Berita Viral
Viral Keluarga Pasien Ngamuk hingga Ancam Nakes Sambil Keluarkan Parang, Tak Sabar Tunggu Penanganan
Tiga orang kelaurga pasien ngamuk di RSUD Kabupaten Bima gegara nakes diduga lambat tangani pasien
TRIBUNSUMSEL.COM - Viral video keluarga pasien ngamuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (15/8/2021).
Diduga keluarga pasien ngamuk hingga mengancam tenaga kesehatan di RSUD tersebut.
Bahkan satu dari tiga orang mengamuk itu membawa sebilah senjata tajam.
Mereka diduga ngamuk karena pasien berinisial RF yang mengalami luka terkena busur panah tidak segera ditangani.
Ketiga pelaku yakni RS (18), WY (18) dan GF (43).
Ketiganya merupakan warga Woha, Kabupaten Bima.
Laporan Tribun Lombok, dua pelaku telah ditangkap.
Sementara satu pelaku lain masih dalam pengejaran polisi.
Kepala Seksi Humas Polres Bima Kota, Iptu Jufrin Rama mengatakan, kejadian itu sempat membuat panik para pengunjug dan nakes di rumah sakit tersebut.
Baca juga: Viral Beli Gula dan Ayam Pakai Emas dan Kuota 1 GB Ditukar 1 Gram Emas, BI Buka Suara, Ini Faktanya
"Dua sudah diamankan di Mako Polsek Rastim, satu melarikan diri, yang melarikan diri pemilik belati," katanya.
Diberitakan Kompas.com, dalam video yang beredar, keluarga pasien itu marah kepada perawat yang bertugas.
Hal itu lantaran petugas tidak bergerak cepat membantu anggota keluarga mereka yang butuh penanganan.
Bukan hanya bersuara keras, seorang pria yang mengenakan jaket hitam juga terlihat membawa senjata tajam.
Sementara satu orang lainnya berkaus putih tampak berusaha mencegah kerabatnya yang hendak menyerang petugas.
Bahkan, pria yang membawa sajam tiba-tiba memberontak.
Ia merusak fasilitas yang ada di rumah sakit tersebut.
Humas RSUD Bima, dr M Akbar menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Minggu pagi.
Kejadian itu berawal saat ada satu pasien rujukan yang mengalami luka terkena busur panah.
Pihak keluarga pun meminta untuk secepatnya dilakukan operasi.
"Namun, karena tidak sabar menunggu, mereka kemudian mengamuk serta mengancam dokter dan perawat dengan parang," kata Akbar saat dihubungi Minggu malam.
Menurutnya, sebelum tindakan operasi dilakukan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui pasien dan keluarga.
Salah satunya, kesehatan pasien harus diperiksa.
Termasuk juga tes swab antigen untuk memastikan kondisi pasien sebelum menjalani operasi.
Hal itu dilaukan demi keamanan pasien dan kelancaran prosedur operasi.
"Sementara pasien tersebut saat mau dilakukan swab antigen, keluarganya menolak dan meminta segera dilakukan tindakan operasi secepatnya," ujar Akbar.
Perawat kemudian berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah.
Kemudian diputuskan bahwa pasien baru bisa dioperasi pukul 09.00 Wita.
Namun, pihak keluarga tidak sabar menunggu.
Mereka tetap ngotot meminta operasi dipercepat.
"Padahal perawat sudah menjelaskan, bahwa pasien itu sudah siap dioperasi, hanya saja harus menunggu panggilan dari ruang operasi."
"Karena tak sabar menunggu, mereka kemudian mengamuk serta merusak fasilitas yang ada di ruang IGD," paparnya.
Atas insiden itu, pihak rumah sakit kemudian melapor ke Polsek Rasanae Timur.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunLombok.com/Sirtupillaili, Kompas.com/Syarifudin)
Baca berita lainnya di Google News
