Berita OKU Timur
Update Kasus Uang Palsu Nyelip di Lembaran Uang BLTdi OKU Timur, 4 Orang Diperiksa Polisi
Aparat kepolisian masih terus melakukan penyelidikan mengenai peredaran Uang Palsu (Upal) di OKU Timur. Empat orang diperiksa.
Penulis: Edo Pramadi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Aparat kepolisian masih terus melakukan penyelidikan mengenai peredaran Uang Palsu (Upal) di Desa Rasuan, Madang Suku I, Kabupaten OKU Timur. Empat orang sudah diperiksa.
Kasat Reskrim Polres OKU Timur, AKP Apromico mengungkapkan, kasus tersebut masih dalam perkembangan.
Anggotanya juga sudah melakukan pemeriksaan di lokasi tempat beredarnya uang palsu itu.
"Sudah kita cek, sudah kita periksa. Sejauh ini ada empat orang yang diminta keterangan untuk proses Lidik," ujar Kasat Reskrim saat dikonfirmasi, Senin (6/9/2021).
Mengenai siapa saja yang sudah dimintai keterangan tersebut, Kasat Reskrim belum bisa menyebutkan karena masih dalam proses pengembangan.
Sebelumnya upal itu berada terselip di antara uang Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) yang dibagikan pada 12 warga di desa tersebut pada
Masing-masing mendapatkan BLT DD Rp 900 ribu, namun ada tiga warga yang melaporkan bahwa mereka menerima uang palsu pecahan 100 ribu yang terselip diantaranya.
Selain itu beredarnya upal di Desa Rasuan itu juga sempat dirasakan oleh Masnah, seorang pemilik warung di desa tersebut
Berdasarkan pengakuan Masnah, Ia sudah dua kali mendapatkan uang palsu pecahan Rp 100 ribu dari orang yang belanja.
Sebelumnya uang palsu tersebut sudah lebih dulu diamankan oleh anggota Madang Suku I, Kabupaten OKU Timur.
Diambil dari Bank
Sebelumnya, adanya uang palsu yang diterima warga saat mendapatkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) di Desa Rasuan, Kecamatan Madang Suku I, Kabupaten OKU Timur sontak saja menghebohkan masyarakat.
Agus Sailan (52) Kades setempat mengatakan bahwa uang itu pertama kali diambil oleh Bendahara Desa yang bernama Sabur di sebuah bank yang berada di Tulus Ayu pada Senin (30/8/2021) yang lalu.
Agus mengarahkan bendahara desa untuk mengambil uang di bank tersebut, karena saat itu ia sedang ada urusan lain.
Setelah diambil oleh Sabur, uang itu sempat disimpan olehnya sebelum dibagikan kepada 12 warga penerima bantuan tersebut.
"Iya saya juga ikut membagikan bersama dengan Camat, Kades dan yang lainya," ucap Sabur saat dikonfirmasi via telepon, Jumat (3/9/2021).
Namun mengenai informasi adanya uang palsu yang terselip diantara uang BLT tersebut, ia mengaku belum mengetahuinya.
"Belum, sampai sekarang belum ada kabarnya saya," ungkapnya.
Baca juga: Pengamanan Stok Vaksin Menekan BOR, Fokus Utama Kapolda Sumsel Irjen Pol Toni Hermanto Tangani Covid
Diketahui keseluruhan jumlah uang yang dibagikan pada warga tersebut totalnya Rp 10,8 juta.
Dari 12 KK penerima bantuan, masing-masing mendapatkan Rp 900 ribu.
Namun ada tiga warga penerima bantuan di desa itu mendapatkan uang palsu pecahan Rp 100 ribu, masing-masing satu lembar yang terselip diantara Rp 900 ribu tersebut.
Pedagang Ngaku Juga Dapat Uang Palsu
Peredaran uang palsu di Desa Rasuan, Kecamatan Madang Suku I, Kabupaten OKU Timur diduga bukan hanya terjadi pada tiga warga penerima bantuan saja.
Masnah seorang pemilik warung manisan yang berada di desa setempat mengatakan, ia sudah dua kali menerima uang palsu pecahan Rp 100 ribu.
Uang palsu tersebut ia terima dari orang yang belanja di warungnya itu.
Untuk transaksi yang pertama, Masnah mengatakan bahwa ia lupa siapa orang yang belanja dengan uang palsu itu.
"Saya tidak tahu orangnya, lalu saya suruh anak saya untuk menyerahkan uang itu ke Polsek, kalau yang kedua saya ingat orangnya dan langsung saya kembalikan uang itu ke dia," ucap Masnah.
Sementara itu, Kapolsek Madang Suku I AKP Rama Yudha mengatakan, uang palsu dari pemilik warung ataupun penerima BLT itu sudah diamankan.
"Uang itu mereka serahkan ke kita, namun mereka belum membuat laporan kepolisian, pada saat itu baru kita interogasi secara lisan saja," ucap Kapolsek, Jumat (3/9/2021).
Saat itu, kata Kapolsek, tiga warga penerima BLT yang memberitahukan bahwa adanya uang palsu tersebut sudah memberikan keterangan.
"Dia menceritakan kronologinya, bahwa pemberian uang bantuan saat itu disaksikan oleh camat, kades dan lain-lain," ujar AKP Rama.
Pihak kepolisian mengharapkan agar para korban uang palsu tersebut membuat laporan kepolisian bukan hanya memberitahu.
"Beda kalau kita tangkap tangan, itu bisa langsung kita proses dan kita tangkap tapi sekarang kita juga sedang lidik," ujarnya.
Sedangkan untuk pemilik warung yang pernah mendapatkan uang palsu itu Kapolsek minta agar betul-betul mengingat siapa orang yang belanja menggunakan uang palsu itu.
"Yakinkan kira-kira siapa yang belanja, kalau memang iya akan kita proses, mereka cuma ngasih tau saja bahwa ada uang palsu," tutup AKP Rama.
Baca berita lainnya langsung dari google news.