Akidi Tio Sumbang 2 Triliun ke Sumsel

Menelusuri Asal Usul dan Bisnis Usaha Akidi Tio, Dermawan Sumbang Rp2 Triliun untuk Sumsel

Akidi mempunyai tujuh orang anak, di mana enam di antaranya tinggal di Jakarta dan satu di Palembang. Semua anak Akidi merupakan pengusaha

Editor: Wawan Perdana
Humas Polda Sumsel
Pada foto penyerahan bantuan yang viral, tampak seorang perempuan berada di tengah antara Kapolda Sumsel dan Prof Hardi. Ternyata perempuan itu adalah anak bungsu dari Akidi Tio bernama Heriyanti. 

TRIBUNSUMSEL.COM-Apa yang dilakukan keluarga Akidi Tio, mengagetkan banyak orang.

Saat masyarakat Sumsel sedang kesulitan menghadapi Pandemi Covid-19, keluarga Akidi Tio (alm) datang dengan membawa bantuan.

Tidak tanggung-tanggung, bantuan yang diberikan sebesar Rp 2 triliun.

Jumlah ini sangat besar, banyak orang bertanya apa bisnis dan usaha Akidi Tio. Siapa sosok pengusaha ini?

Peter F Gontha yang diketahui sebagai pengusaha di Indonesia juga bertanya-tanya, siapa sosok keluarga Akidi Tio sebenarnya.

Berdasarkan penelusuran Tribunsumsel.com, terungkap asal usul dan bisnis keluarga Akidi Tio.

Akidi Tio telah meninggal dunia pada tahun 2009 lalu.

Ia diketahui berasal dari Langsa, Aceh Timur.

Ayong, seorang keluarga Toko Mas Kontak di Jalan T Umar, Pusat Pasar Kota Langsa yang sudah ada di Kota Langsa selama 100 tahunan ini, dilansir dari Serambinews (Tribun Group) sedikit mengingat atau mengetahui nama sosok keluarga Akidi Tio tersebut.

Karena menurut Ayong yang kini sudah berumur 76 tahun, jika tidak salah bahwa Akidi Tio atau ayah Akidi Tio seumuran dengan almarhum Otman, pemilik pertama Toko Mas Kontak yang merupakan ayah dari Ayong.

Toko Mas Kontak sendiri sudah ada di Langsa sejak zaman jauh sebelum Indonesia Merdeka atau sekitar tahun 1.900.

Antara tahun 1940-1950, keluarga Akidi Tio kabarnya pindah ke Singapura.

Lalu, pada tahun 1969, Akidi Tio kabarnya akan kembali ke Kota Langsa akan membangun pusat perbelanjaan atau mall besar di Pusat Pasar Kota Langsa.

Akan tetapi, rencana Akidi Tio batal sebab tidak memperoleh tanah sebagai lokasi akan dibangunnya mall tersebut.

Sedangkan waktu itu, Kota Langsa masih berstatus kecamatan di Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur.

"Mungkin jika waktu itu mall ini jadi dibangun oleh Akidi Tio di Kota Langsa, saya mungkin juga kerja di sana," ujarnya sambil bercanda.

Setelah batal membangun mall di wilayah Kota Langsa saat itu, timpal Ayong, nama Akidi Tio tidak pernah didengarnya lagi.

Berasal dari Langsa, Akidi Tio lama tinggal dan berusaha di Palembang, Sumsel.

Dokter keluarga Akidi Tio yakni Prof dr Hardi Darmawan, membenarkan Akidi Tio lama tinggal di Palembang.

"Kalau saya mengenal Akidi Tio sudah 36 tahun, karena saya dokter pribadinya. Terakhir saya ketemu beliau tahun 2009. Beliau wafat tahun 2009 dan dimakamkan di Palembang," ungkapnya.

Menurut Prof Hardi, sosok Akidi Tio dikenalnya sebagai sosok yang sederhana.

Tidak banyak omong, memang dari dulu suka bantu orang miskin.

"Akidi Tio asalnya dari Aceh tapi tinggalnya di Palembang, jadi memang sebagian hidupnya di Palembang. Dulu ia tinggal di Jalan Veteran. Tapi sekarang keluarganya uda pada di Jakarta," katanya.

"Di Palembang Akidi Tio sebagai kontraktor, ada bikin bangunan dan lain-lain. Jadi karena memang dia sudah lama di Palembang, maka kampung halamannya dia angap di Palembang," katanya.

Akidi disebut juga memiliki usaha bergerak di bidang kontainer.

Akidi mempunyai tujuh orang anak, di mana enam di antaranya tinggal di Jakarta dan satu di Palembang. Semua anak Akidi merupakan pengusaha

Menurut Prof Hardi, anak-anak dari Akidi Tio sukses di Jakarta, sehingga banyak yang di sana. Memang ada anaknya yang masih di Aceh, anak pertamanya tapi sudah meninggal.

Karena lama tinggal di Palembang, lanjut Prof Hardi, Akidi Tio mengingatkan kepada anak-anaknya untuk menyumbang di Palembang ini. Jadi sumbangan ini untuk di Palembang dan Sumsel

"Walaupun bukan kelahiran Palembang, karena sudah lama di Palembang dia sudah menganggap kampung halamannya di Palembang. Sebab cari duitnya juga di Palembang," katanya.

Anak Perempuan Tinggal di Palembang

Pada foto penyerahan bantuan yang viral, tampak seorang perempuan berada di tengah antara Kapolda Sumsel dan Prof Hardi.

Ternyata perempuan itu adalah anak bungsu dari Akidi Tio bernama Heriyanti.

Awalnya keluarga Akidi Tio tak ingin muncul, namun ada dorongan dari Prof Hardi agar salah satu keluarga ikut muncul untuk memberikan secara simbolis donasi tersebut.

"Awalnya keluarga Akidi Tio ingin menyerahkan bantuannya melalui saya saja. Namun saya bilang harus transparan," kata Prof Hardi saat dikonfirmasi Tribun Sumsel, Senin (26/7/2021).

Lebih lanjut ia mengatakan, diberikan langsung oleh keluarga Akidi Tio supaya publik tahu dan bisa memberikan inspirasi serta dorongan kepada yang lain, agar dermawan juga dimasa kesulitan seperti ini.

Baca juga: Menelusuri Jejak Keluarga Akidi Tio di Jalan Veteran Palembang, Penyumbang Rp 2 Trilun

Teman Lama Kapolda Sumsel

Kabar baik untuk warga Sumsel di tengah pandemi covid-19, ada dermawan yang mendonasikan uang Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19

Donasi yang sangat besar ini datang dari keluarga alm Akidi Tio, seorang pengusaha yang pernah menetap di Palembang.

Dibalik pemberian donasi ini, ada kisah pertemanan dua orang sahabat Eko Indra Heri yang sekarang menjadi Kapolda Sumsel dan alm Johan, anak Akidi Tio

Seperti dikatakan sebelumnya, Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri mengaku kaget sewaktu diberitahu nominal bantuan tersebut.

Sosok Akidi Tio dan keluarga ini memang sangat misterius. Jejak digital Akidi Tio tidak ditemukan di mesin pencarian Google.

Orang banyak bertanya, bagaimana kisah almarhum Akido Tio selama ini dan apa usahanya sehingga bisa memberikan sumbangan sangat besar.

Informasi disampaikan Gubernur Sumsel Herman Deru kepada Pemred Tribunsumsel.com Weny Ramdiastuti, semalam, menyebutkan, bantuan tersebut diberikan kepada Irjen Eko Indra Heri sebagai pribadi, bukan dalam kapasitas dia sebagai Kapolda Sumsel.

Ceritanya, sewaktu Eko Indra masih perwira pertama betugas di Langsa, Aceh, pada 1990an bertemu dengan seorang penjual es, Johan alias Ahok.

Johan ini Tionghoa Palembang menetap di kawasan Veteran.

Dia putranya Akidi Tio. Pertemanan antara Eko dan Johan berlanjut, hubungan terjalin seperti saudara. Sekitar 12 tahun lalu Akidi meninggal, kemudian Johan juga meninggal.

Hubungan dengan Eko sempat putus. Seiring berjalan waktu keluarga Akidi menjadi orang kaya. Akidi Tio mempercayai Prof dr Hardi Darmawan sebagai dokter keluarga selama 48 tahun.

Kepada Hardi keluarga Akidi mengungkapkan keinginan untuk memberi bantuan, tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Digelarlah rapat keluarga.

Bantuan akan diberikan kepada orang yang dipercayai.

Orang itu Irjen Pol Eko Indra Heri, yang sekarang menjabat Kapolda Sumsel sahabat karib Johan putra Akidi Tio

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved