Berita OKI
Camat Ungkap Sosok Dibalik Video Pelajar OKI Menyeberangi Sungai Pakai Styrofoam
Camat Tulung Selapan Jemmy menjelaskan perekam video pelajar menyebrang sungai pakai Styrofoam (kotak gabus) di OKI
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Sungai Riding yang berada di Desa Kuala Dua Belas Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi viral lantaran video berdurasi sekitar 1 menit tersebar luas di dunia maya.
Video yang sengaja direkam orang dewasa tersebut memperlihatkan tiga anak laki-laki berseragam sekolah dasar (SD) sedang menyeberangi sungai dengan Styrofoam (kotak gabus).
Telah dibagikan sebanyak ribuan kali.
Dibalik video tersebut, Jemmy selaku Camat Tulung Selapan menjelaskan perekam video tersebut bukanlah penduduk setempat.
Melainkan pendatang yang sedang bekerja sebagai buruh alat berat disalah satu perusahaan didekat Desa Kuala Dua Belas.
"Kemarin saya menemui yang bersangkutan dan dia bercerita asal Provinsi Lampung dan bekerja menjadi teknisi alat berat. Dia belum tahu kebiasaan-kebiasaan warga maupun anak-anak disini yang sudah terbiasa bermain dan berenang disungai,"
"Jadi waktu dia iseng mengambil video dan memposting diakun tik-tok pribadi miliknya," jelasnya saat dikonfirmasi langsung, Minggu (26/9/2021) siang.
Jemmy berharap setelah kehebohan ini warga bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
Menjalani hidup mereka yang mesra dengan alam.
"Saya turut menghimbau para orang tua siswa agar tidak lagi membiarkan anak-anak menyebrang sungai dengan styrofoam. Jadi lebih tingkatkan pengawasan terhadap anak masing-masing," tuturnya.
Dijelaskan Desa Kuala Dua Belas memiliki luas 11.000 Hektar dan dihuni oleh 450 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduknya mencapai 1.076 orang.
Penduduk desa tersebar di beberapa dusun sepanjang muara laut Selat Bangka itu. Penduduk terdiri dari beragam suku mulai Bugis, Jawa dan di dominasi penduduk lokal.
Sedangkan mata pencaharian utama penduduk yakni 40 persen berprofesi sebagai nelayan, 50 persen petambak udang windu dan sekitar 10 persen pembudidaya burung walet.
"Secara ekonomi mereka berkecukupan, meski hidup sederhana karena mereka sangat berdampingan dengan alam," beber Camat.
Mereka melaut di Selat Bangka untuk mencari ikan duri atau disebut warga sekitar baung laut. Ikan tersebut disalai atau diasap sebelum dijual kepada pengepul yang datang ke desa.
"Untuk harganya sekitar Rp 45.000 per kg itu sudah di salai (ikan asap). Sementara hasil tambak udang windu mereka bawa ke Rawa Jitu di Lampung dan Muara Angke Jakarta dan dijual Rp 70.000 perkilogram," ujar Jemi.
Baca juga: Nasib 3 Pelajar yang Pakai Styrofoam Menyebrangi Sungai di OKI, Ortu Dipanggil Kepala Sekolah
Untuk penghasilan dari budi daya walet, Warga menjual sarang burung tersebut di Palembang.
"Sarang burung harganya tinggi bisa sekitar 8 sampai 10 juta perkilo. Rata-rata penjualan di Jalan Veteran Palembang," katanya.
Meski berpenghasilan puluhan juta, tetapi masyarakat Desa Kuala Dua Belas hidup dengan sederhana.
"Memang harga sembako mahal disini, karena belinya jauh ke Muara Angke Jakarta," tandasnya.