Kasus Sumbangan 2 Triliun
Kapolda Sumsel Jelaskan Sendiri Alasannya Kunjungi Makam Akidi Tio
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Eko Indra Heri akhirnya angkat bicara terkait kunjungannya ke makam mendiang Akidi Tio.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kapolda Sumsel, Irjen Pol Eko Indra Heri akhirnya angkat bicara terkait kunjungannya ke makam mendiang Akidi Tio.
Menurut Jenderal Bintang Dua ini, ziarah tersebut hanya sekadar untuk mendoakan ketenangan arwah almarhum.
"Ya kewajiban kita sebagai manusia untuk mendoakan (orang yang sudah meninggal)," ujarnya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat whatsapp, Senin (9/8/2021).
Dikatakan Eko, dirinya banyak mengambil hikmah dari kehebohan yang turut mengkaitkannya dalam rencana sumbangan dana Rp 2 triliun dari Heryanty, anak bungsu mendiang Akidi Tio.
Ia berujar, adanya "Akidi Effect" juga sudah membuat banyak orang bahu membahu dalam membantu menuntaskan persoalan COVID-19.
"Khususnya membantu masyarakat yang terdampak covid ini. Tentunya ini fenomena yang baik dan terus dilestarikan untuk kepentingan masyarakat," ucapnya.
Anak Akidi Tio bernama Heryanti membuat heboh dengan berjanji menyumbang Rp 2 triliun pada Kapolda Sumsel untuk penanganan Covid-19 di Sumsel.
Belakangan diketahui uang itu tidak pernah ada.
Akidi Tio merupakan pengusaha asal Aceh Timur yang meninggal di Kota Palembang.
Lokasi makam Akidi Tio ada di komplek Tempat Pemakaman Umum (TPU) Talang Kerikil tepatnya di Jalan Gotong III Kelurahan Sukamaju Kecamatan Sako, Palembang.
Gaya arsitektur makam Akidi Tio sama dengan makam warga tionghoa pada umumnya, dibuat dengan ukuran yang cukup besar. Batu nisan berwarna abu-abu dan bersebelahan dengan makam istrinya yang bernama Ratna.
Dari informasi yang didapat dari penjaga makam, untuk pembangunan makam Akidi Tio yang meninggal di tahun 2009 memakan biaya Rp18 juta.
Makam Akidi Tio tampak bersih dari rumput liar yang sudah dicabut dengan taburan bunga diatasnya.
Dari batu nisan makam, diketahui Akidi Tio meninggal pada 21 Juni 2009 silam. Terdapat lambang salip dan aksara Tionghoa
Pengurus makam Akidi Tio, Sulaiman (56) mengungkapkan keluarga besar serta anak-anaknya melakukan ziarah ketika menjelang hari besar seperti Cheng Beng, ritual tahunan etnis Tionghoa berziarah kubur.