Berita Viral

Curhat Wanita yang Dipukul Satpol PP Lalu Dipolisikan karena Dituding Tak Hamil, Mengaku Pasrah

Amriana mengaku pasrah dilaporkan polisi karena dituding buat berita bohong jika dirinya hamil

Editor: Weni Wahyuny
TRIBUN-TIMUR.COM/SAYYID
Riana (baju kuning) korban diduga penganiayaan oleh oknum Satpol PP Gowa saat operasi PPKM mikro. Ia disebut tak mengandung oleh petugas medis. Ia lalu mengaku, tukang urut lah yang menyebut dirinya tengah hamil. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Curahan hati Amriana (34), wanita yang mengaku hamil saat dipukul Satpol PP Gowa di warung kopi miliknya.

Ia mengeluarkan isi hatinya setelah ia dipolisikan oleh sebuah ormas, Brigade Muslim Indonesia (BMI) karena dugaan hoaks.

Amriana dituding berbohong sedang hamil.

Amriana mengaku pasrah setelah mengetahui dirinya dan sang suami dilaporkan ke Polisi.

"Iya saya sudah dapat informasi bahwa saya dilaporkan akan berita palsu terkait kehamilan saya dan ini saya serahkan sepenuhnya kepada Allah,

Allah Maha Adil dan tidak memberikan cobaan kepada hamba-Nya jika hamba-Nya tak mampu melewati cobaan ini," kata Amriana kepada Kompas.com.

Amriana mengaku perutnya saat ini sudah tak lagi besar.

Ia menganggap kondisi perutnya yang kadang membesar, dan kadang mengecil sebagai hal lumrah.

"Perut saya memang kadang membesar dan kadang mengecil, saya juga tidak tahu penyebabnya apa," kata Amriana.

Padahal ia mengaku ingin sekali menjadi seorang ibu.

"Padahal saya ingin sekali kembali menjadi seorang ibu yang bisa melahirkan anak tetapi segalanya kami serahkan kepada Allah," kata Amriana.

Baca juga: Ingat Wanita Ngaku Hamil saat Dipukul Satpol PP Gowa, Kini Dilaporkan ke Polisi Dugaan Hoaks

Dilaporkan BMI

Ketua BMI Zulkifli mengatakan pihaknya melaporkan Amriana dan Ivan karena kecewa atas pengakuan kehamilan yang diduga palsu.

"Kami merasa kecewa sebab korban ternyata tidak hamil padahal telah tersebar luas bahwa ia mengakui kehamilannya sudah 9 bulan dan setelah tes USG ternyata negatif," kata Zulkifli seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas.com.

Riyana dan Ivan dilaporkan oleh ormas Brigade Muslim Indonesia ( BMI ) Sulsel pada Kamis (22/7/2021).

"Benar," kata Kasubag Humas Polres Gowa AKP Mangatas Tambunan saat dikonfirmasi langsung oleh TribunnewsBogor.com.

AKP Mangatas Tambunan menerangkan, Riyana dan Ivan dilaporkan atas berita bohong soal pengakuan hamilnya.

"Berita bohong," kata AKP Mangatas Tambunan.

Saat membuat laporan polisi atas tindak pemukulan itu, kata AKP Mangatas Tambunan, Riyana juga tak menyertakan bukti kehamilannya.

"Polisi fokus pada pemeriksaan penganiayaan, belum ada (bukti kehamilan)," kata AKP Mangatas Tambunan.

Nama Amriana dan Ivan pertama kali dikenal publik setelah insiden pemukulan Sekretaris Satpol PP Gowa Mardani Hamdan.

Mardani Hamdan memukul Amriana dan Ivan di warkop miliknya, Desa Panciro, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Atas perbuatannya, Mardani Hamdan kini ditahan di Mapolres Gowa.

Ia juga sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Kasus ini kemudian berlanjut setelah sebuah ormas melaporkan Amriana dan Ivan atas tuduhan berita bohong soal status kehamilannya.

Ivan sendiri sempat memberi pengakuan bahwa istrinya hamil saat aksi pemukulan oleh Satpol PP Gowa.

"Pelan-pelan pak, orang lagi hamil pak, santai pak," kata Ivan, suami Riyana ke Satpol PP Gowa Mardani Hamdan.

Melansir Tribun Timur, Riyana justru mengurai cerita lain soal kehamilannya.

Riyana sempat histeris ketika menjalani perawatan di Rumah Sakit Thalia, Panciro.

Menurut Riyana, setelah dicek petugas medis di rumah sakit tersebut menyatakan dirinya tak hamil.

"Laki-laki dia cek perut saya. Baru dia bilang pantas dipukul Satpol PP karena begitu gayamu," kata Riyana menirukan ucapan petugas medis.

Petugas medis bermaksud melakukan USG, namun Riyana menolak.

Riyana mengaku sedang menjalani sebuah pengobatan.

"Saya kan dalam pengobatan. Bisa lihat FB saya dan bulan lalu perut saya memang berbeda dan saya memang tidak ke dokter," katanya.

Riyana menekankan meski tak ke dokter namun ia memiliki bukti bahwa sedang hamil.

Riyana mengklaim kehamilannya tersebut tak bisa dilihat oleh dokter.

"Kalau ke dokter memang tidak bisa, tidak nampak. Bisa buka FB saya tiap bulan perut saya bagaimana, kadang besar dan sebentar kempes," kata Riyana.

Riyana mengaku terkahir datang bulan tiga bulan lalu.

Ia mengaku mengetahui kehamilannya ini dari seorang tukang urut.

"Masalahnya ini pengobatan sendiri pak, memang tidak bisa dijangkau dengan pikiran logika. Iya tukang urut yang bilang saya hamil dan saya sendiri," katanya.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Dilaporkan Dugaan Kehamilan Palsu, Korban Pemukulan Satpol PP : Perut Saya Kadang Besar Kadang Kecil

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved