Berita Nasional
Menguak Fakta Gunung Lawu Bertopi Kamis Pagi, BMKG Sebut Berbahaya untuk Penerbangan dan Pendaki
Fenomena awan bertopi di Gunung Lawu terjadi pada Kamis (12/8/2021) pagi. Berikut penjelasan BMKG
Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang, Iis W Harmoko, menjelaskan, soal terbentuknya awan berbentuk topi tersebut lantaran ada gelombang gunung.
"Kemunculan awan Lenticularis ini merupakan pertanda keberadaan adanya gelombang gunung," ungkapnya kepada Tribunsolo.com, Kamis (12/8/2021).
Dia menjelaskan, awan berbentuk topi ini jenis awan yang unik.
"Biasanya terbentuk di sekitar bukit-bukit dan gunung-gunung akibat daripada hasil pergerakkan udara di kawasan pegunungan," ujarnya.
Walaupun demikian, kemunculan gelombang gunung ini cukup berbahaya.
"Gelombang gunung ini akan dapat menyebabkan terbentuknya turbulensi yang berbahaya bagi penerbangan," ujarnya.
Sehingga disarankan untuk pesawat saat bertemu dengan awan bertopi untuk menghindar.
Selain penerbangan, fenomena ini cukup diwaspadi oleh para pendaki.
"Untuk pendaki gunung mohon diwaspadai, karena kemungkinan adanya turbulensi di puncak gunung," ungkapnya.
Kendati demikian, keindahan dari bentuk ini dapat dinikmati oleh masyarakat karena termasuk fenomena yang langka.
"Keindahan cukup dinikmati saja, tidak perlu khawatir tidak ada kaitannya dengan hal-hal yang berbau mistis," tutupnya.
Gunung Lawu Ditutup
Kepastian pembukaan jalur pendakian Gunung Lawu Karanganyar saat perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah atau 1 Suro masih simpang siur.
Diketahui Tahun Baru Islam 2021 atau 1 Muharram 1443 H akan jatuh pada Selasa, 10 Agustus 2021 mendatang.
Seperti tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19, banyak dari pendakian Gunung Lawu melakukan aktivitas pendakian untuk melakukan ziarah atau lakukan ritual perayaan 1 Suro.