Akidi Tio Sumbang 2 Triliun ke Sumsel

Terungkap Asal Usul Sumbangan Rp 2 Triliun dari Akidi Tio untuk Sumsel, Ada Peran Sahabat Lama

Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri mengaku kaget sewaktu diberitahu nominal bantuan dari keluarga Akidi Tio untuk penanganan covid di Sumsel.

Editor: M. Syah Beni
Humas
Akidi Tio Sumbang 2 Triliun ke Sumsel 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri mengaku kaget sewaktu diberitahu nominal bantuan dari keluarga Akidi Tio untuk penanganan covid di Sumsel.

Keluarga Akidi Tio menyumbang Rp 2 Triliun. Seketika kabar ini menghebohkan banyak orang. Lantas siapa sosok Akidi Tio sebenarnya.

Dilain sisi Gubernur Sumsek Herman Deru merasa bangga atas kepedulian keluarga Akidi Tio.

Sosok pengusaha ini memang sangat misterius. Jejak digital Akidi Tio tidak ditemukan di mesin pencarian Google. Orang banyak bertanya, bagaimana kisah almarhum Akido Tio selama ini dan apa usahanya sehingga bisa memberikan sumbangan sangat besar.

Informasi disampaikan Gubernur Sumel Herman Deru kepada Pemred Tribunsumsel.com Weny Ramdiastuti, semalam, menyebutkan, bantuan tersebut diberikan kepada Irjen Eko Indra Heri sebagai pribadi, bukan dalam kapasitas dia sebagai Kapolda Sumsel.

Ceritanya, sewaktu Eko Indra masih perwira pertama betugas di Langsa, Aceh, pada 1990an bertemu dengan seorang penjual es, Johan alias Ahok.

Johan ini Tionghoa Palembang menetap di kawasan Veteran. Dia putranya Akidi Tio. Pertemanan antara Eko dan Johan berlanjut, hubungan terjalin seperti saudara.
Sekitar 12 tahun lalu Akidi meninggal, kemudian Johan juga meninggal.

Hubungan dengan Eko sempat putus. Seiring berjalan waktu keluarga Akidi menjadi orang kaya. Akidi Tio mempercayai Prof dr Hardi Darmawan sebagai dokter keluarga selama 48 tahun.

Kepada Hardi keluarga Akidi mengungkapkan keinginan untuk memberi bantuan, tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Digelarlah rapat kelurga. Bantuan akan diberikan kepada orang yang dipercayai. Orang itu Irjen Pol Eko Indra Heri, yang sekarang menjabat Kapolda Sumsel.

Tribunsumsel.com mewawancari Hardi Darmawan yang diberi kepercayaan mendampingi keluarga menyerahkan bantuan.

Ternyata, bantuan yang diberikan keluarga Akidi Tio bukan yang pertama. Selama ini, keluarga Akidi Tio sering memberi bantuan untuk warga Sumsel. Hanya saja memang tidak dipublikasi.

Terbaru, bantuan diberikan keluarga Alm Akidi Tio sebesar Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumsel.
Bantuan sebanyak ini membuat heboh masyarakat. Banyak yang bertanya, siapa sosok Akidi Tio. Dia disebut sebagai sosok pengusaha asal Kota Langsa, Aceh Timur.

"Saya sebenernya adalah dokter keluarga dari almarhum pak Akidi. Sudah 36 tahun dengan Pak Akidi, dan bila ditambah dengan anak-anak, mantu dan cicit-cicitnya, berarti terhitung sudah 48 tahun saya mengenal keluarga beliau," ujar Hardi saat ditemui setelah acara penyerahan bantuan.

Hardi menjelaskan, Akidi Tio adalah seorang pengusaha sukses di bidang pembangunan dan kontraktor.

Meski sukses dalam bidangnya, Akidi Tio semasa hidup tidak pernah lewat dalam memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Kebiasaan itu juga Akidi Tio ajarkan kepada tujuh anaknya yang kini juga sudah jadi pengusaha sukses dan mayoritas menetap di Jakarta.

"Sesuai dengan namanya, Akidi artinya keyakinan. Dia sudah berpesan pada anak, cucu, cicit, kalau kamu berhasil di bidang apapun, jangan lupa menyisihkan untuk orang-orang miskin, itu pesan beliau," ujar Hardi.

Menurut Hardi, penyerahan bantuan di Sumsel karena Akidi Tio juga pernah tinggal di Kota Palembang. Keluarga itu begitu dermawan bahkan kerap memberikan bantuan rutin ke masyarakat.
Mereka melakukan itu tanpa ada publikasi ke media. Penyerahan bantuan kemarin juga tertutup dari media.

"Bahkan sebelum pandemi mereka juga sering membantu misalnya panti-panti jompo di Palembang ini banyak yang dibantunya. Apalagi dalam pendemi ini, jelas sekali banyak orang kesusahan," ujarnya.

Bahkan sudah banyak bantuan yang diberikan oleh keluarga alm. Akidi Tio dalam penanganan covid-19.

"Seperti kepada orang-orang yang melakukan isolasi mandiri, mereka banyak membantu misalnya kirim makanan. Hanya saja memang tidak dipublikasi," ujarnya.

Hardi sempat dibuat kaget dengan niat pemberian bantuan Rp.2 triliun oleh keluarga alm. Akidi Tio untuk penanganan covid-19 di Sumsel.

"Biasanya mereka itu nelpon untuk berobat. Tapi justru waktu itu malah bikin saya surprise karena mereka bilang mau kasih sumbangan dana bantuan untuk penanganan covid dan kesehatan di Sumsel. Jumlah juga tidak tangung-tanggung besarnya," kata dia.

Terkait alokasi penyaluran dana, Hadi mengatakan, pihak keluarga menyerahkan seluruhnya kepada pemprov, dinkes dan Polda Sumsel.

"Itu amanah dari keluarga beliau. Apalagi memang saat ini banyak sekali terjadi masalah, baik dari rumah sakit, peralatan, nakes, macam-macam. Diharapkan, bantuan yang diberikan bisa bermanfaat," ujarnya.

Kapolda Sumsel Kaget

"Mendengarnya saja kaget, apalagi melaksanakan (amanah) itu," ujar Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri saat menerima penyerahan bantuan Rp2 Triliun untuk penanganan Covid-19 di Mapolda Sumsel.

Eko menjelaskan, Akidi Tio adalah keluarga yang dikenalnya saat bertugas di Aceh beberapa tahun silam.

Beberapa waktu lalu, perwakilan keluarga Akidi Tio menyampaikan kepada Eko bahwa akan ada bantuan dana yang diberikan kepada masyarakat Sumsel terdampak covid-19.

Kapolda mengaku sempat dibuat terkejut dengan nominal fantastis dari bantuan yang diberikan.

"Menurut saya ini adalah amanah yang sangat luar biasa dan berat sekali karena uang yang diamanahkan ini besar dan pastinya harus dipertanggungjawabkan," ujarnya.

"Tapi saya yakin kalau amanah ini langsung disampaikan ke semua pihak dan masyarakat, InsyaAllah amanah ini dapat dikelola sebaik-baiknya," ujar Kapolda.
Terkait alokasi, Kapolda mengatakan, nantinya akan dibentuk tim ahli yang akan mengalokasikan dana bantuan tersebut sesuai kebutuhan.

Kapolda menyebut dirinya hanya sebagai perantara dalam menyalurkan bantuan dari pihak keluarga ke pemprov sumsel.
Namun ia memastikan bantuan itu akan ditujukan untuk penanganan covid-19 termasuk masyarakat terdampak pandemi.

"Saya hanya makelar kebaikan saja. Terkait alokasi, nanti akan ada ahli-ahli yang lebih paham. Saya hanya membantu untuk menyampaikan seperti dengan gubernur, pangdam, dan steakholder terkait lainnya," ujarnya.

Menurut Kapolda, ada begitu banyak yang dibutuhkan oleh masyarakat di masa pandemi covid-19 ini.

"Seperti bagaimana masyarakat mencegah Covid-19. Banyak sekali faktor. Kemudian kalau sakitnya, apa yang bisa kita lakukan. Pemberian obat dan seterusnya, kemudian oksigen termasuk tenaga kesehatan dan orang-orang yang bekerja di sektor itu . Makanya nanti harus ada komunikasi dengan teman-teman ahli supaya bantuan yang diberikan bisa tepat sasaran," ujarnya.

Penyerahan dana bantuan turut disaksikan Gubernur Sumsel H Herman Deru, Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Dra Lesty Nuraini Apt Kes dan Danrem 044/Gapo, Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji. Deru mengatakan, dia ditelepon Kapolda minta ditemani menerima bantuan tersebut.

"Ini luar biasa sekali, ada yang memberikan bantuan untuk penanganan covid-19. Bantuan berupa uang sebesar Rp. 2 triliun," ujar Herman Deru.

Menurut Deru, bantuan yang diberikan keluarga almarhum Akidi tersebut layak menjadi contoh bagi masyarakat Sumsel agar turut serta memberikan sumbangsih dalam penanganan Covid-19.

“Kita bangga ya, keluarga almarhum Akidi Tio ini ikut serta memberikan kepedulian terhadap penanganan Covid-19 di Sumsel. Apalagi jumlah dana yang diberikan sangat besar mencapai Rp2 triliun. Ini angka yang tidak sedikit,” ungkapnya.

Deru berharap, apa yang telah dilakukan keluarga Almarhum Akidi Tio bisa memberikan motivasi bagi warga Sumsel untuk bersama-sama melawan pandemi Covid-19. Dengan harapan aktifitas sosial kembali normal kembali.

Belikan Obat-Vaksin

Adanya bantuan itu direspon positif wakil ketua komisi V DPRD Sumsel Mgs Saiful Padli. "Alhamdulillah provinsi Sumsel dapat bantuan Rp 2 T dari pengusaha asal Aceh.

Kalau melihat APBD Sumsel tahun ini sebesar Rp 10,6 T, ini artinya hampir 20 persen dari APBD kita sumbangan yang diberikan pengusaha," kata Saiful.

Diungkapkan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, jika dilihat dari niat yang dibangun untuk sumbangan covid-19 di Sumsel, ini bisa mengatasi dalam hal penanganan selama ini.

"Kita berharap, alokasinya ini nantinya pertama harus dikawal secara transparan, dan dikawal semua element masyarakat, karena ini adalah amanat pengusaha Aceh yang dititipkan untuk Sumsel," jelasnya.

Hal kedua diungkapkan Sekretaris fraksi PKS DPRD Sumsel ini, ia berharap alokasi ini benar-benar nantinya untuk lenangan covid-19 di Sumsel.

"Jadi kita berharap adanya dana ini, bisa menekan penyebaran covid-19 di Sumsel, dengan melakukan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment), sehingga kalau selama ini terkendala dalam pendanaan untuk pelaksanaan 3T, maka ini ada dananya," ucapnya.

Selain itu, adanya dana yang besar itu, maka bisa membeli obat bagi masyarakat khususnya dalam penanganan covid-19, karena tak dipungkiri saat ini banyak yang putus stok obat yang ada.

"Jadi ke depan, jangan sampai ada penimbunan dan pemprov Sumsel bisa membeli obat untuk kebutuhan pasien covid-19 yang membutuhkan," tuturnya.

Dilanjutkan Saiful, dana itu pun nantinya bisa mempercepat proses vaksinasi yang hari ini di Sumsel baru sekitar 1,8 juta vaksin dan stoknya hampir habis.

"Tentunya, adanya dana ini apakah bisa nanti diperuntukkan untuk hal itu, maka akan dicek lagi. Tapi kalau bisa untuk membeli vaksin, bisa sebanyak mungkin didapat untuk kebutuhan masyarakat dan target vaksinasi bisa segera tercapai," tandasnya.

Dilanjutkan Saiful, pihaknya juga berharap nantinya juga bantuan itu bisa dipakai pemprov Sumsel dalam memberikan bantuan sosial, bagi masyarakat Sumsel yang terdampak dan terpapar covid. Baik terdampak kesehatan maupun ekonomi dan sosial selama ini, baik dalam bansos atau bantuan subsidi bagi usaha UMKM, termasuk paket sosial masyarakat miskin.
"Kalau (bantuan) ini tidak melanggar aturan bisa untuk insentif nakes (tenaga kesehatan) khususnya vaksinator, kenapa tidak. Karena selama ini vaksinator tidak dapat (insentif) sesuai PMK dan Permenkes. Jadi, jika ini dibenarkan oleh hukum, ya tidak masalah," pungkasnya.
(cr8/arf)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved