Berita Sriwijaya FC
Hingga Kini Rudiyana Belum Bergabung Bersama Sriwijaya FC, Nil Maizar Ungkap Statusnya
Hingga Kini Rudiyana Belum Bergabung Bersama Sriwijaya FC, Nil Maizar Ungkap Statusnya
TRIBUNSUMSEL.COM - Sriwijaya FC terus melakukan persiapan guna tampil di ajang Liga 2 Indonesia.
Namun ada sedikit kendala ketika Sriwijaya FC melakukan persiapan tersebut.
Hampir dua pekan Striker andalan Sriwijaya FC Rudiyana belum kunjung tiba ke Palembang bergabung latihan bareng tim di Lapangan Atletik JSC Palembang, Selasa (7/9).
"Dia lagi sakit," kata Head Coach Nil Maizar kepada Sripoku.com usai menggelar latihan tactical.
Dokter Tim Sriwijaya FC, dr Ibadurrahman MARS sendiri ketika ditanya mengaku belum mendapat informasi terkait sakitnya Rudiyana.
"Yang saya tahu semua pemain sehat semua. Belum ada informasi ke saya (kalau Rudiyana sakit). Terakhir komunikasi, baik itu Ronaldo, Ikhwan, maupun Rudiyana akan datang hari Senin kemarin (6/9/2021). Ronaldo dan Ikhwan kan sudah datang," terang Ibad.
Sayangnya baik whatsapp mau teleponnya Rudiyana ketika coba dikonfirmasi, belum direspon.
Rudiyana yang selama libur tim jelang lebaran Hari Raya Idul Adha lalu pulang ke Bandung, mengaku sangat senang dan menyambut gembira instruksi memulai kembali latihan bersama tim di Jakabaring, 27 Agustus 2021 mendatang.
"Merespon kabar baik ini tentunya sangat senang sekali ya, karena kita hampir satu setengah bulan tanpa ada kompetisi, ini kabar yang sangat baik ya," ungkap Rudiyana kepada Sripoku.com, Selasa (24/8/2021).
Pesepakbola kelahiran Bandung, 4 Mei 1992 mengaku akan siap membuktikan kemampuannya untuk menjadi bomber yang bisa diandalkan coach Nil Maizar.
"Tentu saja saya akan membuktikan kemampuan saya bersama Sriwijaya. Dan mudah-mudahan saya bisa membantu Sriwijaya naik lagi ke liga 1," kata Rudiyana yang musim kompetisi Liga 2 2019 menjadi bomber andalan Sulut United.
Sebelumnya Rudiyana sempat kecewa dengan saat ditundanya kembali kompetisi liga 2 hingga September 2021 mendatang.
"Yang pasti agak kecewa ya. Karena kita sedang mempersiapkan tim ini sejak lama. Jadi semua materi dan taktik, fisik yang diberikan pelatih. Tapi pada puncaknya harus diundur," ungkap Rudiyana kepada Sripoku.com di sela mengikuti vaksinasi kedua di RSUD BARI Palembang, Rabu (7/7/2021) lalu.
Meski demikian kata mantan striker Sulut United ini, sebagai pemain harus memaklumi dengan kondisi perkembangan pandemi COVID-19 di tanah air yang belum juga membaik.
"Tapi kami semua paham dengan keadaan seperti ini tidak bisa melawannya. Demi kesehatan dan keselamatan," kata pesepakbola kelahiran Bandung, 4 Mei 1992.
Menurut Striker yang mengenakan kostum nomor punggung 29, tim pelatih yang lebih tahu sampai di mana top performa para skuat tim berjuluk Laskar Wong Kito ini.
"Saya pribadi sebagai pemain melihat kekompakan sudah mulai terjalin, terlihat di beberapa ujicoba kemarin Alhamdulillah cukup bagus juga karena melawan tim kualitasnya di atas kita. Tapi itu semua bukan menjadi ukuran. Masih ada kekurangan-kekurangannya," beber bungsu dari 3 bersaudara pasangan Dodo Hamid dan Ai Kartini.
Rudi yang telah banyak pengalaman merumput di tim besar seperti Persib Bandung, Persis Solo, PSIM Yogyakarta dan Sulut United, membenarkan jika nantinya tim diliburkan akan tetap terus latihan di Bandung.
"Ya katanya akan libur. Belum tahu juga kapan. Yang jelas liburnya libur aktif. Mesti melaksanakan latihan sesuai materi yang diberikan tim pelatih," pungkasnya.
Baca juga: Bakal Gelar Laga Ujicoba, Nil Maizar Beberkan Kondisi Tim Sriwijaya FC, Siap di Liga 2 Indonesia
Baca juga: Kabar Duka, Mantan Pemain Sriwijaya FC, Lenglolo Dikabarkan Meninggal Dunia, Pernah Double Winner
Rudiyana sendiri mengaku memiliki kesan dan cerita manis di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring.
"Paling berkesan waktu angkat trofi juara ISL bersama Persib Bandung di Jakabaring pada 2014. Itu momen spesial yang tak bisa dilupakan. Awal karir jadi bagian juga juara di Palembang. Ada cerita manis di Jakabaring,” kata mantan striker PSIM.
Pesepakbola beristrikan Shani Zakiyyah yang dipersuntingnya sejak 29 Januari 2017 namanya melejit di klub Sriwijaya FC ketika memulai latihan musim kompetisi 2020 lalu.
Di setiap latihan maupun petandingan ujicoba, Rudiyana kerap membuktikan kepiawaiannya dalam menjebol gawang lawan.
Untuk membantu Sriwijaya FC juara, Rudiyana memiliki target pribadi. Rudi yang menjadikan tanggal pernikahannya sebagai nomor punggung jerseynya ini ingin mengejar sepatu emas Liga 2.
Lama dia tidak menjadi pencetak gol terbanyak kompetisi. Koleksi gol terbanyak dirasakan saat memperkuat Persis Solo dengan sembilan gol pada 2017.
Setelah itu produktivitasnya menurun. Penurunan ini bukan karena alami kemerosotan kualitas melainkan pergeseran posisi di lapangan.
Posisi Rudiyana saat di Karawang pada 2018 dan PSIM Yogyakarta juga Sulut United selusin berikutnya lebih banyak beroperasi di sektor sayap.
“Pergeseran posisi itu ikut mempengaruhi produktivitas gol. Semoga di Sriwijaya FC saya kembali menempati posisi ideal, yaitu striker.
Dengan begitu saya bisa mewujudkan target mencetak 20 gol semusim. Artinya 10 gol untuk putaran pertama.
Target setinggi mungkin. Yang lebih penting kemenangan tim. Cetak gak cetak gak masalah, yang penting raih 3 poin setiap kali pertandingan," ujarnya.
Rudi yang telah banyak pengalaman merumput di tim besar seperti Persib Bandung, Persis Solo, PSIM Yogyakarta dan Sulut United, mengaku memiliki kesan dan cerita manis di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring.
"Paling berkesan waktu angkat trofi juara ISL bersama Persib Bandung di Jakabaring pada 2014. Itu momen spesial yang tak bisa dilupakan. Awal karir jadi bagian juga juara di Palembang. Ada cerita manis di Jakabaring,” katanya.
Bungsu dari 3 bersaudara pasangan Dodo Hamid dan Ai Kartini mengaku berawal dari pemain bola kampung di Bandung.
"Saya lambat masuk SSB, baru 2005 atau 2006 sekitar awal kelas 2 SMP. Setelah beberapa tahun ikut KU Suratin Haornas, U21 sampai senior di Bandung. Pas ada 2 kubu Persibat Batang, PS Beltim, Persib U21 baru ke senior," terangnya.
Ia menceritakan awalnya dulu di SSB mendapat posisi stoper. Suatu ketika ada turnamen strikernya berhalangan, ia yang ditunjuk menjadi striker pengganti.
"Mulai dari situlah. Kalau ada bola corner penjuru saya hiding. Harapan lain datang ke sini bantu Sriwijaya bisa juara dan lolos Liga 1. Optimis pelatih manajemen, teman semua dari kekeluargaan sangat erat paling penting. Tidak hanya materi latihan, kualitas. Kalau kekeluargaan sangat kuat di dalam dan dalam luar lapangan," pungkas Rudiyana. (Abdul Hafiz)