Berita Musi Rawas

Cerita Slamet, Kalah Sebelum Berperang, Harapan Ikut Tes Kompetensi PPPK Pupus

Guru honor yang mengajar di SMAN Campur Sari Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas pun menyambut gembira kabar adanya Tes Kompetensi PPPK

SRIPOKU/AHMAD FAHROZI
Slamet bersama keluarganya, Guru Honor SMAN Campur Sari Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. 

Dilanjutkan, setelah ada pengumuman resmi penerimaan PPPK guru, maka dia pun ikut mendaftar.

Setelah itu pengumuman administrasi dia pun lolos. Maka katanya dia masih tenang-tenang saja.

Namun saat memasuki masa sanggah, saat klik soal ijazahnya jurusan Bimbingan Konseling, ternyata tidak terkoneksi dengan kampusnya.

Dia pun kembali kebingungan dan minta saran serta masukan dari berbagai pihak, hingga saran kepala sekolah tempatnya mengajar dia ikuti juga.

"Ternyata nggak bisa masuk juga. Karena saat verval tadinya, sudah terverval ijazah itu ke jurusan Pendidikan Agama Islam bukan Bimbingan Konseling. Maka saat klik nggak bisa masuk," keluhnya.

Dikatakan, tahapan berikutnya adalah pengumuman.

Baca juga: 34 Peserta Tes Kompetensi PPPK Guru Musi Rawas 2021 Alami Gangguan Teknis, Begini Nasibnya

Dimana saat pengumuman administrasi dia dinyatakan lulus. Namun setelah akan dilakukan pencetakan kartu lokasi formasi, ternyata datanya tidak ada.

"Setelah itu pengumuman administrasi aku lulus. Setelah administrasi lulus kita ke tahap selanjutnya yaitu cetak kartu. Setelah cetak kartu ini muncul masalah, nama saya, lokasi formasi saya tidak ada. Kami cek ke website, memang nggak masuk, dan disitu ada penjelasan katanya ini tahap satu," ujarnya.

Menerima kenyataan ini, Slamet kesal bukan main.

Dia yang sudah berupaya keras untuk bisa ikut tes penerimaan PPPK guru, ternyata gagal sebelum perang.

Kekesalan dan kekecewaannya sangat masuk akal. Dia yang ingin mencoba memperbaiki statusnya, ternyata tak bisa ikut tes PPPK.

Slamet sendiri merupakan guru honor di SMAN Campur Sari Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas sejak tahun 2012.

Ketika terjadi perubahan kebijakan bahwa SMA sederajat tidak lagi dibawah naungan kabupaten tapi dibawah naungan propinsi, dia pun mengaku mengantongi SK honor dari gubernur Sumsel pada tahun 2017 lalu.

Diceritakan, pendapatannya sebagai guru honor hanya Rp500 ribu per bulan. Namun semua dilakoninya demi menghidupi keluarganya.

Jumlah upah mengajarnya itu menurut Slamet, sangat jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dalam satu bulan.

Karena itu, untuk menghidupi keluarganya, dia bekerja sebagai penyadap karet, disela waktu mengajarnya.

"Kalau gaji guru honor ya Rp500 ribu sebulan. Makanya saya juga nyadap karet kalau sedang tidak mengajar. Bukan kebun karet saya, tapi kebun karet milik orang tua," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved