Korban Pedofilia di Ogan Ilir
Antisipasi Tindak Asusila Susulan, Tenaga Pengajar Ponpes At Tauhid OI Jalani Character Assessment
Ponpes At Tauhid di Ogan Ilir telah menerapkan character assessment atau penilaian karakter terhadap guru antisipasi tindakan asusila.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Pondok Pesantren (Ponpes) At Tauhid di Ogan Ilir menyesalkan tindakan asusila dilakukan dua oknum tenaga pengajar mereka terhadap santri.
Untuk mengantisipasi hal serupa terjadi lagi, Ponpes yang merupakan Yayasan Kampoeng Tauhid Sriwijaya ini melakukan character assessment atau penilaian karakter kepada para tenaga pengajar.
"Untuk pengajar, kami dari civitas telah menerapkan character assessment atau penilaian karakter. Jadi semua guru dites psikologi mereka agar harapannya, kejadian ini tidak terulang lagi di tempat ini," kata Juru Bicara (Jubir) Ponpes At Tauhid, Rizky Ardi, Jumat (1/10/2021) petang.
Selain penilaian karakter, pengurus Ponpes At Tauhid menunjuk pengawas khusus kegiatan sekitar 200 santri dan 18 tenaga pengajar.
"Untuk pengawasan, kami sekarang sudah ada yang penanggungjawabnya. Ada yang ditunjuk sebagai pengawas aktivitas keseharian guru dan anak-anak yang belajar di sini," terang Rizky.
Dia mengungkapkan, pihak Ponpes sangat menyesalkan atas terjadinya peristiwa memalukan ini.
"Kami tentunya tidak menginginkan ini terjadi," kata Rizky.
Namun di sisi lain, pihak Ponpes At Tauhid mengucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian dalam hal ini Polda Sumatera Selatan yang mengusut kejadian ini.
Baca juga: Ponpes At Tauhid di OI Akhirya Buka Suara Setelah Dua Tenaga Pengajar Jadi Tersangka Asusila
Adapun kegiatan belajar-mengajar di Ponpes yang merupakan Yayasan Kampoeng Tauhid Sriwijaya itu tetap berjalan seperti biasa.
"Kegiatan pembelajaran tetap berjalan seperti biasa," tegas Rizky.
Dia juga menegaskan, pengurus Ponpes At Tauhid mendukung penegakan hukum oleh pihak kepolisian.
"Kami kooperatif. Kami juga tidak ada toleransi terhadap siapapun yang melakukan ini," tegasnya lagi.
Setelah peristiwa ini tersebar, Ponpes At Tauhid langsung memanggil para orang tua santri.
Menurut Rizky, pengurus Ponpes meyakinkan kepada para wali santri bahwa perbuatan ini dilakukan oleh oknum dan tidak mewakili tenaga pengajar secara keseluruhan.
"Sejauh ini belum ada wali santri yang menarik anak mereka keluar dari Ponpes ini termasuk yang MTs," jelas Rizky.
Baca berita lainnya langsung dari google news.