Berita Palembang

Petugas Kebersihan di Palembang Tewas Diduga Ditabrak Saat Menyapu, Putra Bungsu Ungkap Firasat

Anak bungsu Nurma, Askadit (33) sempat mengalami firasat yang dirasakan ketika malam sebelum kejadian naas menimpa almarhumah ibunya. 

TRIBUNSUMSEL.COM/RACHMAD
Suasana rumah duka Nurma, petugas kebersihan DLHK kota Palembang yang diduga menjadi korban tabrak lari saat bertugas menyapu di Jembatan Ampera Palembang 

Selama dirawat di dua rumah sakit berbeda, sang ibu sama sekali tidak merespon ketika diajak komunikasi. Hanya saja ketika dirawat di RS Muhammad Hoesin, Nurma hanya menggerakan tangan dan jari. 

"Setiap ditanya emak tidak ngomong, cuma bersuara. Terus tangannya digerakkan seperti bertasbih," katanya.

Ia juga melihat luka memar biru yang ada disepanjang bahu sebelah kiri ibunya. 

Lanjut Askadit, sekitar pukul 12 malam hari Rabu kondisi ibunya mulai lemah ia segera memanggil kedua kakaknya.

Sekitar pukul 02:30 WIB Nurma dinyatakan meninggal dunia. 

Selain tiga orang anak, Nurma juga memiliki 10 orang cucu.

Desti Safitri (20) salah satu cucu mengatakan, sebelum kejadian naas sang nenek mengeluh kenapa tidak diajak cek kesehatan. 

Nurma diketahui memiliki riwayat penyakit kolesterol. Sehingga pihak keluarga sering mengecek kondisi kesehatannya satu bulan sekali atau satu minggu sekali. 

"Biasanya nenek selalu diajak cek kesehatan, nah terakhir dua minggu lalu dia nanya. Ngapo aku dak diajak ke dokter lagi?. Kami jawab kan nenek sudah tidak sakit lagi, " tutur Desti. 

Desti sehari-hari bekerja di sebuah toko di pusat perbelanjaan Megahria, selalu mengantar dan pulang bersama sang nenek.

"Tiap hari saya yang antar nenek pergi kerja kan satu arah dan pulangnya juga bareng, " katanya. 

Baca juga: Sudah Mengabdi 28 Tahun, Nurma Petugas Kebersihan Diduga Jadi Korban Tabrak Lari di Jembatan Ampera

Dari cerita Husna, rekan Nurma Desti menjelaskan jika Husna yang juga saksi mendengar suara sekop yang terlempar kemudian menengok almarhumah Nurma yang sudah tergeletak.

"Tapi wak Husna tak tahu apa yang nabrak nenek dan apa yang bikin nenek jatuh tergeletak, " ujarnya. 

Desti menambahkan, neneknya sudah 28 tahun menyapu di sekitar Jembatan Ampera dan tidak pernah mau dipindahkan. 

Dia sering mengajak sang nenek makan setiap kali menerima gaji.

"Gaji nenek sekali seminggu ditransfer, setiap nenek menerima gaji saya kasih uangnya dan ajak makan, " ujarnya. 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved