Darurat Covid 19

Cerita Yanto Warga Lubuklinggau Kesulitan Dapat Tabung Oksigen, Pinjam Tabung dari Bengkel Las

Yanto, warga Lubuklinggau bercerita sempat kesulitan mendapatkan tabung oksigen hingga dirinya harus meminjam tabung oksigen dari bengkel las.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/EKO HEPRONIS
Doni, dari Toko Alkes Salara Medika Lubuklinggau menunjukkan tabung oksigen di tempatnya, Jumat (23/7/2021) lalu. Toko mereka juga sempat kosong stok selama dua pekan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Saat ini persediaan oksigen di Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan (Sumsel)
sedang menipis.

Sepekan terakhir banyak warga di kota ini yang melakukan isolasi mandiri (isoman) membutuhkan oksigen.

Namun sayang, persediaan oksigen di sejumlah toko alat kesehatan (alkes) dan rumah sakit mulai banyak yang kosong, keluarga pasien saat ini disuruh mencari tabung sendiri.

Meningkatkannya permintaan oksigen ini seiring banyaknya jumlah kasus covid-19 di Lubuklinggau dan semakin banyaknya warga melakukan isoman.

Yanto warga Kelurahan Marga Rahayu, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II pernah mengalaminya, ia mengatakan, sempat kesusahan saat mencari oksigen di Kota Lubuklinggau.

"Keluarga saya kemarin ada orang empat di rawat di RS Muara Beliti karena Covid, saat itu persediaan oksigen di RS menipis, saya diminta mencari diluar," kata Yanto pada wartawan, Senin (2/8/2021).

Ia pun ditemani oleh keluarganya langsung mendatangi beberapa toko alkes di kota ini, namun, hampir semua toko yang biasanya menjual oksigen mengatakan bila persediaan oksigen saat ini sedang kosong.

"Karena yang jual tidak ada, akhirnya setelah keliling dapat pinjaman tabung oksigen bengkel las, setelah mencari dapat beli dari tukang ikan, itu pun harus pakai perantara," ungkapnya.

Wali Kota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe mengatakan, penyebab oksigen di Lubuklinggau sampai langka karena kebutuhan oksigen bagi pasien covid-19 terus meningkat.

"Keterbatasan tabung oksigen. Kendalanya apa? Sekarang ini tabung tidak ada. Sebanyak apapun oksigen di Pusri itu, kalau tabung tidak ada bagaimana," ungkapnya.

Menurutnya, kalau Lubuklinggau mengambil oksigen di Palembang, butuh waktu 2-3 hari. Belum lagi antri di tempat pengisian.

"Kita berangkat kesana kan bawa tabung kosong, sementara kita tidak punya tabung cadangan yang dua kali lipat. Di tempat pengisian bukan kita saja yang antri," ujarnya.

Ia mengaku dirinya saat ini sedang berupaya mencari tabung oksigen tambahan. Termasuk mencari isotank. "Kan tahu sendiri nyari tabung sekarang seperti apa. Susah," ujarnya.

Ia pun berharap provinsi melakukan pengiriman ke daerah, baik berbentuk liquit atau isotank disiapkan di daerah.

"Kita terima kasih pak Gubernur sudah menyiapkan isotank di Palembang. Kita berharap pusat membantu isotank ke provinsi lalu provinsi bisa bagi-bagi ke daerah," tambahnya.

Ikuti Kami di Google Klik

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved