Akidi Tio Sumbang 2 Triliun ke Sumsel
Fakta Baru Sosok Akidi Tio Penyumbang Rp2 Triliun, Miliki 7 Anak, Yang Bungsu Tinggal di Palembang
Akidi Tio miliki 7 anak, satu diantaranya di Palembang dan lima lainnya di Jakarta
Penulis: Weni Wahyuny | Editor: Weni Wahyuny
"Disebut Rp2 Triliun, saya terkejut, saya belum pernah mendengar uang sebanyak itu,"
"Saya tanya lagi, untuk siapa ? Ya, untuk masyarakat Palembang, Sumsel umumnya," jelas Prof Hardi.
Heriyanti pula bercerita jika keluarganya mengenal sosol Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri.
"Sebenarnya 5 anak Pak Akidi di Jakarta juga mau datang kemarin, tapi karena sedang pandemi, makanya hanya diwakilkan dengan anaknya yang ada di Palembang," kata Prof Hardi.
Baca juga: Menelusuri Rekam Jejak Akidi Tio dan Keluarga, Sumbang Rp2 Triliun untuk Tangani Covid-19 di Sumsel

Persahabatan Kapolda Sumsel dan Anak Akidi Tio
Dibalik pemberian donasi ini, ada kisah pertemanan dua orang sahabat Eko Indra Heri yang sekarang menjadi Kapolda Sumsel dan alm Johan, anak Akidi Tio
Seperti dikatakan sebelumnya, Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri mengaku kaget sewaktu diberitahu nominal bantuan tersebut.
Sosok Akidi Tio dan keluarga ini memang sangat misterius. Jejak digital Akidi Tio tidak ditemukan di mesin pencarian Google.
Orang banyak bertanya, bagaimana kisah almarhum Akido Tio selama ini dan apa usahanya sehingga bisa memberikan sumbangan sangat besar.
Informasi disampaikan Gubernur Sumsel Herman Deru kepada Pemred Tribunsumsel.com Weny Ramdiastuti, semalam, menyebutkan, bantuan tersebut diberikan kepada Irjen Eko Indra Heri sebagai pribadi, bukan dalam kapasitas dia sebagai Kapolda Sumsel.
Ceritanya, sewaktu Eko Indra masih perwira pertama betugas di Langsa, Aceh, pada 1990an bertemu dengan seorang penjual es, Johan alias Ahok.
Johan ini Tionghoa Palembang menetap di kawasan Veteran.
Baca juga: 9 Fakta Akidi Tio Sumbang Rp2 Triliun untuk Sumsel, Ada Kisah Kapolda Sumsel dan Johan Penjual Es

Dia putranya Akidi Tio. Pertemanan antara Eko dan Johan berlanjut, hubungan terjalin seperti saudara. Sekitar 12 tahun lalu Akidi meninggal, kemudian Johan juga meninggal.
Hubungan dengan Eko sempat putus. Seiring berjalan waktu keluarga Akidi menjadi orang kaya. Akidi Tio mempercayai Prof dr Hardi Darmawan sebagai dokter keluarga selama 48 tahun.
Kepada Hardi keluarga Akidi mengungkapkan keinginan untuk memberi bantuan, tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Digelarlah rapat kelurga.