Kasus Sumbangan 2 Triliun
Kapolda Sumsel Jelaskan Sendiri Alasannya Kunjungi Makam Akidi Tio
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Eko Indra Heri akhirnya angkat bicara terkait kunjungannya ke makam mendiang Akidi Tio.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
"Heryanti yang selalu komunikasi sama saya setiap mau kesini, dia yang paling sering ke makam mendiang ayahnya. Nah kalau keluarganya yang lain, ziarah pas lagi momen Cheng Beng sekitar bulan Maret atau April, " kata Sulaiman kepada Tribunsumsel, Senin (9/9/2021).
Bentuk makam Akidi Tio yang memiliki arsitektur khas etnis Tionghoa memakan biaya sebesar Rp18 juta sama halnya dengan makam sang istri.
"Biayanya cukup besar untuk tahun itu. Pas bikinnya butuh semen, bebatuan, besi, dan termasuk izin kubur serta upah. Pakai besi itu dibawahnya. Total Rp36 juta untuk makam Akidi dan Istrinya, " ujarnya.
Sulaiman juga mengungkapkan keluarga tersebut sudah memesan tanah makam seluas 10x6 meter untuk empat orang.
Saat ini sudah tiga orang yang dimakamkan di tanah tersebut.
"Ibu Heryanti sudah pesan tanah makam seluas 10 meter x 6 meter. Harga per meternya Rp200 ribu, " jelas dia.
Sulaiman awalnya tidak mengetahui bahwa Heryanti adalah orang yang berjanji akan menyumbang Rp2 triliun kepada Polda Sumsel sebagai upaya penanganan Covid-19.
Hal ini baru ia ketahui ketika Kapolda datang ke makam Akidi Tio pada Minggu (8/8) kemarin.
Dia juga tidak terlalu mengenal bagaimana kehidupan Akidi Tio dan orang yang ia jaga makamnya selama 12 tahun.
"Tidak, tidak ada cerita apa-apa dari Heryanti. Dia kerja apa, ayahnya kerja apa, saya tidak tau. Hanya sebatas mengurus makam saja, " katanya.
Selain makam Akidi Tio dan istri, di belakangnya ada satu lagi makam keluarga Akidi Tio. Sulaiman mengungkapkan dari pengakuan Heryanti, orang tersebut masih berkerabat dekat.
Namun makam tersebut tidak dibuat tinggi seperti Akidi Tio dan istri hanya dibuat biasa saja.
Makam Akidi Tio dibersihkan setiap hendak ada yang mau berziarah, atau juga menjelang Cheng Beng.