Darurat Covid 19
Gelombang Ketiga Covid-19 Disebut Pasti Datang Pada Desember 2021, Ahli Sebut Cara Antisipasinya
Gelombang Ketiga Covid-19 Disebut Pasti Datang Pada Desember 2021, Ahli Sebut Cara Antisipasinya
TRIBUNSUMSEL.COM - Pandemi Covid-19 masih terus terjadi di Indonesia.
Sejumlah upaya terus dilakukan pemerintah untuk menekan angka ini.
Namun, belum selesai pandemi ini, nyatanya Indonesia sudah harus disuruh waspada terkatit gelombang ketiga Covid-19.
Ahli virologi dan Guru Besar Universitas Udayana, Prof Dr drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengusulkan target vaksinasi pemerintah jangan stagnan di 70 persen, melainkan harus menjadi 100 persen.
"Tidak boleh lagi 70 persen, karena 30 persen mereka yang tidak divaksin akan berisiko terkena penyakit berat," kata Mahardika dalam diskusi virtual Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (30/9/2021).
Imbauan tersebut disampaikannya sebab ia memprediksi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia pasti akan datang dan akan terjadi Desember 2021 hingga Februari 2022.
"Awal 2022 kita bisa mengatakan virus masih ada di sekitar kita, tapi dampak pandemi bisa kita minimalisir. Sekarang gelombang ketiga pasti terjadi," ujarnya.
Berdasarkan pola lonjakan yang terjadi sebelumnya di Indonesia, kata Prof Gusti, gelombang ketiga Covid-19 akan terjadi antara Januari hingga Februari maupun Juli hingga Agustus.
Mahardika mengatakan, gelombang ketiga Covid-19 yang dimaksudnya adalah dalam hal jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kalau kasus yang dimaksud adalah terkonfirmasi positif Covid-19 gelombang ke-3, itu pasti akan dihadapi Indonesia," kata Mahardika.
Tapi ia tidak hanya mengkhawatirkan gelombang ketiga peningkatan kasus tekonfirmasi positif Covid-19, tetapi juga jumlah orang yang masuk rumah sakit dengan gejala berat dan kasus meninggal akibat Covid-19.
"Kalau dari kasus, ya pasti. Tetapi mudah-mudahan tidak ada gelombang ketiga untuk jumlah orang yang masuk rumah sakit sehingga kewalahan dan jumlah orang yang meninggal dunia," ujarnya.
Menurutnya, situasi dan kondisinya tidak separah saat gelombang kedua terjadi pada Juli-Agustus 2021 lalu, apalagi jika intervensi vaksinasi terus meluas dengan cakupan di atas 70 persen.
Mahardika merujuk pada lonjakan kasus di sejumlah negara yang memiliki cakupan vaksinasi di atas 50 persen.
Ia mencontohkan negara Singapura, yang telah memvaksinasi lengkap 60 persen warganya.