming di perkotaan setahun belakangan ini menjadi fenomena yang luar biasa. Adapun kelompok tanaman yang dominan dibudidayakan di perkotaan adalah sayuran dan tanaman hias.

Sejak urban farming menjadi tren, penjualan benih hortikultura dan tanaman hias ikut meningkat. Hal ini dikarenakan konsep urban farming dalam pertanian bisa dilakukan dengan model hidroponik dan vertikultur. Dua model tersebut kini sudah umum dilakukan di perkotaan.

"Selain untuk produksi pangan, budidaya pertanian di perkotaan juga dilakukan untuk tujuan estetika dan peningkatan kualitas lingkungan.

Misalnya budidaya vertikal pada dinding bangunan (green wall) dan di atas atap beton bangunan tinggi (green roof),"jelasnya.

Di lain sisi, Pakar Pemuliaan Tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Muhamad Syukur mengungkapkan sebuah pilihan sistem yang dapat digunakan untuk memulai urban farming dengan sistem hidroponik di lahan pekarangan dapat dilakukan dengan sistem Nutrient Film Technique (NFT).

"Keunggulan budidaya hidroponik ini, antara lain tidak tergantung musim, hemat lahan, hemat air, lebih sehat dan bergizi," ujarnya.

Syukur menyebut, budidaya tanaman dalam pot di pekarangan mempunyai beberapa keunggulan di antaranya adalah relatif mudah dalam perawatan, hemat lahan, estetik dan mudah dipindah-pindahkan sesuai kebutuhan,

"Sistem urban farming yang direkomendasikan dilakukan di rumah adalah penanaman dalam pot, antara lain untuk komoditas cabai hias."jelasnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved