Pasien Isoman di Palembang Meninggal

Tak Dapat Kamar Rumah Sakit, Ketua RW di Palembang Meninggal saat Isolasi Mandiri di Rumah

Sang suami dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani Swab di Puskesmas Dempo pada tanggal 29 Juli lalu atau hari Kamis

Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Rachmad Kurniawan
Rumah M Heriyadi, pasien positif Covid-19 yang meninggal saat isolasi mandiri di rumah, Jalan Ali Gatmir, Kelurahan 13 Ilir Palembang, Minggu (1/8/2021) 

"Saya cari ke RS Boom Baru dan RS BARI semuanya penuh. Di RS BARI pun masih ada empat orang lagi yang antre. Akhirnya disarankan dokter untuk Isoman dulu di rumah, " katanya.

Setelah pulang, Asmawati mendapatkan tabung oksigen milik seorang temannya, kemudian mengisi oksigen ke RS Pusri pada malam harinya.

Karena hasil swab dirinya dan anak negatif, Asmawati lah yang senantiasa merawat sang suami selama isoman.

Selama isolasi mandiri, Puskesmas setempat memberikan obat dan vitamin kepada almarhum dan menanyakan kondisi terkini Heriyadi.

Sampai akhirnya pada Jumat sore ketika hendak mengisi ulang tabung oksigen, Heriyadi mulai tak sadarkan diri dengan nafas terengah-engah.
Mengetahui kondisi tersebut ia bingung harus berbuat apa dan hanya mendampingi suami.

Heriyadi dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 06:00 WIB keesokan harinya, saat Asmawati hendak mengecek kondisi sang suami.

"Saya panggil anggota keluarga yang lain, kakak dan adik di cek denyut nadi sudah tidak ada lagi, " ujarnya.

Dia menyebutkan, satgas Covid-19 datang ke rumah Sabtu siang sekitar pukul 11:00 WIB untuk menjemput dan memakamkan jenazah di TPU Gandus.

Sang suami selama ini menjabat sebagai Ketua RW di tempat tinggalnya.

Ia tidak melakukan perjalanan ke luar kota, sehari-hari ia hanya membuka warung makan di samping rumahnya.

Selain itu anggota keluarga pun sampai saat ini belum ada yang terpapar Covid-19.

"Bisa jadi terpaparnya itu dari interaksi warga sekitar sini, karena kami sehari-hari buka warung. Bapak biasanya yang jaga, usai buka warung sisanya almarhum istirahat di rumah, " jelasnya.

Tetangga dan warga sekitar yang mengetahui hal itu pun hendak melayat tapi tidak diizinkan oleh Satgas dan keluarga.

Akhirnya dialihkan ke rumah sang kakak yang tak jauh dari rumahnya.

"Keluarga saya saja tak boleh melayat, tapi warga mau melayat kemarin itu. Jadi dialihkan ke rumah kakak saja, " katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved