Menuju Herd Immunity
BioSaliva Lebih Efektif Dibanding Antigen, Deteksi Covid Metode Kumur, Ini Penjelasan Prof Yuwono
Alat BioSaliva ini disebut lebih efektif untuk mendeteksi virus corona dibandingkan metode usap atau swab antigen. Metodenya juga lebih nyaman.
Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - BioSaliva, alat pendeteksi Covid-19 dengan metode kumur sudah diperkenalkan pemerintah.
Alat BioSaliva ini disebut lebih efektif untuk mendeteksi virus corona dibandingkan metode usap atau swab antigen. Tidak hanya itu, metode yang digunakan lebih nyaman.
Jika metode swab pengambilan sampel dilakukan secara mengusap atau memasukkan alat melalui hidung dan mulut tidak demikian dengan Bio Saliva. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara berkumur.
Penggunaan BioSaliva ini yang praktis dan nyaman ini sangat cocok untuk pengambilan sampel untuk anak-anak.
Ahli Mikrobiologi Sumsel, Profesor Dr dr Yuwono MBioMed menyebut, BioSaliva lebih nyaman. Alat ini lebih efektif dalam mendiagnosis virus corona. Hasil pemeriksaan pun yang lebih akurat dibanding tes usap antigen.
"Metodenya seperti PCR dan harus berkumur. Hasilnya lebih akurat dibanding swab antigen hanya 60-70 persen sensitivitasnya. Kalau PCR di atas 95 persen dan BioSaliva ini di bawahnya atau sekitar 90 persen," ujarnya, Senin (6/9/2021).
Melansir situs Kemenkes.go.id, alat tes RT Polymerase Chain Reaction (PCR) tersebut memiliki sensitifitas hingga 95 persen sehingga dapat digunakan sebagai alternatif selain menggunakan PCR Kit.
BioSaliva juga telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673.
Media pembawa virus ini berfungsi untuk deteksi RNA Sars-CoV2 penyebab Covid-19 dengan metode RT PCR menggunakan sampel gargled saliva. Adapun umur simpan BioSaliva bisa mencapai dua tahun. Sampel saliva juga dapat stabil di suhu ruang hingga 30 hari, suhu -20°C, dan suhu -80°C. Pengguna alat ini dianjurkan tidak makan dan minum, merokok, berkumur dengan mouthwash selama 1 jam sebelum berkumur.
BioSaliva digunakan dengan cara berkumur di bagian tenggorokan dalam. Sebelum berkumur, pengguna juga dianjurkan menarik nafas secara kuat, lalu batuk sedikit untuk mengeluarkan dahak tanpa dibuang. Selanjutnya masukan cairan kumur yang tersedia dalam kemasan ke dalam mulut dan mulai berkumur di bagian dalam tenggorokkan.
Kemudian, keluarkan cairan kumur dari dalam mulut ke dalam wadah dan campurkan dengan larutan pencampur yang juga tersedia dalam kemasan. Kemudian kocok dan sampel siap dites di laboratorium. Dalam satu kemasan BioSaliva terdapat petunjuk penggunaan, satu wadah cairan kumur, satu wadah larutan pencampur, dan satu corong.
Baca juga: Cara Melapor Positif Covid-19 saat Hendak Tes SKD agar Dilakukan Penjadwalan Ulang CPNS 2021
Menurut Yuwono, dengan adanya BioSaliva ini akan mempermudah dalam pemeriksaan dan meringankan masyarakat dari sisi biaya. Dia pun mencontohkan, mahalnya tarif antigen atau pun PCR di Indonesia karena bahan baku alat tes harus diimpor. "Berharap produk kita sendiri yang digunakan, sehingga di masa seperti sekarang ini lebih membantu karena otomatis biaya lebih murah dari PCR," jelas dia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sumsel Ferry Yanuar, menjelaskan hingga saat ini belum ada petunjuk teknis untuk alat pemeriksaan Covid-19 dengan bio saliva. "Pemeriksaan Covid-19 masih dengan swab antigen dan PCR untuk di Sumsel. Tarifnya juga sudah menyesuaikan dengan tarif yang baru," jelas Ferry.
Baca berita lainnya langsung dari google news.